Day 2

1.2K 257 9
                                    

"Apa yang kau lakukan pada adikku, idiot?"

Baru saja aku duduk di meja kerjaku sambil bermain gitar kesayanganku yang berada dipangkuanku, pintu ruanganku mendadak di buka oleh Niall yang menatapku kesal bercampur bingung.

"Apa?" tanyaku berusaha santai dan tetap memainkan gitarku. Ia mendengus pelan lalu duduk pada kursi yang berada di depanku.

"Kau bertemu dengannya kan kemarin?"

Aku menghentikan permainan gitarku dan menatap Niall, kaget. Hei, darimana ia tau?

"Darimana kau tau?"

"Rose cerita padaku," jawabnya. "Kenapa kau berlaku seperti orang idiot? Kau punya mulut yang bisa berbicara tapi kau mengacuhkan semua perkataan adikku. Dia mendadak gila karenamu."

Mendengar ceritanya, seketika senyumanku kembali terkembang. Perasaan hangat dan nyaman itu kembali memenuhi hatiku. Ku lirik jam dinding pada ruanganku yang kini sudah menunjukkan pukul 5 sore. Oh, saatnya aku pergi ke taman dan menemuinya.

"Terima kasih atas informasi itu Niall," kataku singkat lalu pergi meninggalkannya yang menatapku bingung.

Ah, aku tak sabar ingin melihat senyuman manisnya hari ini.

***

Tak butuh waktu yang lama untukku sampai di Taman yang hanya berjarak 2 blok dari sekolah musik milik Uncle Rob, Paman dari Niall dan Rose. Aku pun mengeluarkan semua peralatan lukisku yang selalu ku bawa kemana pun aku pergi di dalam mobilku dan kemudian membawanya masuk ke dalam taman. Haaah, belum bertemu dengannya saja jantungku sudah berdegub sekencang ini.

Kedua mataku menerawang, memperhatikan setiap sudut taman ini dan kembali mengingat setiap gerak geriknya kemarin sore. Dan lagi-lagi aku dibuat tersenyum karenanya. Ku rasa aku bisa berubah menjadi gila hanya karena terus mengingat senyumannya, suara cerianya, dan bahkan dengusan sebalnya setiap kali aku mengacuhkannya.

Aku sudah siap dengan kanvas dan juga alat lukisku. Ku perhatikan danau yang berada di depanku yang sudah setengah ku gambar kemarin karena merasa tak puas dengan kanvas pertama yang ku gambar kemarin.

Baru saja tiga kali aku menorehkan kuasku pada kanvas, suara lembut nan ceria yang ku tunggu akhirnya datang.

"Sore, Mr. Hood."

Aku sedikit tersentak karena ia melompat kecil ke sisi kiriku. Dari ujung mataku, aku bisa melihat dirinya yang kini tampil manis dengan rok baby blue dan blouse putih tulang tanpa lengan.

"Kau sedang melukis apa?"

Baru saja aku ingin menjawabnya, aku tertiba ingat dengan misi dan juga kebiasaanku, alhasil aku tetap mendiaminya. Aku harus tahan menahan godaan untuk menjawabnya dan bercengkrama dengannya.

"Danau lagi? Kau tak bosan? Apa bedanya sama yang kemarin coba?"

Aku berpura-pura mendengus sebal dan menunjukkan wajah kesalku, seakan-akan aku tak nyaman dengan ucapannya sejak tadi. Ku tatap sejenak wajahnya yang terlihat senang melihat tubuhku bereaksi sesuai dengan harapannya, mungkin. Ku lirik bangku taman yang berada di belakang kami dan menyuruhnya untuk duduk melalui gerakan kepalaku.

Nyaris saja aku ingin tersenyum dan mencubit kedua pipi tembamnya yang kini terlihat mengembung karena wajah merajuknya itu sungguh sangat menggemaskan untukku. Ia pun menuruti perintahku tadi, dan kini duduk manis di bangku taman itu. Ada perasaan sedikit menyesal menyuruhnya pergi karena aroma milky rosenya itu, sungguh sangat menenangkan pikiranku.

"Kau tak berniat untuk mengajakku ngobrol?"

Kali ini aku refleks menggeleng, meski aku kembali sibuk dengan lukisanku. Mungkin lebih tepatnya berusaha terlihat sibuk dengan lukisanku ini, karena jujur saja aku tak bisa berkonsentrasi karena ada dirinya disini.

"Kenapa?"

Aku mendengus sebal kali ini dan kemudian menatapnya sebal, tanpa dibuat-buat. Ternyata lama-lama tingkat kecerewetannya ini tak bisa ku toleransi lagi.

Ia menutup bibir mungilnya itu dengan kedua tangannya dan tentu saja ekspresi wajahnya yang sangatlah menggemaskan.

Sepertinya, aku mulai tertarik padanya.

***

\AN/

Yeaayy this is the second chapter guiz!!!!

Seneng banget sama semua respon yang kalian kasih di chapter sebelum nyaaa

Keep vomments!!!! ;)

Lots of Love

putripopoh

Unspoken Words // c.h [AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang