6.

45 5 4
                                    

Mentari pagi yang panasnya menyejukan menyambut kebahagiaan hari baru bagi setiap insan Tuhan yang hidup.

Berlaku juga dengan Naomi. Pagi-pagi benar di hari Jumat ia sudah pergi berangkat ke sekolah untuk menanyakan revisi-revisi laporan observasi yang ia buat kepada Valdo dan Valdi.

Memang semalam mereka janjian untuk datang pagi agar laporan tersebut selesai tepat waktu, karena ada revisi mendadak dari Valdo melalui grup line.

Koridor sekolah di lantai satu masih sangat sepi. Tentu saja karena jam masih menunjukan pukul 05.30, orang aneh mana yang menyia-nyikan waktu tidurnya? Jawabannya adalah, Naomi.

Naik ke lantai 2 kemudian berjalan ke kelas paling ujung di sebelah kiri tangga.

Saat masuk kelas apa yang ia dapati? Tidak ada orang.

"Kampret juga Valdo Valdi" gerutunya bertahan dimuka pintu kelas.

Ia kemudian beranjak untuk duduk dibangkunya dan langsung mengeluarkan kertas laporan observasi yang ia print.

"Gue gak ngerti mana yang harus di revisi. Perasaan oke aja deh" ucapnya lebih kepada diri sendiri.

Suasana yang mendukung untuk berkhayal membuat Naomi pun berlaku demikian. Ia menatap ke arah meja dengan tatapan kosong tak sadar telah mencoret-coret kertas laporannya. Kemudian tertidur.

~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Mi.. Omi.. bangun Mi" Bebie berusaha membangunkan Naomi yang sudah tertidur sejak sejam yang lalu.

Saat Bebie sampai ia melihat teman sebangkunya tidur dan tidak berniat membangunkannya sampai bel masuk berdering.

Naomi menggeliat merenggakan ototnya yang keram karena tertidur tadi.

Menguap dengan tangan kanan menutup mulutnya, "Gue dimana Beb?"

Bebie langsung menatap Naomi horror karena pertanyaan gilanya itu, "Menurut ngana?!" Tanya Bebie balik mengikuti kata-kata yang sering Naomi ucapkan.

Dan ia hanya tersenyum aneh. Lupa karena ia sedang di kelas.

"Eh Valdo Valdi udah dateng?" Naomi langsung mengedarkan pandangan ke sekitar untuk menemukan sosok dua kembar yang ia tunggu sedari tadi pagi.

"Udah. Mereka lagi serahin laporan observasi, soalnya lo tidur tadi. Gak enak ngebanguninnya" Bebie memberi penjelasan sambil mengeluarkan buku yang akan dipelajari dari laci mejanya.

Naomi hanya mengangguk pelan dan seketika berdiri dari kursinya.

"Mau kemana Mi?"

"Ruang pak Farel" jawab Naomi singkat sambil berlalu pergi.

Ketika hilang dari pandangannya Bebie menggumam, "Ih tuh anak gak bisa di tebak deh. Gue kira mau cuci muka abis tidur"

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Naomi berjalan menuruni tangga untuk sampai ke ruang guru di lantai dasar. Memang bel masuk sudah berbunyi dan pelajaran pertama adalah bahasa Indonesia, jadilah ia sekarang menghadap pak Farel, menyusul Valdo dan Valdi.

Mengetuk pintu ruang guru tiga kali, lalu membukanya dan memunculkan kepalanya terlebih dahulu, "Permisi" kemudian ia masuk dan menuju meja pak Farel, guru bahasa Indonesianya.

Valdo dan Valdi yang melihat Naomi datang hanya berdecak lidah karena timing Naomi datang tidak tepat.

"Pagi pak" dengan senyum manisnya ia menyalami pak Farel.

Berdeham sebentar, "Pagi"

Kemudian hening. Tidak ada yang membuka suara satu pun termasuk gurunya. Naomi melirik ke arah Valdo dan Valdi tanda bertanya, sementara mereka hanya melihat sekilas ke arah Naomi lalu menunduk.

'Pada kenapa deh?' Pikirnya.

"Oh ya, begini Naomi" pak Farel memulai pembicaraan, "bukannya apa-apa, tugas observasi ini saya berikan untuk dikerjakan dengan serius, bukan dengan main-main. Tolong pisahkan problema pribadi dan tugas sekolah"

Naomi yang tidak mengerti maksud dari kata-kata pria setengah abad di depannya, menatap bingung ke arah Valdo Valdi bergantian kemudian bertemu pandang dengan pak Farel lagi.

"Maksudnya apa ya pak?"

Pak Farel langsung menyodorkan ke arah Naomi kertas laporan mereka yang langsung terpampang nyata letak kesalahannya.

Mata Naomi membulat melihat keteledorannya dan langsung menarik kertas laporannya itu.

"Astaga maaf ya pak. Saya gak tau. Saya perbaiki lagi pak, permisi"

Ia langsung pergi dari ruang guru tanpa menunggu Valdo dan Valdi.

'Anjir. Anjir. Anjir. Bego banget sih lo Mi. Kacau. Kacau. Kelar udah. Aahhh kampret' dalam hati ia mempersalahkan dirinya.

Pintu kelas terbanting menyambut kehadiran Naomi. Ia langsung berlari ke belakang menuju kursinya dan tergesa-gesa mencari penghapus.

"Beb, penghapus dong?! Penghapus gue ilang gini sih. Lagi siaga 1 jugaan"

Bebie yang refleks langsung mengambil penghapusnya dari kotak pensilnya dan memberikannya kepada Naomi, "Nih"

Naomi langsung menyambar penghapus yang diberikan Bebie, lalu menghapus tulisan yang membuatnya malu.

Teman sebangku Naomi itu langsung memajukan badannya ke arah Naomi untuk melihat apa yang membuat Naomi sepanik itu.

'Chris'

'CaN. Chris and Naomi'

'Naomi love Chris'

Dan tanda hati yang bertebaran di cover laporan observasinya.

Bebie yang melihatnya hanya tertawa dan menepuk pundak Naomi beberapa kali,

"Mi Mi. Makanya jangan suka bengong. Tangan..." jari telunjuknya menunjuk ke arah tangan kanan Naomi, "sama pikiran..." tunjuknya ke arah kepala Naomi, "kadang suka gak sinkron. Jadi deh tuh kayak gitu" komentar Bebie sambil menghedikan dagunya ke arah laporan yang menjadi kesibukan Naomi saat ini.

"Berisik lo ah. Bantuin gue ngehapus kek. Banyak nih" Naomi marasa kesal karena sahabatnya bukannya membantu malah menceramahinya.

"Dih ogah banget. Lagian penghapusnya cuma satu"

Naomi mendengus mendengar alasan temannya.

'Bodoh banget lo Mi. Bikin malu aja tau gak?! Valdo Valdi juga malu pasti'.




Ketauan deh Naomi selalu mikirin Chris.
Gue masih bingung mau bikin Naomi akhirnya sama siapa *curcol*

Maafkeun segaa typo.

Voment ditunggu;*

AUDACITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang