Chapter 19 ( Part 1 )

6.9K 533 7
                                    

Karna hanya denganmu aku bisa merasakan kembali apa itu Kenyamanan. Dan hanya bersamamu aku bisa tertawa lepas kembali..

- Muhammad Ali Syarief -





♥♡♥

Jam baru menunjukan pukul setengah delapan pagi, namun Ali sudah rapi dengan style yang cukup simple. Hari ini Ali berniat untuk meminta maaf kepada Prilly, entah kenapa logika dan hati Ia tidak sejalan. Logikanya berkata untuk tidak minta maaf kepada Prilly, sedangkan Hatinya menyuruh untuk segera meminta maaf kepada Prilly. Dan untuk kali ini Ali lebih mengikuti kata hati, karna Ia merasa ada yang hilang jika tidak melihat senyum Prilly. Ia pun mengambil kunci mobil diatas nakas dan berlalu meninggalkan kamar. Saat Ia turun dari tangga Ali berpapasan dengan Bik Anna yang sepertinya akan pergi ke kamarnya.

"Lohh, Aden udah bangun? Bibik kira Aden masih tidur," kata Bik Anna yang melihat Ali sudah rapi.

"Ali udah bangun dari tadi, Bik. Ohh iyaa, Razzi sama Ricky mana? Kok Ali belum liat mereka berdua yaa," tanya Ali yang belum melihat keberadaan dua sahabatnya. Karna, Razzi dan Ricky semalam jadi menginap di rumah Ali. Namun, mereka tidak tidur dalam satu kamar.

"Mereka berdua masih tidur dikamar tamu, Den.."

"Yaudah Ali berangkat dulu yaa, Bik.." Ali pun mencium tangan Bik Anna dan berlalu pergi.

Ali menuju rumah Prilly dengan mood yang cukup baik. Saat di perjalanan Ali melihat toko bunga dan berinisiatif membelikan Prilly bunga. Setelah membeli bunga mawar yang cukup banyak, Ali melanjutkan perjalanan menuju rumah Prilly.

Sesampainya dirumah Prilly, Ali melihat rumahnya cukup sepi. Ia pun meletakkan bunga yang tadi Ia beli didepan pintu rumah Prilly, Ali pun kembali ke dalam mobilnya. Ia takut hanya untuk sekedar mengetuk pintu rumah Prilly tak lama kemudian, seorang wanita paruh baya keluar dari rumah Prilly. Ia kebingungan melihag bunga sebanyak itu didepan pintu rumah. Sesaat kemudian keluar seorang laki-laki dan membawa masuk bunga pemberiannya kedalam rumah Prilly. Ali sempat bingung siapa wanita paruh baya dan laki-laki itu, karna seingatnya Ibunda Prilly tak seperti itu. Ali pun lebih memilih mengirim pesan ke Prilly, dan setelah selesai Ia mengambil gitar yang berada di jok belakang. Ali pun keluar dari mobil dan menuju ke depan pagar rumah Prilly. Ia pun mulai memetik gitar miliknya.

Andaikan bisa ku ulangi
Ku berjanji takkan menyakiti
Takkan pernah ada
Hati yang terluka

Tapi kini kamu tlah pergi
Membawa semua bahagiaku
Mungkinkah ku sanggup
Menebus semua itu

Dengarkanlah ...
Demi apapun maafkanlah aku
Ku tak bisa hidup tanpa kamu
Walau siapapun menggantikanmu

Mungkin benar cinta sejati
datang cuma sekali
Dan ku akui itulah cintamu
Dihatiku ...
Tak lekang oleh waktu ..

Ali tau bahwa Prilly sedang memperhatikannya dari jendela kamarnya. Namun, Ali takut untuk melihat kesana. Ia takut Prilly tidak mau untuk menemuinya. Tak tau mengapa air mata Ali mengalir begitu saja darisudut matanya.

Tapi kini kamu tlah pergi
Membawa semua bahagiaku
Mungkinkah ku sanggup
Menebus semua itu

Dengarkanlah ...
Demi apapun maafkanlah aku
Ku tak bisa hidup tanpa kamu
Walau siapapun menggantikanmu

The Most Beautiful AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang