Day 4

1K 222 9
                                    

Kamis sore yang tak secerah hari kemarin. Hari ini aku tak memiliki jadwal mengajar di sekolah lukis maupun di sekolah musik sekalipun. Itu artinya aku bisa menghabiskan waktuku di Taman sejak pukul 3 sore ini hingga.......... kapan pun itu. Lagi pula, aku baru saja me-restock cat-cat minyakku, jadi aku tak perlu khawatir semua itu akan habis saat aku melukis tadi.

Angin yang berhembus lembut, dan juga langit yang sedikit berawan ini membuat keadaan Taman sedikit lebih ramai dari biasanya. Tak sedikit anak-anak kecil yang tengah berlari sambil memegang layangan dan juga balon dan saling mengejar satu sama lain. Dari posisiku ini saja, aku dapat melihat banyaknya muda-mudi seusiaku dan mungkin saja lebih, kini tengah bercengkrama dan melakukan piknik kecil-kecilan.

Aku pun tergerak untuk melukis moment indah seperti saat ini. Musim gugur memang selalu menjadi musim favoriteku karena angin yang berhembus tak begitu kencang, dan juga matahari bersinar tak begitu terik. Ditambah lagi dengan campuran aroma tanah yang sedikit lembab dan juga daun maple yang berguguran berpendar menjadi satu dalam hembusan angin musim gugur. Aku selalu merasa tenang setiap kali mengirup aroma tersebut.

Suara gemerisik yang berbeda dari gesekan ranting pohon yang tertiup angin terdengar berbeda kali ini. Dan aku merasa, suara gemerisik yang sesekali di sela dengan suara tapakan kaki, membuatku tergerak untuk menengok kebelakang.

"Eh, Hiii. Aku mengganggumu ya?"

She's here guys.

Aku berusaha sekuat tenaga untuk menahan rasa senang dan juga gugupku begitu menyadari kehadirannya hari ini dengan cara kembali berbalik dan berusaha fokus dengan lukisanku, karena jujur saja aku tak pernah berharap ia akan datang lagi hari ini, mengingat biasanya gadis-gadis yang berusaha mendekati dan juga ingin mengenalku selalu menyerah di hari ketiga dan tak akan pernah muncul lagi di hari keempat atau pun hari-hari berikutnya.

She's different. I don't know why she always come and never give up to make me say something to her. And that's what makes her different with others.

"Kok tumben banget, udah jam segini belum keliatan bentuk lukisannya?"

Aku hanya mengangkat bahuku tanpa membalikkan tubuhku kearahnya. Tangan kiriku terus bergerak susai dengan irama musim gugur yang selalu menyelimuti diriku. Aku baru tau kalau aroma milky rose yang bercampur dengan udara musim gugur adalah perpaduan yang sangat nikmat dan juga menenangkan.

"Emm, aku tau mungkin kamu ngerasa aku ganggu kamu beberapa hari ini. Aku minta maaf soal itu," katanya setelah ia diam beberapa saat dengan kedua mata yang masih terfokus dengan lukisan pada kanvasku.

Aku mendadak gugup, begitu ia menoleh kearahku dan memperhatikan wajahku dengan mata birunya yang begitu teduh. Ku harap wajahku tak berubah menjadi sama persis dengan langit senja saat ini.

"Aku membawakan mu cupcake buatanku," katanya sambil membuka sebuah kotak makan berwarna merah muda yang baru saja ia keluarkan dari dalam tasnya. "Tak banyak sih, tapi ku harap kau suka."

Ia kembali menutup kotak makan tersebut, lalu meletakkannya tepat di samping botol-botol cat yang ku letakkan di atas sebuah kursi kecil. Dari ekor mataku, aku bisa melihat senyuman manis yang selalu ia sunggingkan itu, terpatri indah diwajahnya.

"Aku tau ini tak seberapa kalau dibandingkan dengan aku yang selalu merepotkanmu beberapa hari ini," katanya sambil terkekeh pelan. Ingin rasanya aku merekam suaranya itu agar aku bisa mendengarkannya setiap kali aku ingin tidur.

"Itu juga sebagai tanda terima kasih ku, karena kau menolongku kemarin."

Aku refleks mengangguk dan tersenyum kecil. Ia pun ikut tersenyum senang karena sepertinya ia berpikir kalau pada akhirnya aku bisa merespon kalimat panjangnya selama ini.

"I gotta go," katanya setelah melirik ke arah batang pohon yang memang tak begitu jauh dari tempat kami ini. "Aku ada janji dengan kakakku untuk datang ke acara ulang tahun gebetannya. Aku pergi dulu, bye."

Fuck it, Horan. Kau menggangu kesenanganku saja. Kalau saja ia bukan sahabatku, aku akan memarahinya besok jika bertemu dengannya.

Kotak makan merah muda itu terlihat manis berdiri diantara deretan botol cat yang didominasi oleh warna gelap. Tanganku pun tergerak untuk meletakkan pallet cat yang sejak tadi ku pegang di atas pahaku, lalu ku raih kotak makan itu dan membukanya.

Have nice day, Baby Hooe

Oh lihatlah, bagaimana mungkin aku menolak perlakuan manis yang diberikan oleh wanita cantik sepertinya?

***

\AN/

Double Update, because why not??? Hahaha

Thanks for the vomments in the previous chapter❤

Lots of Love

putripopoh

Unspoken Words // c.h [AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang