Chapter 27 ( Part 2 )

2.6K 192 44
                                    

Saat Ricky akan memulai pembicaraan diantara mereka bertiga, HandPhone Ricky tiba-tiba berbunyi dan disana tertera nama..

' Dokter Aditya is calling '

Mau tidak mau Ricky harus menjawab panggilan tersebut. Walaupun sebenarnya Ricky sudah diberikan kode oleh Ali agar Ia tidak perlu menjawab panggilan dari Dokter Pribadi Ali itu. Belum sempat Ricky menjawab panggilan tersebut, Ali sudah terlebih dahulu mengambil HandPhone milik Ricky.

"Jangan diangkat," kata Ali dan berusaha menjauhkan HandPhonenya dari jangkauan Ricky.

"Kenapa sihh, Li?? Dokter Aditya gak mungkin sampai nelfon gua kalau gak ada yang penting banget," balas Ricky yang terus mencoba mengambil HandPhone miliknya dari tangan Ali. Setelah panggilan itu berakhir baru lah Ali mengembalikan HandPhone tersebut kepada pemiliknya.

"Lu buat hal yang aneh-aneh yaa?? Sampai malem-malem kayak gini Dokter Aditya nelfon gue??" tanya Ricky yang mulai curiga dengan Ali.

"Enggak.." jawab Ali dengan santai-nya.

"Tapi tunggu sebentar deh.. Kok gua merasa ada yang aneh yaa??" kata Razzi tiba-tiba yang membuat Ricky juga ikut berfikir. Tak lama dari HandPhone Ricky yang berhenti berdering, HandPhone Razzi pun juga ikut menerima panggilan masuk dari Dokter Pribadi Ali. Saat Ali ingin mengambil HandPhone milik Razzi, Ricky dengan gerakan cepat menahan agar Ali tidak bisa mengambil HandPhone tersebut.

"Udahhh lahhh Zi.. Gak usah diangkat telfonnya, keadaan gua juga sekarang baik-baik aja kan??" kata Ali agar Razzi tidak mengangkat panggilan masuk tersebut.

"Iyaa bagian luar baik-baik aja, bagian dalam tubuh lu mana kita tau. Dan cuma Dokter Aditya doang yang tau gimana kondisi tubuh lu sekarang," sahut Razzi yang membuat Ali menghelas nafas panjang mendengar penuturan dari sahabatnya itu.

"Pleaseee Razzi.." kata Ali dengan nada sangat memohon.

"Selamat Malam, Dokter Aditya.." Razzi akhirnya mengangkat panggilan masuk dari Dokter Pribadi sahabatnya itu dan Ali tidak bisa berbuat apa-apa lagi untuk menahan Razzi.

"Selamat Malam juga Razzi, maaf kalau saya mengganggu malam-malam gini.."

"Tidak mengganggu sama sekali, Dokter. Hanya saja saya sedikit bingung tidak seperti biasanya Dokter menelfon malam-malam begini. Ada apa yaa?? Atau ada yang bisa saya bantu??"

"Sebenarnya saya hanya ingin bertanya kepada kamu, Razzi??"

"Silahkan saja, Dokter. Apa yang ingin Dokter tanyakan kepada Saya??"

"Apakah kamu sedang bersama Ali??"

"Iyaa Dokter, saya sedang bersama dengan Ali di Café kekasih saya. Ada apa, kenapa nada bicara Dokter Aditya begitu khawatir??"

"Setelah kalian menjenguk Ali pagi tadi, Ali sadar dari Koma-nya. Setelah sadar Ia meminta izin kepada saya agar diperbolehkan untuk keluar dari rumah sakit. Namun, saya tidak memberikan izin tersebut karena kondisi tubuh Ali yang belum stabil. Tanpa pengetahuan saya dan perawat lainnya, Ali berhasil meninggalkan rumah sakit secara diam-diam.."

"Saya juga baru ingat, Dok. Kenapa Ali bisa tiba-tiba ada didepan gerbang sekolah. Padahal satu jam sebelumnya Saya dan juga Ricky masih melihat Ali terbaring dibangkar rumah sakit.."

"Maka dari itu Saya mohon agar Ali bisa kembali kerumah sakit untuk memulihkan kondisi tubuhnya,"

"Kayaknya kalau disuruh kerumah sakit dulu Dia gak bakal mau deh, Dok. Tau sendiri kan kalau Ali tuh orangnya gimana??"

"Betul juga sihh kata kamu, Razzi.."

"Bagaimana kalau Dokter kerumah Ali saja, agar Ali bisa dirawat dirumah yang tidak memungkinkan Dia bisa kabur lagi seperti saat ini. Nanti saya akan suruh supir untuk menjemput Dokter Aditya dirumah sakit, mungkin sekitar satu atau dua jam dari sekarang.."

The Most Beautiful AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang