(7)

1.4K 55 0
                                    

Kamu adalah bukti dari cantiknya paras dan hati
Kau jadi harmoni saat ku bernyanyi
Tentang terang dan gelapnya hidup ini

Virgoun - Bukti (1)

===

Ka Tara kenapa ya? Kok keliatannya ada yang dipikirin gitu? Zira membatin.

Tatapan Tara lesu pada piring berwarna putih itu. Daging steak nya pun dipotong sedemikian kecil tidak seperti biasanya. Hampir saja tangannya menyenggol minuman milik Zira kalau Zira tidak dengan sigap langsung menahan tubuh gelas tersebut.

"Ka Tara?" Bisik Zira saat melihat Tara yang masih menatap makanannya lekat-lekat.

Tara hanya menoleh tanpa suara. Mengisyaratkan Zira agar melanjutkan kalimatnya.

"Kakak kenapa?" Tanyanya lagi.

"Nggak papa kok" jawab Tara pelan.

"Ayolah ka. Aku tau kok kakak kayaknya punya masalah gitu" bujuk Zira yang mengetahui raut wajah kakaknya itu tak seperti biasanya yang bahagia ketika jalan-jalan ke Mall.

"Ntar lah. Dirumah gue cerita in"

Zira menanggapinya dengan anggukan.

Tepat pukul 21.00 mereka sampai dikediaman. Yara dan Dira yang sudah mulai mengantuk menyisihkan diri untuk pergi ke kamar. Sementara Tara dan Zira merebahkan diri disofa ruang keluarga.

"Ka, kenapa sih?" Zira tak bisa menutup ke-kepo-an nya.

"Jadi gini.. gimana ya ngomongnya" Tara menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Emm.. tadi gue kan sama Dira ke toko buku. Trus temennya Dira datang nyapa. Dira nanya sama siapa dia ke toko buku trus dijawabnya sama kakaknya. Dia nunjuk kakaknya yang laki-laki dan kakaknya itu bareng cewek nya. Dan entah kenapa kok.. kok gue ngerasa aja kalau kakaknya temennya Dira itu Kevin, yang nembak gue semalem. Gue juga nggak tau kenapa tiba-tiba perasaan gue kayak gini. Kakaknya itu mesra banget lagi sama pacarnya" cerita Tara panjang lebar.

"Masa sih kak? Kakak yakin itu ka Kevin, yang nembak kakak semalem?" Tanya Zira masih tidak yakin dengan yang dikatakan Tara barusan.

"Yaa.. nggak yakin-yakin juga sih. Tapi dilihat dari gayanya, tingginya, itu tu mirip banget sama Kevin" Tara menghembuskan nafas.

"Tapi, lo udah nerima dia semalem?"

"Belum. Gue masih belum yakin"

"Kenapa nggak lo coba terima aja dulu? Kalo dia bukan kayak apa yang lo pikirin, dia pasti tulus cinta sama lo. Apalagi dia sampe berani gitu nyatain perasaannya langsung ke lo walaupun kalian baru aja ketemu?" Gadis berambut buntut kuda itu meyakinkan Tara.

"Iya sih. Yaudah nanti gue coba bilang ke dia"

"Loh kok masih disini? Belum tidur? Besok sekolah loh. Cepat gih tidur" ayah datang dan menyuruh kedua putrinya untuk meninggalkan ruangan.

"Iya yah" jawab Zira dan Tara bersamaan sambil beranjak untuk naik ke atas.

===

Matahari telah mencapai posisi tertingginya. Awan-awan berwarna putih bergumpal-bergumpal dilangit. Sinarnya yang menyengat tubuh dimanfaatkan tumbuhan untuk berfotosintesis. Angin yang berlalu hanya bisa sedikit menggoyangkan daun-daun dipepohonan.

Setelah melakukan pemanasan, barisan yang semula terlihat lebar sekarang kembali seperti semula.

"Anak-anak sekarang kalian keliling lapangan dua kali" perintah pak Jaya.

The Power Of Girls [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang