14

5.4K 522 20
                                    

Author's pov

" (nam...) " panggil Iqbaal, (Namakamu) hanya berdehem karena tengah fokus mebaca novel kesukaannya

Sedangkan yang memanggil tadi mendengus kesal, "bisa ga sih berhenti mandangin novel? Gantengan juga muka gue" iqbaal berucap dengan nada ke Pede-an nya

" ini hobby, baal" jawab (Namakamu) cuek, sedangkan Iqbaal memasang wajah masam

(Namakamu) tertawa, " Hahah, sorry" ucap (Namakamu). "ya sih, lo ganteng" lanjut (Namakamu) jujur. "Tapi kalo soal menarik, lebih menarik novel gue" setelah mengatakan itu (Namakamu) mengulurkan lidahnya

Iqbaal mendekatkan diri kearah (Namakamu), mencoba untuk ikut membaca novel tersebut, namun Iqbaal lama kelamaan merasa bosan

"Apa yang menarik? Ga ada yang menarik, aneh lo"

(Namakamu) mendengus kesal, menurutnya novel berjudul "R" ini sangatlah menarik, dari judulnya saja sudah bisa membuat (Namakamu) penasaran setengah mati

Ah! Satu lagi, novel ini ia dapat saat ia tengah berjalan bersama iqbaal di gramedia. Dan, Iqbaal yang membelikannya. Seperti nya Iqbaal sudah mulai bisa untuk membuka hati pada (Namakamu)

"Baal, udah habis starbucknya? Kita udah 2 jam loh disini," ucap (Namakamu) pelan, namun masih fokus pada novelnya

Iqbaal tertegun dan segera menoleh kearah jam yang ada di tempat ini

" oh ia gue lupa! Yaudah, yuk pulang "iqbaal segera mengambil ponselnya dan berdiri, diikuti (Namakamu)

"Kok bisa lupa sih? Emang lo mikirin apa coba? Kalo ga salah dari tadi lo ganggu gue " (namakamu) terkekeh kecil saat menuturkan itu

"Biasalah, jomblo kan emang gitu" jawab iqbaal polos

****

"Te, jangan lupain gue ya! Hati hati juga, gue sayang looo! lo sahabat sekaligus abang jadi-jadian gue yang paling gue cinta! Muah! Byee"

Teo tersenyum manis saat mendengar VN dari (Namakamu) lagi . Ya, teo sudah berkali kali mendengar itu

Teo memejamkan matanya dan mulai pergi ke alam mimpi. Kini dia tengah berada di pesawat yang menuju London

Disanalah teo akan tinggal.

Mungkin ini saatnya gue buat belajar, belajar buat ngilangin rasa cinta dan rasa sayang gue yang udah tumbuh, meskipun gue Tau itu sulit, (Namakamu)

*****

" baal, lucu gak? "

" apanya yang lucu? "

Kali ini Iqbaal yang cuek. Iqbaal sibuk memainkan ponselnya, membiarkan (Namakamu) yang merasa sangat kesal padanya

" kalo orang ngomong, didengerin kenapa sih? Susah banget kayanya "

" ini hobby, (nam...) "

Mendengar perkataan itu, (Namakamu) merasa benar benar kesal. Itu adalah ucapan yang sering ia lontarkan pada Iqbaal jika ia tidak meladeni Iqbaal berbicara

"Yaudah serah lo, pokoknya kalo gue tanya apa yang Gue omongin ke lo, lo harus tau!"

(Namakamu) mengancam, Iqbaal berdehem, itu saja.

" gue ga nyangka aja, dulu lo sering banget nge bully gue, ngehina gue juga, trus lo kaya ga pernah peka sama gue, padahal gue udah berkali kali ngasi kode" jelas (Namakamu) panjang lebar lalu tersenyum menunduk

"Trus knapa?"

Drrrt. Senyum (Namakamu) meluntur seketika, (Namakamu) tidak ingin marah karena ia tau itu tidak ada gunanya

" trus sekarang, lo mau ngeliat kebelakang, lo mau belajar buat buka hati lo untuk gue, dan sekarang kita udah deket banget, bahkan orang orang ngira kita couple "

" gue seneng banget deh! Sebenernya gue pengen kita lebih dari temen baal, jadi, kapan lo mau jujur ke gue? "

" HAHAH! "

(Namakamu) terkejut saat tiba tiba Iqbaal tertawa terbahak-bahak. Apa yang lucu? Apa iqbaal hanya menganggap ucapannya yang terakhir tadi lelucon, atau Iqbaal tidak memiliki perasaan sedikitpun pada (Namakamu)

" baal, lo dengerin gue ngomong ga sih? "

" denger kok, denger "

" sekarang gue tanya, tadi gue cerita apa aja? "

" tentang kita, dulu gue jahat banget sama lo" jawab iqbaal.singkat. (Namakamu) mengendapkan mata nya,menunggu lanjutan dari Iqbaal

Namun Iqbaal diam.

" tuh kan! Lo ga dengerin gue ngomong! " sungguh, (Namakamu) merasa benar benar sakit hati

Iqbaal tiba tiba mematikan ponselnya dan menatap (namakamu)

Yang ditatap ingin memalingkan wajah namun terasa kaku, mata iqbaal terlalu nyaman untuk ditinggalkan

" jadi lo udah siap buat jadi pacar gue? "

Gue udah siap dari dulu baal, lo nya aja yang ga pernah peka

" Hahah, kenapa jadi serius gini sih? Gue becanda kali" (Namakamu) berharap perkataan itu tidak pernah keluar, ia mengakatakan itu dengan maksud ingin mengetes Iqbaal

Apa Iqbaal akan memohon padanya atau mungkin langsung menembaknya?

Namun Iqbaal tertawa kecil, "Yaudah. Kita temenan aja sampe mati" jawab iqbaal enteng dan kembali memainkan ponselnya

(Namakamu) ingin sekali menarik ucapannya dan mengatakan pada Iqbaal bahwa ia ingin menjadi pacar Iqbaal

Namun ia terlalu malu untuk mengatakan itu, ia hanya bisa melipat kan tangannya diatas meja cafe itu dan membenamkan wajahnya diantara kedua tangan itu dalam kata lain tidur

Iqbaal tidak ingin melewati kesempatan itu, ia segera memotret (Namakamu) yang tengah tertidur, meskipun wajahnya tidak keliatan

" lo mau gak jadi pacar gue? " iqbaal bertanya dengan pelan lalu dengan berani mengecup sekilas pipi (Namakamu)

**********

Hoiii

Cie Cie cieeeee
Gue iri nih sama si (namakamu), beruntung banget :(

Vote ya, tinggal satu part lagi nih, Trus sama prolog dan epilognya, dan kalo gue ada waktu, gue bikin bonus part

Love yaa
-Manda yang lagi berbunga bunga

Amour / I.dTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang