1.

174 9 9
                                    

“Pagi Beb” sapa Naomi dengan menepuk pundak sahabatnya juga disertai senyuman manis sebelum duduk ditempatnya, disebelah kursi Bebie.

“Astaga Mi, selalu deh” balas Bebie sambil mengelus dada dan hanya dibalas dengan senyuman lebar oleh Naomi, “tapi kalo lo yang manggil gue kok berasa aneh ya kayak…”

“Sembarangan” tukas Naomi tetap dengan senyum diwajahnya, memotong perkataan Bebie.

“Becanda ah gue. Ehiya kemaren gimana?” cecar Bebie ingin tau perihal kegiatan sahabatnya kemarin saat weekend.

Senyum diwajah Naomi langsung luntur dan dia hanya membalas keingintahuan Bebie dengan menghedikkan bahu. Bebie paham betul sikap sahabatnya saat ini dan dia tidak ingin berniat lebih dalam lagi.

Bel tanda memulai pelajaran telah berdering dan itu artinya pelajaran bahasa Indonesia dihari Senin sangatlah sempurna. Sekali lagi S-E-M-P-U-R-N-A. Ya Tuhan, ini baru hari pembuka di minggu ini dan siswa kelas 12 IPS 1 sudah disuguhkan pelajaran rumit berbahasa? Thanks God.

“Selamat pagi anak-anakku” salam Pak Farel.

“Pagi paakkk…” jawab siswa sekelas

Lain hal di bangku paling belakang sebelah kanan, “Emang gue anak lo,” jawab Naomi malas.

“Hussh” respon Bebie dengan menyikut lengan kanan Naomi.

“Hari ini Bapak akan memberi tugas kepada kalian untuk berkunjung ke sekolah lain atau dengan kata lain observasi. Jadi kalian harus mewawancari guru bahasa Indonesia di sekolah tersebut dengan tema
‘Memperluas Bahasa Indonesia’” terang Pak Farel yang dibalas dengan gumaman dan keluhan dari para murid dikelas tersebut.

“Hey sudah sudah. Jadi begini mekanismenya,” murid-murid kembali memperhatikan penjelasan guru yang umurnya lewat setengah abad itu didepan kelas, “kalian akan dibagi beberapa kelompok, kemudian Bapak juga yang menentukan kalian akan mengobservasi sekolah mana saja, paham sampai sini?”

“Paham paakk”

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

“Mi”

“Hm?”

“Serius lo gapapa?” tanya Bebie khawatir dengan sahabat disebelahnya ini.

Sekarang waktunya istirahat, jadi begitu bel mereka berdua langsung ke kantin dan membeli makanan.

Untungnya kantin belum ramai dan masih ada beberapa meja yang kosong untuk makan.

“Santai Beb” jawab Naomi kelewat tenang yang padahal tidak sesuai dengan gemuruh dihatinya.

Setelah percakapan singkat itu, mereka berdua makan dalam diam dan sesekali melihat notifikasi di gadget masing-masing.

“WOY SISTER

Tiba-tiba saja segerombolan cowok datang menggebrak meja yang ditempati oleh Naomi dan Bebie.

Salah satu dari mereka memiting kepala Naomi yang langsung membuat Naomi tersedak.

“Anjrit lo pada” seru Naomi sarkasme setelah minum air, “lepas gak tangan lo dari leher gue, kebiasaan banget”

Cowok yang memiting kepala Naomi tadi langsung melepaskan tangannya dan kemudian mengusap kepala Naomi.

“Selo aja kali mi”

“Tau Omi baper aja, Nuel kan becanda” tambah Jo membela Nuel.

Naomi hanya membalas perkataan mereka dengan dengusan sebal, “Kenapa lo pada?”

“Nanti setelah istirahat ke studio band ya, anak-anak mau ada lomba” jelas Steve.

Naomi langsung terbelalak kaget mendengar gagasan dari Steve, “Gila kali lo yak? Jam belajar toil”

“Selo mi, Pak Sandi nanti minta izin sama guru ke kelas-kelas. Eh ada neng Bebie,” penjelasan dari Leo terpotong dan ia langsung merubah mimic wajahnya menjadi mode ke-sok-imut-an nya, “bebeb nanti balik ke kelas sendirian gapapa kan ya? Soalnya Omi nya mau kita pinjam”

Lain hal dengan Bebie yang hanya tertawa kecil dan geleng-geleng kepala melihat kelakuan cowok-cowok di depannya ini, Naomi justru langsung mencubit perut Leo, “Najis Le Le. Bahasa lo dibenerin dikit dong, dipinjem dipinjem. Emang gue barang?”

“Aw” jerit Leo sedikit, “Sakit Mi, kejam banget sama calon ipar”

“Lah? Omi kan punya nya abang Le? Lo mau nikah sama abangnya Omi?” tanya Jo heran.

“Eh kampret, ya bukanlah. Lo kira gue maho? Maksud gue tuh sama…” Leo mulai tersenyum aneh, “neng Bebie tercintaahhh”

“Yeeee kadal” seru Jo dan Steve berbarengan dengan jitakan yang mereka daratkan dikepala Leo.

Disaat mereka bertiga masih melanjutkan aksi jitakan-perlawanan sampai berakhir dengan kejar-kejaran, Nuel langsung menyentil dahi Naomi, “Dateng ya, kalo gak dateng nanti gue culik” sambil tersenyum
miring (bukan menyeringai ya).

“Iya bawel” jawab Naomi ketus sambil mengusap dahinya yang terkena serangan tak terduga dari Nuel.

“Yaudah gue duluan, bye” kata Nuel cepat lalu berlalu dari hadapan Naomi dan Bebie setelah sebelumnya menarik pelan rambut Naomi.

“ANJIR. RAMBUT GUE RONTOK BODOH” teriak Naomi yang membuat Nuel berbalik arah sambil berjalan (jalannya mundur) disertai kekehan.

Bebie langsung mengelus lengan Naomi, “Udahlah Mi, pelan jugaan”, dilanjutkan dengan gelengan heran, sedangkan Naomi hanya menghela napas panjang.

AUDACITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang