ANNYEONG HASEYO-,-
***MIAN OR TYPOS***
***HAPPY READING***
'Eunha' mungkin ini mimpi.
Jungkook kembali terkonsentrasi pada tidurnya.
"Hey... Selamat ulang tahun. Buka matamu kookie.
"Suara itu terdengar kembali di telinga jungkook.
Sungguh indah mimpi ini Tuhan, jika memang benar eunha datang kesini, malam ini hanya untuk mengucapkan selamat ulang tahun."jungkook." Suara itu terdengar lagi, dan kini jungkook merasakan ada yang menarik pipinya.
Jungkook terbangun, lampu kamarnya masih gelap, namun kini ia menyipitkan matanya, dahinya berkerut karena ada cahaya lilin di hadapannya yang sedikit menyilaukan pandangannya. Daaaan senyuman manis yang terlihat indah karena pancaran cahaya lilin-lilin kecil itu.
"Eunha." Jungkook terkaget, keberadaan yeoja itu kini membuat matanya terbelalak.
"Nee." Eunha tersenyum, dengan senyum manisnya.
"Kok kamu bisa masuk??
"Jungkook masih dalam keadaan setengah sadar mengucek pelan matanya."Tentu bisa. Tadi diberi tahu kata sandi apartemenmu oleh taehyung dan jimin."Eunha tersenyum penuh kemenangan.
"Selamat ulang tahun ya kookie, maaf ya yang tadi siang itu. Aku disuruh sama taehyung dan jimin untuk menolak kamu.
Sebenarnya aku gak tega, tapi mereka bilang buat surprise." Lanjut Eunha menjelaskan kejadian tadi siang, membuat jungkook tercengang bahagia."Jadi? Itu hanya pura-pura eoh?" Jungkook tersenyum antusias.
"Nee, waktu kamu nembak aku sebenarnya aku mau langsung menerimamu.
Tapi aku mau buat kejutan di hari ulang tahun kamu."Ucap Eunha menyejukkan hati jungkook.'CHUUU....'
Eunha mendaratkan bibirnya pada bibir jungkook, hingga membuat jungkook melayang seketika. Dan seketika itu pula ia melupakan penderitaan yang terjadi pada dirinya di hari ini.
'Ternyata Tuhan punya hal yang indah di balik semua ini.'jungkook masih tak percaya dengan keadaan ini.
"Make a wish. Terus tiup lilinnya. "Perintah Eunha dengan nada lembut.
Jungkook memejamkan matanya, membuat sebuah permohonan.'Tuhan, terimakasih atas kejutan indah ini. Maaf jika selama sehari ini aku tidak sempat untuk bersyukur, malah sibuk mengumpat nasibku sendiri.
Engkau Yang paling Baik, jika dia ini yeoja terbaikku izinkan dia untuk selalu ada di sampingku Tuhan. 'Jungkook membuka matanya, tersenyum menatap yeoja yang kini ada di hadapannya, dan meniup lilin-lilin itu hingga padam. Suasana menjadi gelap, tak ada lagi cahaya lilin kecil menerangi kamar ini. Hanya remang-remang cahaya malam yang hanya bisa menampakkan bayangan mereka. Eunha menyimpan cake yang ia topang tadi, menempelkan kedua tangannya di pipi jungkook. Memajukan wajahnya, sehingga tempelan tangannya sedikit menekan pipi jungkook."Awww." Ringis jungkook
Eunha seketika melepaskan tangannya dan menjauhkan wajahnya."Kau kenpa kookie?"eunha kaget, mengapa jungkook meringis seperti itu, padahal ia hanya menempelkan kedua tangannya pada pipi jungkook.
"Sssshhhh." Jungkook mendesis menahan sakit di pipinya.
"Ini karena tadi sore. Tadi sore aku Menunggu bis di halte. Terus..." jungkook menggantungkan ucapannya.
"Terus?" Tanya Eunha penasaran. Jungkook terdiam, mematung tak bergeming, tiba-tiba tangannya berkeringat, keningnya pun mulai basah, tengkuknya ia rasakan sangat panas. Ia mengingat sesuatu. Sesuatu yang tadi sempat ia lupakan karena terlalu bahagia dengan kedatangan Eunha. Tiba-tiba jungkook menarik lengan Eunha untuk beranjak berdiri, berniat mengajak Eunha keluar dari kamarnya. Namun tiba-tiba...
'TREK'
Lampu kamar menyala.
Jungkook terlambat. Eunha kini melihat yeoja itu tengah berdiri dengan tangan kanan yang masih menempel di saklar. Yeoja. itu kaget, dilihatnya dua manusia di hadapannya. Siapa mereka?'PLAK' Tiba-tiba eunha menampar jungkook. Lalu berlari keluar kamar jungkook.
"Apalagi ini?" Dengan geram jungkook melangkah keluar mencoba menahan kepergian Eunha dan menjelaskan semuanya.
"Eunha. Dengarkan aku dulu." Kini jungkook sudah dapat meraih lengan Eunha.
"Yeoja itu, tadi dia pingsan di halte. Aku hanya menolongnya saja. Aku mau mengantar dia ke rumahnya, tapi aku sama sekali tidak menemukan identitas apapun di tasnya." Jungkook mencoba menjelaskan semuanya, sebisa mungkin ia membuat Eunha untuk tidak marah lagi.
"Apa Harus kau yang menolongnya? Tidak ada orang lain di sana selain kau?!" Eunha tetap marah, masih tak masuk akal alasan jungkook barusan.
"Ya ada. Tapi tadi itu... Asshhh.. kau tak akan mengertinya. Tadi itu..." Ia bingung menjelaskan ketika semua orang menatapnya secara tiba-tiba, mengenggap bahwa jungkook adalah orang yang dikenal yeoja itu.
"Iya! Memang aku tak akan mengertinya! Aku gak ngerti kenapa aku bisa terima kamu!"Eunha menepis kencang tangan jungkook yang mencengkram pergelangan tangannya.
"Eunha!" Jungkook menarik kembali lengan Eunha.
"Tadinya aku mencoba untuk sayang sama kamu, karena aku gak tega terus-terusan nolak kamu!"Eunha benar-benar membuat jungkok mematung dengan perkataannya kini.
"Anggap aku gak pernah ngomong apa-apa sama kamu! Dan kita GAKADA HUBUNGAN APA-APA!!!"Eunha mengucapkan perkataannya dengan penuh penekanan membuat jungkook semakin terdiam,sakit? Pasti. Itu yang jungkook rasakan kini. Eunha berlari, meninggalkan jungkook yang masih terdiam. Seketika Eunha menghilang, menenggelamkan tubuhnya ke dalam sebuah taksi yang melintas di depannya. Jungkook berjalan lunglai, memutar tubuhnya untuk kembali ke kamar.
TEBECE^_^
LANJUT?VOMENNT!
ANNYEONG