11.

1.9K 214 4
                                    

"Jungkook pelan-pelan saja!" Omelnya. Bahkan Jungkook tidak mempedulikan ucapan gadis itu dan melanjutkan langkahnya semakin cepat.

Mereka berkali-kali menaiki tangga. Membuat Yein kewalahan dengan langkahnya yang menjadi cepat.

Saat mereka tiba, Jungkook berhenti disebuah pintu besi berwarna cream yang terkunci.

Jungkook mengeluarkan sebuah kunci dan membuka pintu itu.

"Ya... Jungkook! Aku lelah!!" Yein terduduk dirooftop yang tak disangka-sangka Yein ada disekolahnya.

Yein tidak tahu apa yang selanjutnya yang dilakukan Jungkook disudut rooftop.

"Hei Jungkook! Kau sedang apa?" Tanya Yein. Jungkook berjalan ke arah Yein dan meletakkan sebuah kotak berpita merah.

"Apa itu?" Tanya Yein. Jungkook tidak menjawab. Dan sibuk dengan kotak itu.

Yein menatap awan yang bergerak perlahan dan langit biru yang menawan.

"Ngomong-ngomong baru kali ini aku ke rooftop sekolah.." ujar Yein. Jungkook tertawa lalu menggeser posisinya untuk duduk didekat gadis itu.

"Aku sudah tahu tempat ini sejak lama." Ia tersenyum.

"Banyak tempat rahasiaku yang belum kau ketahui." Ujarnya. Yein menoleh.

"Jadi hanya kau yang tahu tempat ini selain guru-guru serta petugas sekolah?" Ia mengangguk menjawab pertanyaan Yein.

"Ah, aku hampir melupakan sesuatu. Jungkook mengeluarkan kotak besi pita itu dan membukanya dihadapan Yein.

"Itu apa?" Tanyanya untuk kedua kali.

"Kotak permohonan." Jawab Jungkook. Ia memberi kertas berwarna merah muda pada Yein.

"Kita harus punya syarat jika menjadi sepasang kekasih." Yein menggeleng.

"Ikatan Jungkook. Bukan kekasih." Ujarnya. Jungkook mengangguk asal lalu sibuk dengan tulisannya.

"Syarat dariku, kita harus menulis apa yang kita inginkan lalu kita letakkan dikotak ini." Ujarnya. Yein mengangguk mengerti.

"Aku sudah menulis permohonanku." Ucapnya lalu meletakkan kertas biru muda itu ke dalan kotak.

Yein mengambil kertas berwarna merah muda itu lalu menuliskan apa keinginannya.

"Aku harap keinginanku terkabul." Ia memasukkan kertas itu ke dalam kotak.

"Setelah pulang sekolah nanti aku akan menunggumu di gerbang. Kita akan pergi ke suatu tempat."

°°
Jungkook benar-benar menunggu gadis itu didepan gerbang. Dilihatnya Yein keluar bersama teman-temannya.

"Yein!" Teriaknya yang membuat Yein berpisah dengan teman-temannya.

"Ayo masuk," ujarnya. Yein mengangguk lalu masuk ke dalam mobil Jungkook.

"Kita ingin kemana?" Tanyanya. Jungkook hanya diam saja san tetap fokus menyetir. Lalu kemudian ia tersenyum ke arah Yein.

"Taman." Jawabnya singkat. Yein mengangguk mengerti.

Yein masih mengira bahwa taman yang dimaksud Jungkook benar-benar taman yang sering di lewatinya di Myeondong.

Tapi ternyata dugaan Yein salah. Taman yang dimaksud Jungkook bukanlah taman di Seoul, atau Myeondong.

Yein sedikit terkejut saat tujuan mereka itu adalah Busan.

Yein menoleh dibuat Jungkook.

"Kita mau ke taman bukan?" Jungkook mengangguk lalu membelokkan setirnya menuju sebuah tempat yang pantas disebut hutan, bukan taman.

"Jungkook, bukannya kau bilang kita ingin ke taman?" Tanya Yein. Jungkook seray mengangguk lalu memasuki suatu kawasan yang lebih tepat dipanggil hutan itu.

Tapi kali ini berbeda. Yein belum pernah ke tempat seperti ini sebelumnya. Matanya berbinar menatap hutan itu.

Rerumputan luas dengan rumah pohon dan ayunan dibawahnya. Lalu danau yang lumayan besar ada disitu.

"Ayo turun." Ajak Jungkook. Yein masih memandang nya tak percaya. Lalu ia turun dari mobil Jungkook dengan mulut yang terbuka.

"Ini tempat persembunyianku jika aku sedang marah, sedih atau kesal." Ujar Jungkook. Yein menatap wajah nya lama.

"Aku membuat rumah pohon ini saat berusia 16 tahun, dan ayunan ini bersamaan." Ia mengajak Yein duduk di ayunan itu. Yein mengangguk mengerti dan masih memandang pemandangan itu dengan takjub.

"Jadi ini markas besarmu?" Jungkook terkekeh geli lalu mengangguk.

"Tapi kurasa sekarang akan menjadi markas kita berdua." Ujarnya dengan senyuman.

"Loh? Kenapa begitu?" Tanya Yein. Jungkook menghela nafas.

"Karena kau satu-satunya orang yang kubawa kemari selain abu ibuku." Yein tersentak lalu menatap wajah sendu Jungkook.

Jungkook tersenyum tulus. Yang tak pernah dikeluarkannya selama ini. Tulus sebagaimana perasaannya benar-benar pulih.

"Gomawo Yein-ah." Ucapnya sambil menatap mata Yein lekat.

"Gomawo karena sudah menjadi orang yang kupercayai." Ucapnya dengan senyuman tulus itu. Yein mengayunkan tubuhnya seirama dengan ayunan nya.

"Ceonma Jungkook-ah!" Ujarnya dengan girang.

Mereka tidak tahu akan berapa lama mereka seperti ini. Yang mereka inginkan, berapa lama kebahagiaan ini takkan luntur?

°°

Halohaaaaa! Sesuai dengan janji aku fast update kann?? Hehehee

Yeee senengnya udh coret" terus bakal pisah ama temen temen:(

Pisah itu sangatttt sanggattt:(

Kok jd curhat? Hahahah maafkan aq;(

Soo dont forget to comment n vote guyssss^^

SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang