Pada zaman dahulu kala, di pegunungan hiduplah seekor naga bernama Alexei. Seperti naga pada umumnya, dia memiliki tubuh besar, sayap kuat, dan sisik berkilauan. Kalau dia mengaum, tanah bergetar. Kalau dia mengamuk, orang-orang menggigil ketakutan. Tapi itu tidak akan terjadi karena Alexei naga yang baik. Dia tidak mengaum dan tidak mengamuk, namun orang-orang tetap tidak suka berdekatan dengannya. Sebagian karena takut pada naga, sebagian lagi karena tidak tahan pada bau mulut Alexei yang sangat parah.
Ya, benar! Jika naga-naga lain menyemburkan api begitu membuka moncong, Alexei malah menyemburkan bau yang luar biasa busuk. Manusia dan hewan yang menciumnya dari jarak dekat akan jatuh pingsan selama dua hari. Tumbuhan akan layu, seperti musim kemarau datang lebih dini. Karena itulah Alexei merasa sangat, sangat kesepian. Sehari-hari dia hanya duduk di dalam guanya yang menyeramkan, membaca buku-buku yang dikumpulkannya dari perpustakaan-perpustakaan yang terbengkalai. Hanya sesekali saja dia keluar gua untuk menghirup udara segar.
Tidak jauh dari tempat tinggal Alexei, hiduplah seorang gadis bernama Archel. Archel sangat terkenal di negeri itu karena dia sangat cantik dan ramah. Archel menjual parfum terbaik di negeri itu, yang terbuat dari embun dan madu Bunga-Bunga Bicara. Setiap beberapa hari sekali, Archel pergi ke Padang Bunga Bicara dan mendengarkan curhatan bunga-bunga cerewet itu dengan sabar. Sebagai imbalannya, mereka mengizinkan Archel mengumpulkan embun dan madu di sana.
Suatu ketika, Alexei melintas di dekat padang itu Tanpa sengaja dia mendengar percakapan Archel dan Bunga-Bunga Bicara. Para bunga mengeluh tentang kawanan belalang yang menyerbu Padang Bunga Bicara dan memakani daun-daun seenaknya. Para Bunga Bicara meminta Archel membantu mereka mengusir kawanan belalang. Archel berjanji akan mencari akal untuk membantu mereka, lalu dia pergi.
Alexei yang sudah lama sekali tidak mendengar pembicaraan terpesona mendengar kecerewetan Bunga-Bunga Bicara. Dia menunggu sampai Archel pergi jauh karena dia tidak ingin menakuti gadis itu, baru dia keluar dari persembunyiannya. Para Bunga Bicara histeris karena mereka mengira Alexei akan mengganggu mereka. Mereka berteriak meminta tolong, tapi Archel sudah terlalu jauh untuk mendengar mereka.
Ternyata Alexei tidak memporak-porandakan Padang Bunga Berbicara. Naga itu malah duduk dengan tenang sambil menghayati teriakan bunga-bunga cerewet itu, seakan-akan itu musik terindah dalam hidupnya. Lama-lama, para Bunga Bicara memercayai naga yang tenang itu. Mereka pun mulai curhat panjang lebar pada Alexei seperti yang mereka lakukan pada Archel. Mereka bahkan lebih cerewet lagi karena si naga tidak mengeluarkan sepatah kata pun untuk menyela mereka.
Lama kemudian, para Bunga Bicara merasa malu. Mereka bicara terus, tapi si naga belum berkata sekali pun. Mereka pun berbasa-basi, "Lalu bagaimana dengan kisah hidupmu, Naga yang baik?"
Alexei sangat terharu karena dipanggil "Naga yang baik." Dia biasanya dipanggil "Naga bau" atau "Naga busuk". Saking terharunya, dia lupa akan bau mulutnya dan membuka mulut untuk mengucapkan terima kasih.
Udara berbau busuk menghembus Padang Bunga Bicara. Para Bunga Bicara adalah makhluk ajaib, jadi mereka cuma sedikit pusing menghirupnya. Tetapi para belalang langsung terhuyung-huyung kabur dari sana, banyak di antara mereka yang begitu lemas sampai mereka pingsan di tengah jalan.
Alexei mengatupkan moncongnya dengan malu. Sebelum para Bunga Bicara pulih dari pusing, dia sudah melesat pergi.
"Wah, apa itu? Bau sekali!" salah satu Bunga Bicara berteriak. "Tapi yang penting bau itu telah mengusir hama belalang dari sini!"
Para Bunga Bicara menoleh untuk berterima kasih pada penyelamat mereka, tetapi naga itu sudah menghilang.
Beberapa hari kemudian, Archel datang lagi sambil membawa orang-orangan sawah. Dia melihat para petani menggunakan orang-orangan sawah untuk mengusir burung-burung yang mau memakan padi mereka. Dia ingin tahu apakah cara ini juga berhasil untuk mengusir belalang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Novel yang Belum Selesai
Teen Fiction"Namaku Gaizka dan aku adalah tokoh sebuah novel yang belum selesai." Semua yang tercipta di dunia ini pasti memiliki tujuan. Lalu apa tujuan hidupmu jika kamu adalah seorang tokoh fiksi yang terperangkap dalam kepala penulis amatir yang terlalu ser...