Akhirnya masa orientasi siswa di SMA 1 Bandung sudah berakhir kini Reina bisa bernapas lega karena satu minggu di ospek bukanlah waktu yang sebentar. Sebenarnya dia ingin saja masuk kelas IPA tapi Reina mengurungkan niatnya untuk bertemu kimia fisika karena mungkin ips lebih bisa dia pelajari dibanding ipa.
Sebenarnya ips bukan untuk anak anak yang bodoh hanya saja ips mungkin lebih mudah untuk orang orang macam Reina, daripada harus mengenal banyak rumus kimia atau fisika.
Sedihnya Rika masuk IPA karena dia memang menyukai rumus kimia. Tetapi Christy dan Jane masih menemani Reina di kelas ipa meskipun Jane harus menangis dahulu untuk masuk kelas ips karena memang niatnya ingin masuk kelas IPA.
Kelas 10 IPS2 itulah kelas Reina, Christy dan Jane. Reina masih menunggu 3 teman nya agar bisa bersama masuk kelas. Dia sangat senang hari ini karena dia bisa perpakaian layaknya anak SMA dengan kemeja putih pendek bertulis osis coklat disaku kanan kemeja dan memakai rok abu abu sekolahnya. Dia merasa dirinya sudah sangat dewasa dengan pakaian nya sekarang.
~
Dengan senyum sumringah Reina bersama 3 kawan nya berjalan menuju kelas mereka. Tidak lupa mereka berpamitan dengan Rika saat Rika pergi menuju kelasnya.
"Aku tidak sabar melihat wajah wajah baru di kelas baru kita"
"Bukanya kamu udah tau ya jan saat hari senin kemarin pak Dito wali kelas kita ngabsen anak anak satu persatu?"
"Yee absen doang ga kenalan kan rein?"
"Yaudahlah jan mungkin aja ada yg mau gaet temen aku yg super duper centil nya kelewatan prillinya aliando"
"Ih apaan sih christ biasa ajaa. Ehhh"
Seorang laki laki berhalis tebal dengan poni yang sedikit acak acakan , hensed yang menempel ditelinganya sampai bau parfum nya terasa sangat sejuk saat menabrak Jane. Laki laki itu menahan badan Jane lalu menyeimbangkan kembali badan Jane agar tidak jatuh.
"Maaf" ucapnya sebelum meninggalkan 3 sekawan yang sedari tadi mematung melihat ketampanan sosok pangeran yang entah terlihat seperti kesepian tapi tertutupi dengan sikap nya yang dingin. Terlihat dari raut wajahnya yang cuek bahkan tersenyum pun tidak saat saling berpandangan.
Saat itu pula jerit Jane keluar melihat kekaguman nya pada sosok laki laki maskulin seperti laki laki tadi.~
"Arman?" Ucap pak Dito mengabsen satu persatu nama nama dikelas 10 ips dan saat satu nama ini disebut tidak ada yang menjawab hadir. Mungkin pemilik nama ini tidak masuk mungkin sakit izin atauu.."Maaf saya telat"
Kalimat itu membuat Reina memandang sosok laki laki yang ada didepan pintu kelas. Dia berkeringat dan hanya satu yang bisa dia katakan dalam hati "seksi".
"Farya Dwi Putra?" Tanya pak Dito meyakin kan bahwa yang didepan nya adalah muridnya.
"Iya saya farya pak" ucap laki laki itu.
"Baik silakan duduk"
Saat laki laki itu berjalan mencari bangku yang kosong seperti seorang raja yang mencari seorang ratu untuk dijadikan permaisuri karena terlihat sangat gagah perkasa layaknya raja raja di negeri dongeng.
"Hey farya" seorang laki laki melambaikan tangan kearah farya. Farya menatap laki laki yang melambaikan tangan itu lalu menghampirinya dan duduk di samping nya.
"Hey far lama tidak jumpa rasanya kamu tambah gagah saja" laki laki itu tersenyum melihat teman nya yang menurutnya sudah berubah.
"Kau pun anton! Sudah besar masih cengengesan kaya bocah"
"Cengengesan asal jangan dingin aja lah"
"Serah kau"
Reina yang duduk dibelakang Farya menatap terus kelakuan Farya. "Dasar jutek apa bagusnya kelakuan seperti itu!"batin Reina.
~
"Lagi lagi cowo" ketus Rika saat sedang menyantap hidangan makan siang nya di kantin saat istirahat tiba.
"Kau tidak tau Rik dia tampan sangat"Jane tidak henti hentinya membicarakan Farya.
"Apa yang bagus dari dia? Dia jutek depan nya aja tampan dalem nya gaadaan"ucap reina ketus sembari meminum jus jeruknya.
"Dia cool rein" Jane menambahkan
"Kenapa kau lebih menyukai laki laki cool dibanding laki laki humoris?"tanya christy yang sedari tadi asik menyantap mie ayam nya.
"Dua duanya boleh juga"
"Terserah dehh.. oh iya aku mau pesen roti , ada yang mau nitip? Rein berdiri dari bangkunya dan menatap teman teman nya.
"Tidak rein" ucap Christy dan yang lain menggeleng.
"Oke" ucapnya dengan senyuman manjanya sebelum Reina meninggalkan meja teman teman nya.
Reina memilih roti kesukaan nya saat dia memilih roti strawberri kesukaan nya.
"Kenapa tidak coklat saja?"
"Aku tidak mau coklat, bisa buat gendut" balas reina tanpa tau siapa yang dia ajak bicara
"Oh iya? Kenapa tidak keju?"
"Benar keju makasih yaa..?" Seketika wajah Reina berubah kaget saat membalikan badan nya dan terlihat seorang laki laki gagah dengan topi merah yang dibalikan dan jaket levis berwarna telor asin, bahkan mata coklat nya dan halis hitam pekat dengan senyuman khas tampan nya.
"Hay rein" dia menyapa Rein dengan senyuman nya.
Reina masih mematung menatap laki laki yang berada dihadapan nya bahkan tidak mendengar si pemilik kantin memanggil namanya untuk membayar rotinya. Untung laki laki itu mengedipkan satu matanya memberi kode kalau dia butuh waktu bicara sebentar.
"Kenapa? Kau tidak kenal aku? Kita bahkan sekelas?"
Seketika raut wajahnya yang bahagia berubah, menjadi sedikit kecewa..

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Masa SMA
RomantizmDia bukan manusia planet bumi, bukan juga mahkluk hidup didunia tapi aneh nya ada yg berbeda dengan tatapan nya. Yaa tatapan yang tidak pernah aku lihat sebelum nya, ini tatapan manis dan baru dia yang memberikan tatapan ini. Dia bahkan sangat aneh...