"Assalamualaikum .. Lia pulang." ucapku lemas. Hari ini sangat melelahkan.
"Wa'alaikumussalam ... Lia. Kamu kenapa nak?" tanya Mama.
"Enggak Ma, cuman capek aja. Oh ya Ma, gini, kata Rayya, kita berlima alhamdulillah lanjut ke babak selanjutnya. Kita lolos waktu kemarin. Tapi, kalau kita mau tampil lagi, aku harus buka lagi hijab. Karena persyaratannya udah gitu Ma, aku bingung aku harus gimana. Baru aja aku adaptasi sama hijab. Masa sekarang mau buka lagi. Tapi kalau Mama kasih izin sih, aku bakal buka lagi hijab ini sementara. Sampai lomba itu selesai. Menurut Mama, aku harus gimana?" jelasku panjang lebar pada Mama. Mama hanya tersenyum.
"Menurut Mama, kamu ikutin kata hati kamu. Karena cuman kamu yang tahu, apa yang terbaik buat kamu. Allah udah ngatur hidup Manusia. Manusia itu sendirilah yang tinggal mencari jalannya. Kamu ngerti kan maksud Mama?" jawab mama, singkat dan memberiku sedikit pencerahan.
"Iya Ma, Lia ngerti. Ma, bau apa ini? Kayak bau gosong Ma! Mama lagi masak?"
"Ya ampun!!! Iyah, mama lagi goreng tahu sama ikan. Ya Allah,Mama ke dapur dulu. Kamu cepet ganti baju, habis itu shalat dan makan." Mama lari tergopoh-gopoh ke arah dapur. Ya ampun, Mama juga bisa teledor ya. Haha..
***
Aku mulai menggoreskan tintaku di atas kertas biru nan wangiku ini. Diary..
Ya Allah, harus bagaimana aku sekarang? Apakah aku harus kembali membuka perisai ini? Perisaiku sebagai seorang muslimah. Apakah aku harus melalaikan lagi perintah-Mu? Aku sungguh bingung. Aku tak mau sahabat sahabatku kecewa. Tapi, aku juga tak ingin mengecewakan-Mu ya Rabb.. Bantulah aku mencari jawabannya. Aamiin
Aku menutup lembaran demi lembaran di dalamnya. Dan aku mulai menatap langit. Dengan penuh pertanyaan dalam benakku. Kemudian tertidur..
***
"Kamu harus selalu memakainya. Kalau tidak, kamu akan dalam bahaya."
"Baiklah nek, aku akan memakainya. Aku akan menjaga diriku baik-baik."
"Allah selalu menjagamu"
"Iya nek, aku sayang nenek"
Allahu Akbar! Allahu Akbar! Asyhadu anlaa ilaa ha illallaah..
Astaghfirullah.. Ternyata, itu... Mimpi! Allah telah memberiku petunjuk! Terimakasih ya Allah ..
Dan sekarang sudah Ashar. Alhamdulillah, Engkau bangunkan aku kembali ya Rabb..
***
Aku bangun dan segera beranjak dari kursi untuk menunaikan shalat ashar berjamaah bersama Mama dan Papa di mushala dalam rumahku.
***
Ya! Sekarang aku tahu, apa yang harus aku lakukan. Ini benar! Aku memang harus selalu menjaga auratku. Jadi, kuputuskan aku akan tetap berhijab. Aku tak peduli dengan sahabatku yang kecewa. Aku benar-benar tak peduli. Salah siapa yang tidak mau mendukungku dalam pilihanku yang baru, jalanku yang baru, dan pilihanku ini sudah benar! Apakah aku egois? Mungkin ya, tapi apakah aku harus membahagiakan mereka yang mengecewakanku? Dan membuat Allah kecewa? Apakah itu lebih jahat?
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijab Story
SpiritualRigelia, seorang perempuan tak berjilbab. Yang akhirnya mendapat hidayah. Perjuangannya dalam menjalani hidup baru dengan hijabnya, hubungannya dengan sahabat-sahabatnya yang tiba-tiba runtuh, hingga hubungannya dengan Fadil yang harus berhenti. Apa...