Part 4 : Fitnah

470 54 3
                                    

"Hyeri unnie! Hongbin!" Hyeah menghambur kearah mereka, seakan tak bertemu selama bertahun-tahun.

"Kalian baik-baik saja?"

"Tentu. Kau habis darimana?" tanya Hongbin.

"Ceritanya rumit..."

"Tunggu! Kau bersama mereka?" Hyeri menunjuk Taekwoon dan Ravi.

"Hmm.. Memangnya kenapa?" Hyeah melirik keduanya canggung. Untung saja kedua pria itu tak berdiri dekatnya, melainkan sudah berbaur dengan anak 12-03 yang lain.

"Setelah ini kau harus cerita padaku, oke?" Hyeri melirik Hyeah curiga.

"Oke unnie ku sayang~" Hyeah nyengir.

"Hyeah, mereka terus bertanya-tanya tentang Moorim yang berubah menjadi seperti ini," kata Hongbin.

"Bukan hanya bertanya-tanya namun mereka mulai saling bertengkar satu sama lain." Hyeri menghela napas putus asa.

"Kenapa kalian tak coba menjelaskan?"

Hyeri dan Hongbin berpandangan. "Kami menunggu mu."

"Kenapa aku?"

"Karena.." Hyeri ragu-ragu.

"Bukannya kami ingin menyalahkan mu, tapi kejadian itu berawal di saat kau berkata Aku berharap saat ini juga arwah penasaran kelas 12-03 akan membawa kalian ke dunianya," jelas Hongbin.

Hyeah tercengang. "Jadi ini semua salahku?"

"Bukan! Ini baru teori kami. Aku dan Hongbin menunggu mu karena mungkin kau tahu sesuatu, lebih dari kami."

Hyeah menerawang. Ia menggeleng. "Maaf kawan-kawan, tapi aku juga menemukan jalan buntu."

"Gwaenchana. Kita akan mencari cara bersama-sama." Hongbin menepuk bahu Hyeah.

"Aku setuju. Tapi aku tak yakin 12-03 mau diajak kerja sama atau tidak?" Hyeri berkacak pinggang.
"Kita harus mengadakan rapat darurat," ucap Hyeah.

"Itu ide bagus! Hongbin, suruh mereka semua berkumpul."

"Aye aye, captain." Hongbin memberi hormat seakan Hyeri komandan nya. Kedua yeoja itu langsung tertawa melihat tingkah konyol Hongbin.


"Baiklah, semuanya sudah berkumpul." Hongbin tersenyum puas melihat 12-03 telah duduk tenang membentuk lingkaran. Ia berdiri di tengah-tengah, memastikan tak ada seorang pun yang raib.

"Ku mohon agar tak ada seorang pun dari kalian yang berbisik-bisik." Hongbin menatap tajam beberapa orang yang mendesas-desus. Mereka semua hanya akan memperkeruh suasana jika menyebarkan gosip yang aneh-aneh, bukan?

Setelah suasana telah tenang, Hongbin kembali melanjutkan.

"Aku tahu, semua orang saat ini punya pertanyaan yang sama. Agar tak ada kesalah pahaman, lebih baik jika kita melakukan diskusi kecil."

Hongbin mengisyaratkan agar Hyeri dan Hyeah bergabung dengannya di tengah lingkaran.

"Seperti yang kalian tahu, saat ini kita sedang terjebak di negeri antah-berantah. Moorim tiba-tiba berubah menjadi yang tak semestinya-"

"Sudahlah, tak usah berbelit-belit!" seru salah satu murid di dukung backsound menyoraki dari kawan-kawannya.

"Cepat beritahu kami yang sebenarnya!"

"Dan bagaimana agar kami segera keluar dari tempat aneh ini!"

"Iya! Betul!"

"Jika kalian tak bisa diam, ku jamin tak ada seorang pun yang bisa keluar," kecam Hongbin. Ia mulai emosi, apalagi pada anak-anak songong ini yang bersikap tak menghargai mereka.

"Satu hal lagi. Cobalah hormati kami sebagai pengurus kelas, setidaknya sampai kita semua keluar dari sini."

Seorang yeoja bersurai blonde mengacungkan tangan. Ia adalah pentolan 12-03 setelah Ravi, yang kerjaannya hanya membuat gosip dan sibuk berdandan saat jam pelajaran. Hyeah merasakan firasat buruk saat yeoja itu meliriknya dengan senyum licik.

"Ya, Shannon?" Hongbin mempersilahkan.

"Kurasa kalian tau siapa yang bersalah atas kejadian ini, tapi kau hanya menyembunyikannya dari kami," sahut Shannon.

"Apa maksudmu? Kami masih mencari tahu," balas Hyeri.

"Tak usah berkelit, kawan mu itu yang membuat kami terjebak kan?!" Shannon menunjuk Hyeah. Semua mata memandang kearahnya dengan hina.

"Ak- aku tak..."

"Kau itu orang aneh, menyumpahi kami semua untuk berada disini dan sekarang itu terjadi! Pasti kau senang, ya?"

Hyeah mundur selangkah. Dirinya seperti terdakwa yang akan dihukum mati.

"Jangan-jangan dia itu penyihir? Jadi setiap ucapannya adalah kutukan." timbrung seorang lelaki.

"Lalu dia bersekutu dengan para hantu!"

Hyeah memucat. Ia menggelengkan kepala dengan cepat. "Kalian salah paham. Aku tak bermaksud... Ini bukan salahku!"

"Mengakulah!"

"Siapa yang setuju kalau Hyeah adalah penyihir?" Shannon meminta dukungan.

"Aku tak setuju. Memangnya penyihir masih jaman?" kata Sanghyuk.

"Kok kau membelanya?" Shannon berwajah kecut

"Bukan, hanya saja kalian terlalu sering menonton film fantasi." Sanghyuk mengangkat bahu, acuh.

"Diam! Aku tak meminta pendapat kalian, apalagi untuk menuduh Hyeah," Seru Hongbin.

"Kami percaya pada Hyeah, tak mungkin ia sengaja melakukan ini." Hyeri menggengam tangan Hyeah dan tersenyum memberinya kekuatan.

"Saling menyalahi tidak akan menyelesaikan masalah. Dan tujuan ku membuat rapat ini bukan untuk itu! Melainkan mengajak kalian bekerja sama, untuk secepatnya keluar dari tempat ini."

"Semua itu terserah kalian, ikut pada kami atau tidak."

Sanghyuk mengacungkan tangan. "Aku ikut kalian."

"Aku ikut." Ravi mengacungkan tangan. Mengherankan bagi beberapa anak buahnya, si berandalan bisa setuju secepat itu.

Taekwoon mengacungkan tangan tanpa kata.

Dan akhirnya.. Semua orang mengacungkan tangan. Bahkan Shannon.

"Kim Seolhyun, kau yakin tak mau bergabung bersama kami?" tanya Hyeri pada seorang yeoja.

Ia hanya menggeleng pelan, rambut panjangnya menutupi sebagian wajah karena ia terus menunduk.

"Apa alasanmu? Bicara saja, tak usah takut."

Sedikit demi sedikit Seolhyun mendongak. Ia membuat semua orang tercengang dengan matanya yang blank, dan sudut bibir yang berdarah.

"Kalian semua. Harus mati." Seolhyun mengangkat sebuah samurai, tak tahu darimana mendapatkannya.

"Seolhyun... Lepaskan benda itu, berbahaya." bujuk Hongbin.

"Harus mati!" Seolhyun berdiri sambil mengacungkan samurai. Sesuatu yang mengerikan terjadi, tiba-tiba ia mengibaskan benda tajam itu ke leher orang yang duduk di sebelahnya.

Crott! Seorang pria yang malang sukses kehilangan kepala nya. Benda bulat itu menggelinding, matanya masih melotot. Darah segar mengucur dari pangkal leher seperti air mancur.

"Hahahahahahahahaha!!!!" Seolhyun tertawa puas, lalu kembali mengacungkan samurai kemana pun ia suka.

"Dia bukan Seolhyun! Semuanya, cepat lari!"



To Be Continued

A/N

Gak tau deh mau ngomong apa, yang jelas gue bersyukur walopun di indo sering kerasukan tapi gak ada yg pernah kerasukan pendekar samurai(?)

(On Hold) Dark ZoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang