Taehyung menghela nafas sambil merebahkan tubuhnya ke ranjang empuk milik adiknya. Berada dikamar ini mengingatkan berapa ia mengenal Jungkook dan akrab dengan Jungkook.
"Hyung! Ayo bermain!"
"Hyung kau kalah!"
"Hyung aku lapar!"
"Uri Kookie sekarang sudah besar.." gumamnya pelan. Karena kejadian itu Jungkook lebih banyak diam dan tak pernah menyebut namanya. Bahkan memanggilnya hyung seperti dulu.
"Aku memang jahat." Gumamnya. Matanya menatap nanar langit-langit kamar. Jungkook tak tahu kapan ia akan berubah. Anak yang hangat itu berubah menjadi dingin sekarang.
"Napeun hyung." Air matanya perlahan jatuh membuat dadanya sesak seketika.
Krek..
Pintu kamar Jungkook terbuka dan ia langsung bangkit dari tidurnya.
"Kau sudah pulang?" Tanya Taehyung. Jungkook hanya mengangguk sekilas lalu meletakkan tasnya asal dan menyalakan musik dikamarnya.
"Sampai kapan kau akan mendiamiku seperti ini?" Tanya Taehyung. Jungkook membuka bajunya lalu berjalan menuju kamar mandi.
"Minggirlah. Kau menghalangi jalanku." Ujar Jungkook kasar sambil mendorong Taehyung.
"BERHENTILAH SEPERTI INI!" Bentaknya. Jungkook menghentikan langkahnya lalu berbalik badan melihat ke arah lelaki itu.
"Tolong berhenti memandangku sebagai musuh dimatamu!" Ujarnya dengan helaan nafas kasar.
"Kau memang musuh. Akan selamanya menjadi musuh. Sampai kapanpun kau musuhku." Ucap Jungkook pelan namun menusuk.
"Kau tak mengerti kenapa aku pergi hari itu. Kau tak pernah tahu--"
"Aku memang tak pernah tahu tujuanmu pergi dari rumah dan membuat eomma menangis karena kehilangan dirimu. Kau memang tak mengerti bagaimana eomma sakit karena kau meninggalkannya, kau memang tak pernah tahu perasaan eomma saat tepat itu hari dimana helaan nafas terakhirnya." Jungkook tersenyum miring.
Taehyung terdiam. Tatapan luka dimata Jungkook kini ada lagi disana.
"Kau bukan hyungku. Kau bukan hyungku. Aku benci karena eomma yang begitu mencintaimu. Aku benci karena eomma menaruh seluruh perhatian itu padamu!" Bentaknya. Ia menangis.
"Kau bisa pergi seenaknya saat abu itu diterbangkan! Kau bisa kembali bersama appa tanpa tahu bahwa eomma sudah pergi! Kau bisa.." Jungkook tak tahan lalu mengusap matanya yang memerah.
"Kau bisa pergi sesuka hatimu dan memarahi eomma saat wanita itu sakit keras." Ia mengusap matanya sambil terjatuh.
"Kau bukan hyungku. Hyungku tak pernah pergi meninggalkan eomma.." ia terisak kuat. Menyisakan Taehyung yang mematung disana.
"Hyungku tak pernah ingkar janji..."
"Hyungku tak pernah membentak eomma.."
Ia sulit mengatur nafasnya sampai akhirnya dadanya itu sesak. Ia memakai sweaternya sambil mengusap wajahnya.
"Kookie, dengarkan aku dulu," ujar Taehyung menarik lengannya.
"Apalagi? Aku sudah tahu kau pergi karena mencari appa kan? Sudahlah hyung. Tak ada yang perlu dijelaskan lagi." Sela Jungkook. Jungkook menangis. Persis sama saat ia kecil. Saat Taehyung meninggalkannya.
"Aku ingin sendiri." Ujarnya lalu pergi dari rumah itu.
--
Yein melihat ke arah ponselnya. Ia Menatap ponselnya heran.

KAMU SEDANG MEMBACA
Secret
AléatoireJeon Jungkook lelaki egois, dingin, menang sendiri dan benci kehidupannya. Tidak pernah memberi tahu siapapun tentang dirinya. Lalu kemudian ia bertemu dengan seorang gadis. Yang membuat hidupnya perlahan berubah. Jung Ye In gadis manis, pendiam yan...