Part 13 : Turn Into Monster

373 35 21
                                    

Seorang siswa ber-name tag Lee Junho keluar dari toilet sambil bersiul. Dikeluarkannya pemantik api bersama sebatang rokok.

Api mulai menyulut ujung rokok.
Junho melangkah lebih jauh seraya asyik menghisap rokoknya. Dia tidak sadar, ada orang lain yang berdiri tak jauh di belakangnya menunggu saat yang tepat.

"Boleh aku minta rokokmu?"

"Aku tak sudi berbagi, heh, ini sebungkus rokok terakhir ku." Junho terkesiap. Dia menoleh. Sejak kapan ada orang dibelakangnya?

"Kau, ya?"

"Sebagai gantinya, boleh aku minta nyawamu?"

Kepala Junho dibenturkan ke tembok. Tanpa perasaan si dia menyeret tubuh Junho ke Gymnasium.

Junho mengerjapkan mata. Dirinya terduduk dengan bilah kayu berujung tajam tertancap di kedua lengannya. Tunggu! Sejak kapan ...

"Aaarrrghhh!!!"

Junho mengerang kesakitan. Reaksinya telat, di dahului syok yang melanda. Apalagi saat melihat orang yang sama masuk ke Gym dan menghampirinya.

"Kau! Sebenarnya kau siapa?"

Dia menginjak bilah kayu yang tertanam dalam di lengan Junho, "aku siapa, apa itu penting? Yang penting ... "

Crak!

"Kau mati."

Lengan kiri Junho hancur. Terpotong jadi dua. Bukan main sakit dan ngilunya, sampai tubuh Junho bergetar hebat.

"... Agar mereka tau kalau permainan sudah dimulai." dia mematahkan lengan Junho yang satunya lagi.

"Punya dendam apa kau padaku? Salah apa?"

"Terkadang kau harus berkorban untuk teman-temanmu," dia berjongkok di depan Junho, menatapnya datar tak ada belas kasihan sedikit pun pada pria yang sudah tak punya tangan.

"Apa kau pernah melakukan itu? Cih, kurasa tidak."

"Kumohon ... Jangan bunuh aku." Junho bergerak mundur dibantu kakinya.

"Aku akan membunuhmu bodoh!" dia membacok kaki Junho dengan parang.

Darah mengucur hebat dimana-mana.

"Aku takkan bilang pada siapapun jika kau bebaskan aku!" Junho terus memohon. Padahal, apa artinya? Dia sudah kehilangan dua tangan dan kakinya.

"Usaha yang bagus. Tapi aku tidak mau main tawar-tawaran. Ini permainan ku, satu hal yang bisa kau pilih hanya: mati cepat atau perlahan?"

Junho merangkak. Berguling. Tak perlu usaha yang banyak untuk dia mengejar Junho. Kakinya menginjak-injak wajah Junho beberapa kali. Giginya tanggal, hidungnya penyok, dan matanya pecah.

Finalnya, dia menggorok leher Junho dengan sekali tebas. Darahnya muncrat ke wajah yang dihiasi seringai tipis.

"Kau akan menjadi kejutan yang menyenangkan esok pagi."

÷÷÷

Hyeah merasakan tepukan di bahu kirinya. Dia membuka mata, melihat Hyeri dengan senyuman khas nya.

"Kau ingin sarapan, saengie?"

Hyeah tercenung. Pening menyerang ubun-ubunnya. Pagi, siang, sore atau malam? Dia lupa waktu.

"Cuma kau satu-satunya yang tertidur diantara kami." Hongbin merebut sebungkus roti coklat di tangan Hyeri, "padahal siapa yang paling cerewet tadi malam, mewanti-wanti untuk berjaga?"

(On Hold) Dark ZoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang