(20)

946 40 0
                                    

Zira sedang duduk didepan meja belajar dan berkutat dengan buku-bukunya. Karena sebentar lagi ulangan semester, guru-guru sibuk memberikan tugas-tugas berupa soal-soal yang harus dikerjakan sebagai latihan awal untuk mengerjakan soal ulangan semester nanti.

"Akhirnya selesai juga" gumam Zira sambil merentangkan kedua tangannya lebar-lebar. Ia merenggangkan badannya ke kanan dan ke kiri. Selagi merapikan buku-bukunya, Zira teringat kejadian dihalte semalam yang belum sempat dibicarakan dengan kakaknya. Buru-buru ia melangkah keluar dari kamarnya dan berniat menemui Tara dikamarnya. Hanya perlu berjalan beberapa langkah saja ia sudah sampai didepan pintu kamar Tara karena kamarnya dengan kamar Tara hanya berseblahan saja.

Tok tok tok

Zira mengetuk pintu kamar Tara pelan. Mendengar tak ada respon dari dalam, ia menempelkan telinganya ke pintu berharap bisa mendengar situasi didalam kamar Tara. 1 detik, 2 detik, 3 detik, 4 detik, 5 det..

"Apa" Tara membuka pintu dengan cepat yang membuat Zira hampir terjatuh jika ia tidak memiliki keseimbangan. Setelah bisa berdiri dengan tegak, Zira mendengus. Ia melihat Tara yang melihatnya dengan tatapan malas. Sesaat kemudian ia membalikkan badan Tara, menutup pintu dan mendorong Tara berjalan sampai ke pinggir kasur.

"Apaan sih" kata Tara setelah ia duduk dipinggir kasurnya. Zira memandangi kakaknya itu. "Oke gue nggak punya banyak waktu. Lo liat tugas gue masih numpuk dan gue mau ngerjain itu sekarang" lanjut Tara dengan cepat sambil mengarahkan dagunya ke laptop di meja belajar karna melihat ekspresi Zira yang hanya membuang-buang waktunya saja.

"Iya iya. Nah jadi gimana?" Zira bertanya yang membuat Tara semakin bingung.

"Gimana apanya? Lo dari tadi nggak ada ngomong apa-apa Zira. Malah nanya" ucap Tara agak jengkel. Zira memutar kedua bola matanya karna Tara tidak mengetahui maksudnya.
"Itu loh soal kejadian gue yang dihalte. Yang kata gue orang mabuk itu namanya Kevin" kata Zira gemas. Perlahan kerutan didahi Tara memudar. Ia kini mengerti maksud kedatangan Zira. Mengingat orang mabuk yang dikatakan Zira dihalte itu namanya Kevin, ia juga teringat pada perkataan Danny yang mengatakan bahwa ia harus menjauhi Kevin karna Kevin pernah mabuk-mabukan dan tidak baik untuknya.

"Kaa..ka Tara.." Zira melambaikan tangannya didepan wajah Tara. Sontak, Tara langsung mengedipkan matanya. "Em..Zir kemaren," Tara tampak menggantungkan kalimatnya. Zira menatap Tara meminta agar Tara melanjutkan kata-katanya. Tara meneguk ludahnya sebentar. "Kemaren ada temen gue bilang kalau Kevin itu habis mabuk dan dia hampir aja ngegodain cewek gitu" ucap Tara melanjutkan dengan hati-hati.

"Hah?!?" Tanya Zira tidak percaya. Ia kaget mendengarnya. Bisa-bisa nya ceritanya sama dengan cerita Tara. "Kakak beneran kan? Kakak nggak lagi becanda kan?" Tanya Zira masih tidak percaya.

Tara mendenguskan napasnya dengan berat. Ia juga tidak percaya dengan apa yang telah terjadi. Pertanyaan-pertanyaan itu selalu muncul dibenaknya membuatnya tidak fokus mengerjakan tugasnya. Pertanyaannya hanya satu. Itu benar Kevin apa bukan? Pasalnya, cerita dari Zira dan yang didengarnya dari Danny itu ada sangkut pautnya.

"Ngapain sih gue becanda. Masalahnya ini berhubungan dengan pacar gue sendiri. Kalo itu semua bener gimana?" Tara berpikir cemas. Ia menggigit bibir bawahnya.

Sejurus kemudian otak Zira memberikan respon. Ia ingin menanyakan siapa orang yang mengatakan hal itu ke Tara. Karena orang itu pasti tau apa yang terjadi saat Kevin sedang mabuk. Soalnya saat dihalte itu tidak mungkin ada orang lain selain mereka bertiga, yaitu Zira, orang mabuk yang namanya Kevin itu dan Danny. Bisa saja yang mengatakan hal itu ke Tara adalah Danny, orang yang menolongnya saat itu dan orang itu juga merupakan teman Tara? Ah bibirnya tidak sanggup lagi menahan pertanyaan tersebut. Setelah hatinya yang sedari tadi terus-terusan berbicara, kini mulutnya mulai angkat bicara.

The Power Of Girls [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang