Chapter 4

8.4K 665 0
                                    

Ali masih bingung hukuman apa yang akan diberikan kepada Prilly nanti. Kalau misalnya, Ali memberikan hukuman yang tidak masuk akal sama aja Ali tidak tau terima kasih dengan apa yang tadi Prilly lakukan kepada dirinya. Ali pun menjadi bingung sendiri memikirkan hal tersebut.

"Ricky ... Razzi," panggil Ali dengan berbisik kepada dua sahabatnya itu.

"Kenapa Li?" sahut Razzi.

"Gue boleh minta tolong gak?"

"Boleh emang bantuin apaan?" tanya Ricky.

"Tolong lu berdua alihkan perhatiannya si Alicya dong. Gue mau keluar nih, tapi nanti kalau misalnya dia tau ntar kayak tadi lagi lebaynya," jawab Ali.

"Emang lu mau kemana sih Li?" tanya Razzi penasaran.

"Gue mau ke ruang Osis duluan sekalian mikirin hukuman apa yang cocok buat si..? siapa tadi nama tuh perempuan?"

"Prilly," ucap Ricky dan Razzi berbarengan.

"Yaelah kompak amat, yaudah kerjain tugas lu berdua ya bro. Kalau misalnya, lu berdua udah selesai susul gue ke ruang Osis yaa. Sekalian siapin acara buat Ospek hari kedua," ucap Ali dan berlalu meninggalkan aula lewat pintu samping agar tidak ketahuan oleh Alicya.

Ricky dan Razzi pun mengerjakan tugasnya untuk mengalihkan perhatian Alicya. Alicya memang mengejar-ngejar Ali dari awal masuk di SMA Garuda ini. Awal mula Alicya suka dengan Ali ialah saat Ali menolongnya dari bola basket yang melambung kearahnya. Sejak saat itu lah Alicya mulai suka dengan Ali dan menghalalkan segala cara agar ia bisa mendapatkan hati seorang Muhammad Ali Syarief. Namun, dengan berbagai cara pun Alicya tetap tidak bisa mendapatkan Ali. Ali sangat dingin dan cuek kepada semua orang kecuali dua sahabatnya yaitu, Ricky dan Razzi. Dan juga ia bisa gampang tersenyum saat sedang berada dengan Bik Anna.

Saat setelah semua aman Ricky dan Razzi ikut menyusul Ali yang berada diruang Osis.

"Ky, kayaknya si Alicya udah gak sadar deh kalau Ali udah gak ada disini. Mendingan kita susulin si Ali," ajak Razzi saat melihat situasi aman.

"Yaudah yuk kita jalan sekarang aja Zi," balas Ricky.

Ricky dan Razzi pun keluar dari aula untuk menyusul Ali yang berada di ruang Osis. Sebenarnya, sahabat dari Ali itu bingung kenapa Ali terlalu sulit untuk memberikan sekedar hukuman saja. Tinggal Ia memberi hukuman kepada Prilly dan Prilly menjalankan hukuman yang diberikan, selesai urusan mereka. Sesampainya di ruang Osis Ricky dan Razzi sedang melihat Ali yang duduk di kursi dengan kaki ia angkat keatas dan tangan yang berada di kepalanya.

"Bro, Lu sehat kan?" ucapan Razzi mengagetkan Ali yang sedang berfikir keras

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Bro, Lu sehat kan?" ucapan Razzi mengagetkan Ali yang sedang berfikir keras.

"Lu tuh berdua kalau dateng ketuk pintu kalau gak salam dulu kek," ucap Ali dengan nada dingin.

"Santai bro, Lagian sih lu pusing amat mikirin hukuman buat tuh cewek doang.." sahut Ricky yang ikut duduk disamping Ali.

"Sekarang gue mau cerita sama lu berdua nih," ucap Ali serius.

The Most Beautiful AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang