Chapter 24 ( Part 1 )

5.1K 354 41
                                    

Pagi yang cerah didaerah pegunungan membuat sang mentari malu-malu untuk memancarkan sinarnya. Padahal waktu sudah menunjukan pukul sembilan pagi, tetapi mentari masih saja malu untuk memancarkan cahaya hangat dipagi hari.

Dan seorang gadis cantik sedang duduk termenung dipinggiran danau. Ia sedang melihat kearah air danau yang tenang, sampai ketenangannya mulai terganggu oleh kedatangan seorang laki-laki dari arah belakang gadis itu. Laki-laki tersebut jalan dengan sangat pelan agar tidak mengganggu gadis tersebut. Dan, Ia pun ikut duduk tepat disamping gadis tersebut tanpa gadis itu menyadarinya.

"Kayaknya danau itu lebih keren daripada wajah tampan saya yaa..?" Laki-laki tersebut membuka suara setelah terjadi diantara mereka berdua.

"Lohh Kak Farel, sejak kapan Kakak ada disini?" tanya gadis tersebut.

"Sejak 15 sampai 20 menit yang lalu lah,"

"Masa?" tanya gadis itu pelan yang sebenarnya pertanyaan itu ditunjukkan untuk dirinya sendiri.

"Buat apa saya bohong sama cewek secantik kamu?" tanya Farel yang membuat semburat merah muncul diwajah gadis tersebut.

"Kenapa sendirian disini? Gak ikut ngumpul sama yang lain?" tanya Farel kepada gadis itu.

"Kak Farel sendiri kenapa ada disini? Gak ikut gabung sama yang lain?" Gadis itu malah balik bertanya kepada farel.

"Ditanya malah nanya balik yaa.." dengan gemas Farel mengacak-acak pucuk kepala gadis itu.

"Kak jangan diacak-acak dong rambut aku," kata gadis itu dan mulai membetulkan rambutnya yang diacak-acak oleh Farel tadi.

"Jadi, bikin saya tambah gemas sama kamu deh.." kata Farel yang sedetik kemudian mencubit pipi Prilly dengan gemas.

"Kak Farel sakit tau," Gadis itu sambil melepaskan tangan Farel yang berada dipipinya.

"Prilly.. Prilly, kenapa jadi orang bisa ngegemesin banget sihh.."

"Iyaa lahh," sahut gadis itu yang ternyata adalah Prilly.

"Ngapain sihh duduk disini sendirian?" tanya Farel lagi.

"Gapapa Kak, lagi pengen menikmati Alam aja. Jarang-jarang kita bisa lihat yang seperti ini di Jakarta.." jawab Prilly dan mengalihkan pandangannya kearah danau lagi.

"Kakak sendiri ngapain ada disini?"

"Lagi nemenin cewek cantik yang lagi sendirian. Nanti takutnya Dia dimakan hewan buas,"

"Apaan sih Kak, gombal aja dah jadi orang.."

"Gapapa dong, emang ada yang ngelarang?" tanya Farel yang membuat Prilly mengalihkan pandangannya menatap kearah Farel.

"Gak ada juga sihh Kak yang ngelarang," sahut Prilly.

"Kalau Ali gimana?"

Tanpa sepengetahuan mereka berdua, ada seseorang yang sedang bersembunyi dibalik pohon besar didekat danau tersebut. Seseorang itu sudah sedari tadi berada disana sebelum kedatangan Farel yang menemani Prilly.

"Prilly, saya nanya loh sama kamu. Kalau Ali gimana? Ngelarang gak kalau saya deket-deket sama kamu kayak gini?" tanya Farel lagi ketika pertanyaan pertama Farel tidak dijawab oleh Prilly.

"Hhmm.. Iyaa gak lahh, lagian juga Kak Ali bukan siapa-siapa aku.." jawab Prilly lirih.

"Yakin? Kalau Ali itu bukan siapa-siapa kamu?"

"Yakin kok Kak," sahut Prilly dengan sedikit ragu.

"Tapi, kamu mau jadi siapa-siapa Dia kan?" tanya Farel yang membuat pipi Prilly merah seketika.

The Most Beautiful AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang