(29)

918 41 0
                                    

Mobil berwarna hitam milik Danny baru saja meninggalkan parkiran kampus semenit yang lalu. Kini Danny duduk berseblahan dengan Tara.

"Loh kok nggak belok?" tanya Tara saat dirasa Danny mengemudikan mobilnya membelok dari jalan menuju rumahnya untuk mengantarnya pulang.

Danny tersenyum tipis. "Gue mau ngajak lo ke rumah. Ngenalin lo sama bokap nyokap gue" jawab Danny.

Tara tersentak kaget. Ia terus memandangi Danny tanpa berkedip. "Maksud lo?" tanya Tara lagi tidak percaya.

"Iya. Gue mau ngenalin pacar baru gue ke nyokap sama bokap gue"

Tara masih terpaku ditempatnya. Melihat hal itu Danny kembali berucap.

"Tenang aja gue udah bilang kok kalau gue mau ngajak lo ke rumah. Bahkan mereka mau ngajak lo makan bareng dirumah" lanjut Danny berusaha menenangkan dan memberitahukan kepada Tara maksudnya kali ini.

Tara akhirnya mengerti. "Tapi, bukannya lo mau dijodohin ya?"

Danny terdiam sebentar sebelum menjawab. Pandangannya fokus untuk menyetir. "Dulu gue emang sering dijodohin sama anaknya teman bokap gue. Tapi gue tetap bersikukuh buat nggak langsung nerima permintaan mereka. Bukan karna penampilan atau sikapnya yang buat gue nggak bersedia, tapi gue emang nggak suka dijodoh-jodohin dan karna gue nggak punya perasaan sama dia. Akhirnya bokap nyokap gue bisa ngerti dan perjodohan itu dibatalkan. Mereka nyerahin semua itu ketangan gue dengan syarat saat gue nyelesain kuliah nanti gue sudah harus dapat pasangan. Akhirnya gue ketemu lo, orang yang selama ini gue cari. Makasih lo udah bantu gue" Danny mengalihkan pandangannya saat kata terakhir yang diucapkannya, membuat matanya bertemu dengan mata hitam milik Tara.

Tara tersenyum mendengar setiap kata yang diucapkan Danny. Tertarik pada cerita kehidupan Danny. "Sama-sama. Lo juga udah banyak bantu gue. Kalo nggak ada lo, mungkin gue akan sangat terpuruk sekarang"

Danny hanya menanggapinya dengan senyum mengiyakan.

"Tapi kok bisa kebetulan ya? Gue yang habis putus dari Exel ternyata bisa ketemu lo yang bisa nenangin gue. Dan lo akhirnya bisa nepatin janji lo lebih lama sebelum waktu yang telah ditentukan. Cinta emang datang secara tiba-tiba"

===

Danny memasukkan mobilnya ke pekarangan rumahnya. Ia turun dari mobil diikuti Tara. Mereka berjalan bersama masuk kedalam rumah.

"Hai udah pulang ternyata anak mamah" Vivi, ibunda Danny menghampiri anaknya itu diruang tengah. Danny langsung bersaliman dengan Vivi, begitu juga dengan Tara.

Meskipun sudah berumur empat puluhan ke atas, Tara tidak melihat kerutan yang biasanya menghiasi wajah orang tua pada umumnya. Meskipun ada, tetapi aura kebahagiaan yang terpancar diwajah Vivi bisa menutupi semua kekurangannya.

"Eh ini yang namanya Tara ya?" tanya Vivi kemudian.

Tara tersenyum. "Iya tente"

Vivi membalas senyuman Tara. "Yaudah kalo gitu kamu ajak dulu Tara ke meja makan. Mamah mau nyiapin makanan sama manggil papah" ucap Vivi kearah Danny.

Danny mengangguk paham.

"Tara, tente tinggal dulu ya" pamit Vivi sambil menepuk pelan lengan atas Tara.

"Iya tante" jawab Tara.

Danny kemudian membawa Tara ke meja makan. Mereka duduk berseblahan sementara yang akan mengisi kedua kursi didepan mereka adalah kedua orang tua Danny.

"Kalian udah lama pacarannya?"  tanya Vivi disela-sela makan siangnya.

Danny dan Tara saling menatap sebentar sebelum salah satu dari mereka berucap. "Baru sebulan kok tante" jawab Tara.

The Power Of Girls [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang