Chapter 22

8.4K 626 19
                                    

Prilly baru saja turun dari motor kesayangan Hito, pagi ini Ia diantarkan oleh sang Kakak. Prilly turun tepat didepan gerbang SMA Garuda. Disana ada beberapa anggota Osis yang sedang berjaga didepan gerbang. Dan salah satunya ada Ali yang sedang berjaga. Prilly tiba-tiba tersenyum jahil, karna Ia mendapat sebuah ide cemerlang.

"Makasih yaa, Kakak aku yang paling baik.." kata Prilly yang tiba-tiba memeluk Hito.

"Kamu kenapa sih, Bie? Kok tiba-tiba jadi aneh gini?" tanya Hito bingung dengan sikap sang Adik.

"Gapapa kok Kak, yaudah Kakak berangkat kuliah sana. Kak Vebby pasti juga udah nunggu dijemput tuh,"

"Yaudah Kakak berangkat yaa, belajar yang bener jangan cowok mulu yang dipikirin. Assalamu'alaikum.. Princess,"

"Wa'alaikumsalam.. Prince," Hito mencium kening Prilly dan dengan jahilnya Prilly membalas mencium pipi Hito.

Sedangkan Ali, yang melihat adegan tersebut menjadi kesal sendiri. Bukan hanya sekali dua kali Ali melihat Prilly bermesraan dengan cowok itu yang tak lain adalah Hito Kakak kandung Prilly. Saat Prilly melintas didepan dirinya, Ali lebih memilih untuk mengalihkan pandanganya.

Setelah selesai piket berjaga, Ali langsung masuk kedalam kelas dan melihat dua sahabatnya sedang menatap dirinya aneh. Ali tidak memperdulikan tatapan dua sahabatnya itu, Ia lebih memilih untuk duduk dimejanya dan membuka buku untuk jam pelajaran pertama.

"Lu tau gak, Ky?"

"Gak!!"

"Yaudah..."

"Kan lu belum ngasih tau gue. Emang ada apaan sih?"

"Jadi, tadi gue melihat ada adegan mesra di depan gerbang SMA Garuda gitu. Mesra banget dah pokoknya?" kata Razzi dan dengan nada penekanan di setiap kata 'mesra'.

"Emang siapa sih, Zi? Berarti kalau ada yang bermesraan, ada juga yang cemburu dong?" Kata Ricky yang sudah mengerti dengan alur pembicaraan Razzi.

"Lu gak tau siapa orangnya?"

"Emang siapa sih?"

"Itu loh Ky, si Prilly sama cowok yang waktu itu pernah kita lihat di depan gerbang dan Cafè Jessica. Masa lu gak inget sih.." Razzi bercerita kepada Ricky. Namun, nada bicara sebenarnya Ia tunjukan kepada Ali.

"Ohh iyaa gue tau, yang ganteng itu kan? Yang pake motor Ninja hitam?"

"Betul banget, Ky.."

"Ehh Arab, lu lihat si Prilly juga?"

"Gak lihat dan gak mau lihat juga," sahut Ali dengan nada ketusnya yang membuat dua sahabatnya tersenyum jahil menatap Ali.

"Kenapa lu berdua ngeliat gue kayak gitu?"

"Hahahahahahahaha.." bukannya menjawab Razzi dan Ricky malah tertawa keras membuat semua penjuru kelas menatap kearah mereka berdua.

"Lu jadi cemburu nih ngeliat Prilly dekat sama cowok lain selain lu?" tanya Ricky.

"Kan berarti kalau udah punya rasa cemburu, Dia udah Jatuh kedalam pesona si Prilly. Betul gak?" sahut Razzi dengan tersenyum jahil.

"Apalagi kalau lagi berdua, berasa dunia milik sendiri yang lain mah cuma ngontrak doang.."

"Tapi giliran ditanya Jatuh Cinta apa gak sama Prilly, malah gak mau ngaku gitu.."

"Apalagi kalau.." belum selesai Ricky berbicara namun Ia sudah dipotong duluan oleh Ali.

"Apa? Mau ngomong apa lagi tentang gue?" sahut Ali yang membuat Razzi dan Ricky kembali tertawa.

"Kalian berdua kenapa sih? Lagi gak jelas banget?"

The Most Beautiful AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang