Tornado

2.2K 99 8
                                    

Hingga suatu saat nanti
Kau disisiku lagi
Pastikanku jaga erat dirimu

Sivia menghempaskan tubuhnya ke kasur di kamarnya, terlihat gurat kelelahan di wajahnya. Tetapi dibalik kelelahan terdapat suatu kepuasan. Konsernya bersama teman ex-icil sukses digelar. Tidak ada permasalahan yang begitu berarti dalam penyelenggaraan konser tersebut. Ini adalah konsernya yang paling berkesan buatnya karena dari panggung inilah dulu ia berasal, dari idola cilik lah namanya mulai banyak dikenal orang. Ia tidak akan lupa peran besar idola cilik dalam karirnya juga teman-temannya yang berjuang bersamanya.
Pikirannya kembali melayang ke beberapa jam yang lalu, dimana ia bernyanyi di panggung bersama tema-teman yang lain.
'Gue seneng bisa bikin icl seneng' bathinnya, senyum kecil terlihat diwajahnya.
Hingga lamunannya sampai pada saat ia berduet dengan alvin. Pipinya bertemu merah mengingat kejadian itu. Mengingat Teriakan dan tepuk tangan penonton kala itu semakin membuatnya bersemu. Senyumnya semakin mengembang.
'Loe tuh orang paling nggak bisa ditebak alvin' bathinnya.
Matanya sudah sangat lelah, hingga akhirnya ia tertidur. Tika asistennya yang melihat sivia tertidur membenarkan selimut untuk via.

Keesokan harinya...
Pagi ini Blink akan nyanyi di Inbox. Mereka sudah standby sejak jam 6 tadi. Setelah itu sivia juga ify akan bertemu dengan teman-temannya ex-icil sesuai janji mereka kemarin. Setelah bernyanyi pada segmen 1 dan 3 mereka langsung pergi meninggalkan lokasi. Kebetulan Lokasi inbox saat itu adalah di ancol dan ia bersama teman - temannya akan berjalan-jalan di dufan sehingga memang berdekatan.
"Hay guys" sapanya setelah sampai di dufan. anak-anak x-icil nampak telah berkumpul didepan loket pembelian tiket.
"Masuk yuk udah makin siang nih" ajak angel setelah semua anak x-icil berkumpul. Mereka semua masuk bersama-sama kedalam arena bermain itu.
Tak sedikit pengunjung yang melihat kearah mereka dan berbisik-bisik dengan rekannya. Merasa aneh mungkin melihat segerombolan artis.
Suasana dufan saat ini cukup ramai, maklum hari ini adalah hari minggu. Merekapun harus ikut mengantri untuk bisa menaiki wahana-wahana di taman bermain itu.
Mereka memulai dengan menaiki wahana yang tidak menantang yaitu komedi putar, walaupun ini adalah permainan untuk anak-anak mereka tetap terlihat gembira terlihat dari tawa riang mereka. Agak kekanak-kanakan memang.
Setelah itu mereka juga mencoba wahana kora-kora, satu perahu besar itu berisi penuh dengan anak-anak x-icil. Semakin tinggi perahu raksasa itu berayun teriakan dari mereka semakin jelas terlihat, beberapa dari mereka sebenarnya karena ada pula yang sibuk tertawa karena merasa geli di perutnya juga menertawakan teman disebelahnya yang ketakutan.
Mereka terus mencoba wahana yang lain seperti rumah kaca, rumah miring, istana boneka, poci-poci, ontang-anting dan wahana lainnya. Beberapa juga ada yang mencoba permainan ekstrim seperti halilintar dan histeria.

>>>>>>>>>>

Waktu telah menunjukan pukul 14.00. Mereka memutuskan untuk beristirahat dulu, duduk-duduk lesehan sambil ngobrol-ngobrol.
Sivia melihat shilla berjalan ke arah penjual minum, melihat sahabatnya ini dia berjalan menghampirinya.
"Shill" sapanya
"Kenapa vi" jawab shilla, mereka berdua berjalan kearah tempat duduk didekatnya.
"Kita belum ngobrol banyak lo dari kemaren, loe enggak kangen sama gue" kata via. Mereka memang sangat sibuk mempersiapkan konser itu jadi belum ngobrol berdua sedari bertemu saat latihan. Paling hanya ngobrol-ngobrol sedikit bersama teman yang lain juga.
"Ya elah vi, jelas gue kangen banget sama elo. Partner gila gue" jawab shilla disertai senyum lebarnya. Tangannya kini merangkul via yang duduk disebelahnya
"Hahaha, duo tomcat" ucap sivia diikuti tawa renyahnya.
Shilla menyapukan pandangannya memperhatikan sekitar ia duduk, sementara sivia meminum air mineral yang tadi dibelinya.
"Liat tempat itu vi" ucap shilla, ia menunjuk ke area didekat komedi putar.
"Disitu kita terakhir nari sama nyanyi bareng-bareng, gue jadi kangen saat-saat itu gara-gara diajak kesini" lanjutnya. Pikirannya kembali menerawang saat ia, via juga yang lainnya melakulan flashmop di area itu, ditempat itu pula dulu shilla terakhir perform bersama blink sebelum akhirnya ia memutuskan untuk bersolo karir.
Mendengar ucapan shilla ini, sivia ikut kembali mengingat saat-saat itu, tidak hanya saat itu tapi saat shilla masih di blink bersamanya. Rindu mungkin yang saat ini ia rasakan.
"Loe nggak pengen balik lagi sama kita shill ?" tanyanya,terlihat keseriusan dari kata yang ia ucapkan.
"Apa deh elo vi, Kalian udah nyaman banget formasi berempat vi, gue nggak mungkin tiba-tiba masuk diantara kalian." tolak shilla halus
"Kita akan lebih nyaman kalo kita berlima, dan loe bukan orang lain kan buat kita" ucap sivia, kini tangannya memegang pundak shilla.
"Gue nggak bisa vi, gue juga udah nyaman sama aktivitas gue. Ternyata membatasi diri di dunia entertaint asik juga, gue jadi bisa nikmatin masa muda gue. Balik sama kalian lagi berarti harus siap pergi pagi pulang pagi, kayanya itu berat buat gue sih. Selama ini juga kita tetep sahabat sejati kan ?" kata shilla. Ia lantas mengambil tangan sivia dari pundaknya dan memeluknya erat. Jujur ia rindu dengan sahabat-sahabatnya diblink ini.
"lo harus inget, Tangan kita akan selalu terbuka buat elo shilla" ucap sivia. Keduanya lantar tersenyum dengan posisi masih berpelukan.
"Yaudah yuk kesana, mereka kayanya udah mau main lagi tuh" ajak shilla sambil menarik tangan sivia menuju teman-temannya.
Mereka kembali melanjutkan mencoba wahana-wahana yang lain. Pilihan mereka jatuh pada wahana Tornado. Awalnya Sivia memutuskan untuk tidak ikut naik wahana itu, tapi karena paksaan shilla ditambah lagi gabriel serta Cakka yang terus menarik tangannya untuk ikut menaiki wahana itu akhirnya ia pun pasrah untuk ikut dengan mereka. Saat ini ia sudah duduk diwahana tornado dengan wajah yang cemas
"Gue takut banget shill, sumpah" ucapnya pada shilla yang duduk disebelahnya.
"Loe pikir gue enggak vi" jawab shilla, shilla pun ikut cemas menaiki wahana ini
"Gue nggak jadi aja deh yaa, gue turun aja deh" ucap sivia
"Ye, mana bisa, ini pengamannya udah dipasang" kata shilla sambil menunjuk pengaman yang sudah kencang terpasang
"Aman enggak nih, serem gila nih"
"Kita pegangan aja vi" saran shilla. Sivia langsung menautkan tangannya dengan tangan shilla. Tornado mulai naik keatas.
"Omaigat shill" pekik sivia saat tornado sudah mulai tinggi. Sesaat sebelum tornado digulingkan sivia tanpa sengaja memegang tangan seseorang disisi sebelahnya.
Tornado mulai di putar-putarkan digulingkan, yang menimbulkan teriakan-teriakan histeris semua orang yang naik termasuk sivia. Tangannya semakin kencang memegang shilla dan seseorang disebelahnya yang bahkan ia tidak tau siapa.
Sampai akhirnya tornado sudah berhenti berputar. Alat pengaman pun sudah dilepas. Sivia masih duduk menetralisir degup jantungnya yang tadi seakan melompat lompat. Hingga ia tidak sadar masih memegang kencang tangan orang disebelahnya
"Udah kali pegangannya" ucap gabriel yang melihat tangan sivia masih memegang erat tangan orang itu.
"Eh sorry sorry" ucap sivia , ia baru tersadar bahwa sedari tadi ia memegang tangan orang disebelahnya. Ia lantas melihat kearah orang itu, dan betapa kagetnya saat ia tahu siapa pemilik tangan itu. Ia adalah alvin
'Ya tuhan ternyata dari tadi gue pegang tangan alvin, malu-maluin bangt sih elo via' batinnya yang merutuki tingkahnya. Ia juga melihat bekas merah ditangan alvin tanda betapa kencang ia meremas tangan alvin.
"Gila gue nggak mau lagi naik ginian, kaya mau mati tau nggak rasanya" ucap shilla
"Gue juga nggak mau lagi" ucap sivia menambahkan.

HelloTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang