Part 14: Jaehwan's Evidence?

398 34 13
                                    

Hongbin melihat sosok seorang lelaki di depan pintu Gymnasium. Jarak mereka cukup jauh, dan dia berdiri membelakangi Hongbin.

"Han Sanghyuk?"

Sanghyuk terlonjak. Tampak sangat terkejut dengan kehadiran Hongbin. Dia menoleh dengan wajah pucat pasi.

"Ada apa denganmu, eoh?"

Sanghyuk berkata lirih, "itu ... "

÷÷÷

"Kau melihat sesuatu?" tanya Hongbin curiga. Didekatinya pria berambut coklat itu. Tapi anehnya, Sanghyuk bergerak mundur sambil mengulurkan tangan.

"Jangan!" tangannya berusaha mendorong Hongbin menjauh.

"Memangnya ada apa di Gimnasium?" Hongbin terus mengarah pada Sanghyuk.

"Sudah aku bilang, jangan! Kau akan menyesal!" akhirnya Sanghyuk berlari pergi. Hongbin sampai bengong melihat betapa aneh sikap anak itu. Tapi itu belum apa-apa jika dibandingkan dengan apa yang ada tepat di depan mata kepala Hongbin, sekarang ini ...

"Holy shit!" Hongbin ikut berlari.

÷÷÷

Kurang dari 15 menit, Gimnasium penuh sesak oleh seluruh siswa 12-03 yang penasaran. Rasa penasaran itu cepat tergantikan oleh ngeri dan mual begitu 'semuanya' terlihat dengan jelas.

Permukaan lantai yang dikuasai darah layaknya lautan merah,

Potongan tubuh yang berserakan dimana-mana,

Kepala berwajah penyok dan mata hancur yang tersangkut di ring basket,

Serta pesan di dinding Gimnasium yang ditulis besar-besar dengan darah Lee Junho.

Tempat itu segera dipenuhi suara tangisan dan sumpah serapah. Siswa 12-03 menuntut untuk segera keluar dari Moorim. Kenyataan berkata lain, mau menangis sampai kapan pun juga mereka tetap terjebak.

"Game set." Hyeah membaca pesan kematian di dinding Gimnasium. Tiba-tiba dia merinding tanpa sebab.

"Permainan dimulai," ulang Hakyeon, "permainan apa yang dia maksud?"

"Permainan bunuh-membunuh," tebak Taekwoon, "seperti ... "

"Ah, seperti kata Lee Jaehwan tempo hari pada siswi yang terikat kawat berduri itu kan?!" seru Hyeah mendahului Taekwoon.

"Memangnya dia bilang apa?" tanya Hyeri dengan wajah ketakutan. Permainan bunuh-membunuh kedengarannya sangat gila untuk Hyeri.

"Ya, dia bilang apa?" Hongbin juga bertanya.

"Untuk bertahan hidup, bersiaplah untuk membunuh atau dibunuh." kata-kata itu masih tercetak jelas dibenak Hyeah.

"Jadi maksudmu ini adalah peringatan lain dari arwah gentayangan Moorim?" sergah Hakyeon.

"Iya!"

"Hei, mana mungkin arwah bisa membunuh manusia. Menyentuh kita saja tidak bisa," tolak Hongbin.

"Kau benar," Taekwoon menyetujui, "aku akan menyeret Lee Jaehwan kesini."

(On Hold) Dark ZoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang