2 bulan semenjak kejadian yang menimpa seluruh hidupnya, Yerin lebih menjadi pendiam dari biasanya. Ia mengikuti sekolah dengan rajin dan mengikuti kerja paruh waktunya dengan rajin. Ia harus mencari uang sekarang.Soal Hanbin, ia tidak mendengar kabar pria itu semenjak ia mengantarnya ke rumah Sehun. Entah kenapa perasaan gadis itu sedikit tidak enak tentang Hanbin. Ia tidak tau kenapa ia berfirasat seperti itu, karena firasatnya kali ini sama seperti ketika sewaktu itu ia khawatir pada ayahnya.
Dan juga, beberapa bulan kemarin ia didatangi oleh polisi, untuk dimintai kejelasan tentang kasus yang menimpa ayahnya. Namun beberapa minggu kemarin polisi itu seolah menghilang dari bumi dan tidak pernah mendatanginya lagi.
Yerin lalu pergi menemui 2 sahabatnya, Joy dan Hayoung di café depan sekolah lamanya. Mereka berdua memeluk Yerin erat dan berbincang-bincang di café.
"Kau tau, Kim saem masih galak seperti biasa. Sebel."
"Ah, aku lupa, sekolahmu itu sekolah khusus seni ya? Enak sekali. Kau tidak perlu belajar matematika kalau begitu?" tanya Joy kesal.
"Masih kok, tapi tidak terlalu ditegaskan seperti pelajaran wajib." Yerin tersenyum kecil padanya dan Joy langsung meraung kesal, "Itu pasti sangat indah!"
Yerin tersenyum melihatnya dan mengalihkan pandangannya ke jendela. Ia langsung membelalakkan matanya ketika melihat seseorang dari jendela café.
Ia langsung berdiri membuat kedua sahabatnya memandangnya bingung.
"Ada apa Yerin?"
"Kau melihat sesuatu? Hantu? Goblin?" Joy mengalihkan pandangannya ke jendela lalu menyipitkan mata mencari apa yang membuat Yerin terkejut.
Hayoung melebarkan matanya dan membuka mulutnya. "I...itu kan Hanbin? Aku sudah tidak melihatnya 2 bulan ini!"
"Ya.. aku mulai curiga apa yang—hei! Yerin kau mau kemana?!!"
Yerin langsung meninggalkan café dan menyebrang jalan menuju tempat Hanbin. Gadis itu menghampiri Hanbin yang kini memainkan handphonenya di depan samping mobilnya.
"Yak! Kim Hanbin!"
Hanbin menoleh dan melihat Yerin yang kini berlari menghampirinya. Lelaki itu menaikkan alisnya dan menatap gadis itu.
"Kau kemana saja selama ini? Aku mau terima kasih atas bantuanmu memberikan bukti pada polisi, dan aku tidak melihatmu—"
"Maaf, apa aku mengenalmu?"
Yerin mengerjapkan matanya pelan mendengar ucapan Hanbin yang terkesan dingin dan.. aneh. Yerin memiringkan kepalanya dan menatap Hanbin bingung.
"A..apa maksudmu? Kau kan.. emm.. temanku sewaktu kecil?"
"Hah? Apa?"
"Jangan bilang seperti itu, aku tau aku salah mengacuhkanmu 2 bulan lalu, tapi—"
"Tidak sungguh, aku tidak tau kau siapa. Kau siapa? Apa aku mengenalmu?"
Yerin melebarkan matanya kaget. Ia melihat Hanbin berusaha memastikan apa lelaki itu bercanda atau tidak.
"A..aku Yerin.. aku adalah teman kecilmu."
"Well,maaf nona Yerin, aku tidak mengenalmu sama sekali. Dan permisi, aku harus pulang." ucap Hanbin dan langsung membuka pintu mobil lalu pergi dari pandangan Yerin.
Yerin menatapnya aneh dan sendu.
Ada yang aneh.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
always; yerin hanbin ✔️
Fanfictionthey were childhood friends, until he make a mistake. AU! © puffysnow, 2016