Part 11

2.7K 166 0
                                    

Setelah pelajaran usai, kami berenam pun kembali ke kobong untuk mengambil gitar milik Gina. Selanjutnya kami pergi menuju rumah Gina. Kami akan bermain disana sampai jam makan siang dimulai. Dan sekarang, baru jam 11. Artinya kami ada waktu satu jam untuk bermain sebelum dzuhur tiba.

"Gina, coba dong kita nyanyi sama-sama. Lagu nya Maher Lain yang The Chosen One. Tau kan?" usul Lia.

"Oke, dari nada G ya.. (Gina mencoba suara nada G) siap?" kata Gina.

"Oke.. "

In a time of darkness and greed
It is your light that we need
You came to teach us how to live
Muhammad Ya Rasool Allah
You were so caring and kind
Your soul was full of light
You are the best of mankind
Muhammad Khairu khalqillaah..

Shallu 'ala rasulillah Habibil musthafa
Peace be upon the messenger, the chosen one...

Suara kami memang tak seindah penyanyi terkenal, tapi ini menyenangkan. Haha.. Alhamdulillah. Aku bahagia sekali hari ini.

***

"Eh bosen.. Main yuk keluar pondok. Ke sawah.. Atau kemana gitu. Oh ya, aku lupa. Aku mau minta tolong anterin ke toko kerudung. Boleh kan? Aku mau beli lebih banyak kerudung buat di rumah." kata Rayya.

Kami saling berpandangan. Dan ..

"Tentu boleh! Haha.." jawab kami semua.

Kami pun bergegas menuju pasar dan tentunya langsung pergi menuju toko kerudung. Tak hanya Rayya, yang lain pun akhirnya berniat membeli kerudung yang baru dan lebih banyak. Alhamdulillah, akhirnya sahabat-sahabatku ikut berhijrah juga. Memang, kami bukanlah seorang muslimah yang shalehah. Bahkan, masih sangat jauh untuk dikatakan shalehah. Tapi, kami akan berusaha untuk menjadi muslimah shalehah. Insyaa Allah..

~~~

"Ummi, Gina mau ke pasar ya. Anter Rayya beli kerudung. Nanti pulangnya pas waktu makan siang. Kita mau dzuhur di Mesjid Besar." Kata Gina meminta izin.

"Oh kalo gitu, tolong sekalian ambilin jilbab ummi ya. Mba Kintan juga udah tau kok. Bilang aja mau ambil jilbab Ummi. Ya? Nih uangnya. Hati-hati ya.. " kata Ummi sambil menyerahkan sejumlah uang pada Gina. Gina pun mengangguk. Dan kami berpamitan pada Ummi sambil mencium tangannya.

"Assalamualaikum.."

"Wa'alaikumussalam"

***

"Kamu milih yang mana Ray?" tanya Lia.

"Gatau, bingung. Aku suka yg biru tapi yang hijau juga aku suka." jawab Rayya. Tampaknya dia bingung.

"Ya udah, dua duanya aja.. Dapet diskon loh. Haha.. 20%. Lumayan kan.. " kata Lia.

"Wah? Emangnya diskon ya? Ya udah kalo diskon aku juga mau beli yg itu juga sama ini, dan yang warna item itu." jawab Rayya lagi. Tampaknya dia suka sekali dengan diskon. Haha... Kami pun tertawa kecil.

Setelah kami memilih mana yang pas, kami pun bergegas membayarnya.

"Semuanya 450 ribu. Bayarnya dipisah apa disatukan?" tanya seorang kasir.

"Udah mbakin, satuin aja. Oh ya Gina juga mau ambil jilbab pesenan Ummi." jawab Gina. Dalam hati kami sangat senang. Karena Gina telah berbaik hati membayarkan jilbab kami. Hehe.. astagfirullah. Tenang kok, bakalan diganti :v wkwk

"Oh iya, ini jilbab punya Ummi. Mba diskon 50% jadi semuanya 500 ribu" kata kasir yang bernama Mba Kintan itu.

"Oke mba, ini uangnya. Syukran" kata Gina , kami pun menganggukkan kepala kami sambil tersenyum.

***

Allahu Akbar Allahu Akbar..

Adzan dzuhur tlah berkumandang. Kami bergegas menuju Mesjid Besar yang berada tak jauh dari toko jilbab tadi.

Alhamdulillah kami sampai dengan selamat. Kami pun menyimpan terlebih dahulu tas kami di shaf shalat. Kemudian pergi mengambil wudhu.

***

Di jalan menuju tempat wudhu..

"Kerudung punya kamu bagus banget deh.." kata Tika kepada Rayya.

"Wah yang mana?" tanya Ray ya

"Yang item, aku suka banget. Tapi pas aku mau beli, ternyata stocknya abis hehe"

"Ya udah bawa aja buat kamu Tik, oke?" kata Rayya berbaik hati.

"Hah? Gausah .. Aku beli lagi aja nanti. Hehe"

"Oke, eh Liaa.. Itu kan Fadil? Kamu gak say hello gitu? Or say salam gitu?" kata Rayya sambil menunjuk seorang pria kepadaku. Dan ternyata benar, Fadil ada DISINI! Di mesjid ini! Kenapa bisa? Ya Allah.. Aku masih tak enak hati dengannya. Dan aku juga belum sempat membicarakan hal tentang putusnya hubungan ku dengan Fadil kepada sahabat-sahabatku. Mereka belum tahu.

Ketika aku melihatnya, Dia ternyata tahu bahwa aku tengah melihatnya. Aku tersenyum padanya. Dan dia membalas senyumanku seperti biasanya. Hanya saja, kami tak sedekat dulu. Sudah ku bilang, aku takkan mendekati laki laki yang bukan mahram. Termasuk Fadil. Walaupun dulu aku dan dia adalah sepasang kekasih tapi aku sekarang sadar, itu tidak diperbolehkan di agama. Dan mungkin Fadil juga mengerti dengan keputusanku. Insyaa Allah..

"Kamu senyum doang?" tanya Rayya

"Iya terus apa lagi?"

"Kalian kan pacaran?" kata Tika

"Enggak, kita sepakat akhirin hubungan kita baik-baik." jawabku. Aku tahu, pasti sahabat-sahabatku kaget.

"Hah? Kalian putus? Udah setahun loh" kata Tika dengan wajah penuh dengan penyesalan. Padahal kan aku yang putus :v wkwk

"Apa yang Lia lakukan itu benar." kata Gina. Sepertinya dia tahu keadaanku. Hebat banget, padahal aku belum cerita loh. Haha

"Iya sih Gin, tapi..sayang banget. Mereka pacaran selama satu tahun bisa bayangin gak sih? Susah banget move on nyaa" jawab Hani dengan wajah sedih. Aduh -_-

"Move on itu emang susah, tapi.. Ini lebih baik. Karena jika aku berjodoh dengan Fadil, pasti Allah memberikan jalan. Aamiin" jawabku. Mereka semua tersenyum simpul. Kami pun melanjutkan perjalanan kami untuk mengambil wudhu.

***

To be continue..

Vote and comment yaa.. Syukraan 😊

Hijab Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang