6. A glimpse of hope

3.1K 484 14
                                    



1 minggu berlalu dan Yerin menjalani rutinitas hidupnya seperti biasa. Ia masih berlagak seperti orang asing pada Hanbin dan ia akan berlaku seperti itu seterusnya.

Yerin kini bersama sahabatnya berada di kantin menikmati makan siang bersama. Wajah gadis itu sesekali menatap lelaki yang ada di seberangnya. Makan siang itu berlangsung lancar sebelum beberapa orang melayangkan pandangan sinis padanya. Yerin menatap sekitarnya sedikit bingung namun menghiraukannya. Ia berfikir orang-orang hanya merasa iri padanya karena dekat dengan 2 murid populer di sekolah.


"Bukankah ini gadis yang sering bermain di club itu?"


"Wajahnya mungkin polos, tapi sikapnya tidak, kkk."


Yerin melayangkan pandangannya pada gadis gadis itu. Ia mengendikkan bahunya dan segera beranjak dari kantin.

Di sepanjang lorong, Yerin juga dapat mendengar berbagai perkataan yang mengenai dirinya. Ia sedikit bingung namun tak dipedulikan. "Yerin, kenapa mereka semua membicarakanmu?" Joy berbisik pelan sambil memandang beberapa murid menatapnya sinis.

"Entahlah. Aku tidak mengenakan sesuatu yang buruk bukan?" Yerin menatap seragamnya yang baik-baik saja di tubuhnya.

Hayoung menatap segerumbulan siswa yang kini ramai didepan mading sekolah. Ia berjalan mendekat dan terkejut ketika melihat isi artikel tersebut. Ia mengisyaratkan yerin dan joy untuk berjalan mendekatinya.

"Yerin, kau sering pergi ke club malam?"

Yerin melebarkan matanya tak percaya, "Mwo?! Apa maksudmu?!"

"Lihat! Ada artikel yang menulis tentangmu!" Hayoung menunjuk artikel yang kini dipajang di tempat mading sekolah.

Yerin melihat artikel itu dan mengepalkan tangannya, siapa yang beraninya menulis artikel palsu seperti itu?! apa untungnya?! Yerin seketika teringat seseorang yang satu sekolah dengannya dan mungkin untuk menyebarkannya di sekolah. Mungkinkah..

Kim Hanbin?

Yerin tersenyum pahit, dia tidak boleh berprasangka buruk terhadap seseorang dulu. Gadis itu mengendikkan bahu perlahan dan akhirnya meninggalkan tempat itu. Dia lebih baik tidak berbuat apa-apa terlebih dahulu selama beberapa hari ini.

"Entahlah, lebih baik tidak usah kita pedulikan saja."

Yerin pergi meninggalkan kerumunan itu dengan senyuman yang pahit. Hayoung menepuk bahu gadis itu pelan dan mereka pergi menuju kelas.


PRAK!

Hayoung dan Joy menutup mulutnya yang menganga lebar itu. Kepala Yerin dijatuhi telur yang berbau amis itu. Yerin menghembuskan nafas kasar-sedikit kesal dengan kelakuan teman sekelasnya.

"YAK! Apa yang sudah kau lakukan?!" Joy berteriak marah dan menunjuk teman-temannya dengan kesal. Joy mengeluarkan tisu dari sakunya dan mengusap rambut Yerin yang terkena kuning telur itu.

"Dia seorang pelacur! Dan dia ada di kelas ini!"

"Memang apa salahnya dia berada di kelas ini? Kalian hanya termakan gossip belaka!" Joy berkacak pinggang; melotot pada mereka. Hayoung juga menatap mereka sinis. Yerin menghela nafas lalu keluar kelas itu. Batinnya sudah tidak kuat lagi.


***


always; yerin hanbin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang