Part 10 : Mysterious Name

385 40 13
                                    

"Disini kau rupanya." Hyeah menghampiri Ravi lalu duduk disampingnya. Perhatiannya teralihkan oleh luka bakar pada tungkai kaki pria itu. Tentu saja, noda merah yang nyaris menghitam sangat kontras dengan kulit putih Kim Ravi. Di ambil segumpal kapas dari kantung obat yang Hyeah bawa, seraya membubuhkan anti septik.

"Mungkin agak sakit, tapi kau tahan saja ya!"

Ravi malah bergerak menjauhi Hyeah. Lukanya di sembunyikan, enggan diobati, "siapa yang suruh untuk obati luka ku?"

"Jangan begitu, akan gawat jika dibiarkan terlalu lama." Hyeah menarik kaki kanan Ravi. Dibersihkan luka itu dengan hati-hati.

"Aku ingin berterima kasih padamu. Kalau tadi kau tidak nekat ... Aku tak tahu apa yang akan terjadi pada Taekwoon."

"Bukan apa-apa," jawab Ravi.

"Tentu saja itu sesuatu! Bahkan aku sempat berpikir untuk masuk kesana. Ternyata kau melakukannya lebih dulu." Hyeah tersenyum, "aku melihat sisi lain dari seorang Kim Ravi."

"Jinjja?"

Hyeah menganggukkan kepala dengan pasti, "Kau bukan berandalan yang menyebalkan dan hanya mementingkan diri sendiri."

"Kau memuji atau mengejekku? Aish ... " Ravi mendesis.

"Mianhae!" Hyeah tertawa.

Setelah itu mereka kehabisan bahan pembicaraan. Hyeah sibuk membalut kaki Ravi dengan perban, Ravi pun anteng memperhatikan Hyeah mengobatinya. Padahal dia sendiri yang tadi menolak untuk diobati.

"Selesai sudah! Tampak lebih baik untukmu. Ayo kita kembali ke lobby~"

Ravi mencegat tangan Hyeah kala membereskan obat-obatan ke dalam kantung.

"Ada apa?" tatap Hyeah polos.

"Aku punya luka lain. " Ravi menyingkap jas hitam yang sedari tadi menutup lehernya.

"Itu ... " Hyeah tak berkedip sedikit pun.

"Aku tak tahu bagaimana mendapatkannya." Ravi hendak menyentuh goresan luka aneh di lehernya, "atau sejak kapan ini muncul."

"Tidak boleh disentuh!" Hyeah menepis tangan Ravi.

"Kau tau ini luka apa?"

"Anni ... Tapi jangan khawatir, aku akan mengobatinya." Hyeah menumpahkan seluruh isi kantung obat yang tadi sudah ia bereskan.

Ravi menghembuskan napas, "apa makhluk itu yang melakukannya? Memang ada beberapa zombie menubrukku. Di dalam sana sangat kacau."

"Kau membuatku takut! Tidak, tidak. Pasti ini cuma luka biasa dan akan segera sembuh." Hyeah menepuk-nepuk leher Ravi.

"Hei, sakit!" serunya.

"Lihat, kan! Segera sembuh!" canda Hyeah.

***

Malam telah tiba. Setidaknya hanya itu hal yang dapat diasumsikan murid-murid. Sejak terperangkap di tempat antah berantah ini, mereka mulai melupakan waktu dan tanggal.

Larutnya kesunyian malam membuat penghuni Lobby tenggelam dalam tidurnya. Kecuali satu, pria bersurai coklat yang termenung seraya duduk bersandar di dinding kayu. Ia adalah Hakyeon.

Bagaimana Hakyeon bisa tidur? Banyak yang terjadi di sekitarnya, meski tak ia lihat secara langsung, namun dapat dirasakan.

"..........." terus bertanya pada dirinya sendiri, apa yang bisa kulakukan untuk membantu? Apakah aku akan diam disini sampai membusuk? Hakyeon merasa dirinya tak berguna. Perasaan itu sungguh menyiksa nya.

(On Hold) Dark ZoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang