Kejadian sore lalu membuatku sadar kalau aku benar-benar menyukai adik dari sahabatku, yang baru ku kenal kurang dari seminggu ini. Aku tau bahwa gagasan itu terlalu cepat untukku sadari, tapi perasaan itu memang bisa datang kapan saja bukan?
Karena kejadian kemarin pula, seluruh peralatan lukisku rusak dan habis. Aku baru berniat untuk membelinya malam nanti atau mungki besok, jadilah hari ini aku hanya membawa sketch bookku dan pensil. Beberapa hari ini aku sering menggambar seseorang di dalam sketch book ini sebelum aku pergi tidur setiap malamnya.
Entah kenapa, aku ingin sekali mengabadikan wajahnya yang selalu tergambar jelas dalam otakku ini, karena aku tak mungkin memotret wajahnya setiap kali kami bertemu, jadi aku lebih memilih untuk menggambar sketsa wajahnya setiap kali aku akan tidur. Berharap ketika aku tidur nanti, aku bisa bertemu lagi dengannya di alam mimpi.
"Calum!!!"
Aku menolehkan kepalaku begitu seseorang memanggilku yang baru saja menutup pintu mobilku. Oh, ternyata Casie, gebetan Niall sejak kami masih di tahun kedua junior high school.
"Hai, Cas. Kau sendiri?" tanyaku tanpa ada niat untuk menghampirinya yang berada di lapangan basket.
"Aku menunggu Niall," jawabnya sambil men-dribble bola basketnya. "Katanya ia akan datang dengan Rose, adiknya. Kau sudah pernah bertemu dengannya?"
Hanya mendengar namanya saja, perasaanku kembali mendadak gugup. Aku tak mengira kalau Rose memiliki dampak yang begitu besar pada perasaanku walau kami baru mengenal beberapa hari.
Aku hanya tersenyum tipis, lalu beralih melihat jam tanganku. Sepertinya aku harus segera mencari spot baru karena aku yakin spotku yang biasanya, masih kacau balau karena kejadian kemarin.
"Baiklah, sepertinya aku harus segera ke sana," ucapku sambil menunjuk sebuah rumah pohon yang terlihat kecil dari kejauhan ini pada Casie. "Sampaikan salamku pada Niall, Cas."
Casie mengangguk dan tersenyum hangat kepadaku. Senyumannya tak pernah berubah, masih tetap manis dan teduh. Pantas saja Niall tergila-gila padanya, meskipun sudah 4 tahun berlalu sejak pertama kali mereka berkenalan.
Ku langkahkan kakiku menuju rumah pohon tersebut dan menaiki setiap undakan untuk mencapainya. Untungnya pohon ini tak terlalu tinggi. Jadi aku tak merasa kesulitan saat menaikinya dengan sebuah sketch book di tangan kiriku.
Baru saja aku duduk di tepian rumah pohon ini, kedua mataku langsung menangkap dirinya yang hari ini berbalut floral dress berwarna baby pink, yang membuatnya terlihat begitu manis, seperti biasanya. Kedua sudut bibirku tertarik berlawanan, membentuk sebuah senyuman. Aku tak pernah merasakan kebahagian seperti ini hanya dengan melihat seorang gadis sebelumnya. Dan ia benar-benar membuatku gila saat ini.
Aku mulai menggambar penampilannya hari ini. Sesekali aku kembali menatapnya yang kini terlihat bingung mencari keberadaanku. Melihat itu, aku hanya tertawa kecil sambil menggelengkan kepalaku. Bisa ku jamin, wajahnya kini pasti terlihat begitu menggemaskan.
"Bagaimana bisa aku menyukai gadis lugu sepertimu, Rose?" gumamku saat melihatnya berlari kecil menghampiri rumah pohon ini begitu ia menyadari keberadaanku ini. Ayo kita mulai actingmu, Calum.
"HEIII!" teriaknya dari bawah dengan senyuman lebar dan nada cheerful seperti biasanya. Ku tundukkan kepalaku ke arahnya, berusaha untuk terlihat biasa saja melihat kedatangannya. "Boleh aku naik?" lanjutnya.
Aku pun menganggukkan kepalaku dan mencoba untuk tersenyum. Aku tau seharusnya aku menjauh darinya, tapi semalam aku berpikir, lebih baik aku bersenang-senang dengannya di sisa waktuku sebelum aku benar-benar pergi meninggalkannya nanti, dan menyimpan banyak kenangan indahku bersamanya. Dan ku rasa itu bukanlah pilihan yang buruk untuk membuat ikatan pertemanan dengannya. Ya setidaknya, dengan menjadi temannya, aku akan menjadi jauh lebih dekat dengannya bukan?
![](https://img.wattpad.com/cover/70239214-288-k93462.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Unspoken Words // c.h [AU]
Fanfiction-Book 2 of Silent's Hood- Pertemuan singkat itu mengajarkan ku tentang kehidupan, kebahagian, dan juga cinta dalam kepedihan. Ia adalah gadis super cerewet yang tak pernah ku temui sebelumnya. Ia adalah satu-satunya gadis yang bisa menerima kekurang...