Saat itu memang masih jam pelajaran, dan Bianca izin kepada Mrs. Laura guru bahasa Inggris untuk pergi ke toilet. Padahal sebenarnya dia ingin mencari Calum yang tak mengikuti pelajaran dan entah pergi kemana.
Akhirnya, Bianca menemukan Calum yang sedang duduk di depan ruang musik. Dia hanya melamun dengan pandangan matanya yang mengarah ke aula yang pintunya terbuka sepenuhnya. Ada Maddie di sana. Entah keberanian dari mana yang membuat Bianca melangkahkan kakinya mendekati Calum. Pada saat itu, Calum tiba-tiba menengok ke arahnya dan sontak membuat mata mereka bertemu untuk kesekian kalinya. Jantung Bianca berdegup kencang yang justru memburatkan senyuman di wajahnya.
"Kenapa gak masuk kelas?" kini Bianca mampu mengeluarkan suaranya.
"Males, lo sendiri ngapain di sini?" Calum menggoyangkan kakinya, tatapannya sudah kembali ke objek yang dia amati sedari tadi.
"Uh.. gue tadi abis dari toilet, terus ngeliat lo di sini deh." Calum hanya mengangguk tanpa menoleh.
"Lo tau..?" Calum buka suara, masih tanpa menoleh, "Cara balikan sama mantan?" suara itu terdengar begitu lirih seolah menyimpan serpihan harapan yang tenggelam jauh di dasar samudra yang dalam :v
Tapi berbeda dengan Bianca, dia merasa seperti ada sebuah petir yang menyambarnya. Mata Bianca memandang Calum yang masih saja mengamati Maddie.
"Enggak.. tau,""Kalau cara lupain mantan?" meskipun pertanyaan itu membuat secercah harapan dalam diri Bianca, dia segera menepis perasaan itu.
Sebaiknya dia tidak terlalu berharap banyak.
Bianca berusaha menarik kedua sudut bibirnya ketika Calum menoleh ke arahnya.
"Kalau itu.. bisa dibilang tau." ucap Bianca setelah beberapa detik mencoba berpikir meski tak menemukan apapun di otaknya yang sedang kosong.
"Oh ya? Gimana?" jawab Calum dengan mengubah posisi duduknya hingga berhadapan dengan Bianca. Meski kelihatannya tertarik, akan tetapi sorotan matanya tampak tak percaya pada dirinya sendiri.
"Asal lo mau buka diri sama orang lain, pasti lo bisa nemuin cewek baru." sahut Bianca dengan suara yang lebih terdengar seperti ibu yang sedang menasihati anaknya. "Katanya sih patah hati itu bisa disembuhin dengan cara nemuin penggantinya."
Calum tersenyum sinis. "Gue gak ahli dalam hal interaksi sama orang baru."
Bianca segera menggeleng. "Kalau lo mau, gue bisa kok ngenalin lo sama temen gue."
Sial.
Entah dari mana ide buruk itu berasal. Bianca hanya asal ucap. Calum pun urung tak menjawab. Dia hanya kembali membuang pandangannya ke arah Maddie yang kini sudah beralih menuju ke ruang ganti. Namun dari kedua mata itu, Bianca sangat tahu kalau Calum belum siap menerima orang lain.
▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪
"Jadi udah fix nih ya, Bi?" tanya Joey, ketua majalah sekolah. Sekali lagi ia meminta perhatian anggota lainnya yang hanya hadir 9 orang agar rapat sore itu segera selesai.
Kebetulan Bianca merupakan senior di ekstakulikuler fotografi di sekolahnya."Untuk event musik sekolah ini. 5sos Bianca yang liput ya. Jangan sampai datang telat. Besok mereka tampil jam 1 siang. Persiapkan semuanya dari sekarang!"
"Of course." sahut Bianca.
▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪
Waktu menunjukkan pukul 10 pagi, tapi aula sekolah sudah ramai dipadati oleh siswa-siswi. Dengan settingan yang sederhana dan lebih banyak di dominasi warna hitam putih itu justru membuat suasana di sini menjadi lebih cozy.
Waktu pun tak terasa berlalu cepat, kini lah saat yang ditunggu-tunggu. Para personil 5sos mulai menaiki stage. Mereka semua berpenampilan ala-ala punk rock yang memberikan kesan super cool bagi para penggemarnya yang sudah memadati aula dan meneriaki nama mereka.
Bianca segera mengarahkan lensa kameranya ke panggung.
Klik.
Foto pertama diambil saat mereka-- 5sos mulai memainkan lagu Teenage Dirtbag dari Wheatus.
"Cause i'm just a teenage dirtbag baby"
Tepat saat Calum menyanyikan part lirik tersebut, mata mereka lagi-lagi bertemu. Bianca tidak mau kehilangan moment. Kini foto Calum sedang menatapnya sudah berhasil ia abadikan. Jantungnya berdegup kencang, ia sangat tak menyangka kalau Calum melihatnya dan tersenyum. Bianca menoleh ke belakang, takut-takut kalau ia hanya kepedean. Tapi, dewi fortuna sedang berpihak padanya. Karena tak ada siapapun yang berdiri di belakangnya.
.
.
.Yuhuu apdet lagi nih. Masi ada yg nungguin ff ini ga si;(( huww
Outfit di mulmedVote&comment jangan lupa say mwahhh
KAMU SEDANG MEMBACA
Photograph ▪ cth [Completed]
Fiksi PenggemarI came. I saw. I captured. [Written in bahasa] ©artefak , 2016