"Makasih ya Gina, makasiiiih banget. Buat hari ini, kamu udah banyak bantu aku. Nyadarin aku buat berhijab, itu hidayah buat aku. Alhamdulillah hati aku udah terbuka. Dan, makasih buat tutorial hijab yang bener. Dan makasih atas rekomendasi toko hijabnya. Kamu bener banget. Bagus bagus barangnya. Hehe.. Terus, makasih ya kamu udah jadi temen aku. Doain aku sukses jalanin hidup baru aku dengan hijab ini." ucapku
"Iya sama-samaaaa.. Aku juga yah, makasih udah mau mampir dulu ke rumah aku. Oh ya, kalo mau, kamu bisa kok dateng ke pesantrennya Abi. Buat cari ilmu agama. Oke? Nih nomer hp aku. Jadi kamu bisa telfon aku dulu." katanya sambil menyodorkan kartu nama miliknya.
"Iya, makasih ya Gin. Aku pulang dulu yah, udah siang nih. Sampein salam ya buat Ummi wa Abi kamu. Makasih.. Aku berangkat sekarang ya.. assalamualaikum"
"Iya walaikumussalam.. Hati hati Li!" katanya sambil melambaikan tangan.
***
Aku merasa hatiku mulai tenang. Alhamdulillah.. Syukran ya Rabb.. Terimakasih atas hidayah-Mu padaku, Lewat seorang muslimah nan shalehah..
Terimakasih atas petunjuk jalan-Mu
Kuatkan aku, istiqamahkan aku di jalan-Mu ya Rabb.. Aamiin..***
Aku pulang masih dengan pakaianku yang tadi. Hanya saja, sekarang aku menggunakan hijab. Alhamdulillah..
***
"Assalamualaikum ma, pa.. Lia pulang.." ucapku sambil membuka pintu. Terlihat mama dan papa sedang asyik menonton teve."Wa'alaikumussalam.. Lia? Ini Lia?" jawab mama tercengang. Haha..
"Iya ma, ini Lia. Hehe.. Cantik gak?"
"Subhanallah nak, kamu bahkan lebih cantik menggunakan hijab." sahut papa. Aku senang sekali..
"Hehe.. alhamdulillah ya sesuatu :v .. Oh ya ma, pa, Lia mau ngaku sesuatu.. Sebenernya tadi pagi.........."
***
Aku menceritakan semuanya. Dari mulai aku kabur, sampai aku tiba-tiba pulang dengan menggunakan hijab. Untungnya mama dan papa tidak marah. Hehe.. Alhamdulillah"Oh jadi begitu ceritanya? Alhamdulillah kalau begitu, Allah telah merencanakan sesuatu agar hidayah-Nya tersampaikan padamu nak. Mama dan papa bangga. Sekian lama Mama dan Papa nunggu kamu untuk berhijab, dan akhirnya sekarang Allah mengabulkannya. Alhamdulillah.. Mama seneng banget." ucap mama sambil memelukku. Papa pun tersenyum dan mengusap-usap kepalaku.
Esok harinya di sekolah
Aku datang kira-kira pukul 6.30 pagi. Alhamdulillah pagi ini, aku murid terpagi yang datang ke kelas. Hehe..
Aku mulai membayangkan bagaimana tanggapan Tika, Refi, Rayya dan Hani mengenai hijabku. Apakah mereka akan mendukungku? Sudah pasti mereka mendukungku, kan mereka sahabat emess ku. Wkwk :v
Kemudian Fadil? Ah ya, aku belum memperkenalkan dia. Dia adalah orang ketiga yang paling berarti di hidupku. Ya, boleh dibilang kami berpacaran. Hmm.. Tidak dosakah aku? Baiklah aku akan bertanya hal ini pada Gina nanti.
Semoga Fadil mau menerimaku sebagai wanita berhijab. Aamiin..
***
Dia datang.. Refi. Ya, salah satu anggota geng lima sekawanku. Ah senangnya.... Aku tak sabar mendengar tanggapan nya.***
"Lia? Kamu Lia?" tanya Refi padaku. Aku mendongak, kemudian mengangguk sambil tersenyum."Gimana menurut kamu? Aku bagus gak nih pakai jilbab?" tanyaku sambil memainkan hijabku.
"Gak, kamu ngapain coba pakai ginian? Nanti aja lah, kamu kan masih SMA Liaa.. Belum ibu-ibu. Kamu kelihatan tua tahu! Lepas ih, lagipula kan kita lolos ke babak selanjutnya."
"Apa? Apa yang lolos?"
"Kamu lupa? Kita model! Kalau kamu pakai hijab, jilbab, gimana bisa kita lanjut ke babak selanjutnya?" tanya Refi sambil mendengus kesal padaku. Aku merasa ditusuk. Sakit
"Apa gak bisa aku pakai jilbab aja? Gak papa kali.. Gak akan ngaruh." jawabku. Kemudian Refi menaikkan pundaknya sambil mendelikkan matanya. Aku hanya termenung memikirkan ucapan Refi. Tega-teganya ia berucap seperti itu. Ku kira dia akan mendukungku. Jahat!
Aku pergi keluar kelas menuju toilet. Aku tak kuat, ini terlalu sakit bagiku. Bagaimana bisa, seorang sahabat yang kupikir selalu mendukungku, ternyata malah mengecewakanku dengan jawabannya yang menyakitkan. Bayangkan! Sakit.. Dan aku menangis.. Astaghfirullah..
***
Aku kembali menuju kelas. Disana sudah ada mereka.. Ya, geng lima sekawanku. Semoga ada yang mau mendukungku. Aamiin..
~~~~
"Lia? Kamu pakai jilbab sekarang?" tanya Rayya, dia paling dekat denganku. Mungkin dia tak akan bersikap seperti Refi. Ya,semoga.
"Ya, gimana menurut kamu?" jawabku berusaha tetap tersenyum.
"Emmmm.. Bagus, cantik. Tapi, menurut aku juga, nanti lagi aja Li. Kan kita harus lanjut ke babak selanjutnya dulu di lomba model. Sedangkan persyaratannya tidak diperkenankan menggunakan hijab kecuali seluruh anggota kelompoknya memakai hijab. Aku sama yang lain kan gak pakai hijab. Oke? Buka aja dulu sementara ini. Cuman buat lomba aja. Kalau udah selesai lomba, boleh deh kamu pakai hijab lagi." jelas Rayya. Aku masih tak tahu apa yang harus kulakukan sekarang.
"Ya udah Ray, tapi aku izin dulu ya sama mama. Kalau boleh, aku ikut lagi model. Tapi kalau enggak, maaf banget. Aku gak bisa ikutan model." jawabku. Ray ya mengangguk, yang lainnya pun mengangguk.
***
To be continue...
Vote commentnya.. Terimakasih

KAMU SEDANG MEMBACA
Hijab Story
SpiritualRigelia, seorang perempuan tak berjilbab. Yang akhirnya mendapat hidayah. Perjuangannya dalam menjalani hidup baru dengan hijabnya, hubungannya dengan sahabat-sahabatnya yang tiba-tiba runtuh, hingga hubungannya dengan Fadil yang harus berhenti. Apa...