"AMPUN HANBIN!"
Yerin menunduk dibawah Hanbin. Lelaki itu tersenyum miring dan berjongkok menatap wajahnya. Ia melepaskan 'benda' yang membuat Yerin ketakutan itu.
"Aku sudah melepaskannya."
Yerin mendongak dan memukul Hanbin keras dengan tasnya. Ia memukul lelaki itu berkali-kali berniat melampiaskan kemarahannya.
"Menyebalkan! Dasar!"
"Bagaimana? Jadi mau kan pulang bersamaku?"
Yerin memutar bola matanya malas dan pergi meninggalkan lelaki itu sendirian.
Dasar Hanbin. Dia menakutiku dengan kupu-kupu. Itu namanya tidak adil. Cih, biasanya di sekolah sok cool dan dingin sekarang malah seperti ini.
Yerin menoleh ke belakang dan menatap Hanbin kesal.
"OI CEPAT!"
Hanbin tersenyum dan berjalan mendekat pada gadis itu. Ia berjalan mendahuluinya dan menabrak bahu gadis itu sehingga Yerin oleng ke depan. Yerin memandang Hanbin geram dan berjalan mendahuluinya.
Bruk!
"Ya! Apa maksudnya itu?!"
Yerin menjulurkan lidahnya setelah mendorong Hanbin hingga jatuh ke tanah. Gadis berambut hitam itu tersenyum mengejek sambil berlari menuju mobil lelaki itu sebelum emosinya meledak-ledak.
Hanbin membuka pintu mobil disusul dengan Yerin. Ia terdiam disana, tidak melakukan apapun. Kecuali membenarkan rambutnya yang sedikit berantakan.
"Dimana rumahmu?"
"Kau tak perlu tau."
"Kalau begitu kau kuculik saja."
"Terserah, asal kau tidak melakukan apa-apa padaku."
Yerin terdiam, begitupun Hanbin. Namun suasana sekarang sungguh berbeda. Suasana begitu sepi namun ada yang janggal, Hanbin tidak menyalakan mobil atau menyetirnya. Yerin lalu menoleh ke samping, melihat apa yang lelaki bodoh itu lakukan.
"AAAA!"
Yerin menjauhkan wajahnya dan badannya ketika melihat wajah Hanbin yang hanya terpaut 5 cm dari wajahnya sendiri. "Yak! Kau mengejutkanku! Dasar bodoh!"
"Kau bilang aku boleh menculikmu. Baiklah, kau akan kuculik sekarang. Bersiaplah tawanan."
Yerin menatap Hanbin yang kini dengan tenang menyetir mobilnya. Sedangkan ia sendiri masih menjauh dari lelaki itu. Wajahnya memerah ketika menatap mata berwarna hitam gelap nan tajam itu. Tatapannya dingin namun menghanyutkan.
Yerin menepuk-nepuk pipinya berusaha pergi dari imajinasi liarnya. Idih, tidak mungkin kan gadis itu membuka hati pada lelaki di sebelahnya?
"Rumahku di jalan ****. Antar aku kesana."
"Bukankah kau sudah bersedia untuk diculik?"
Yerin menoleh dengan mulut menganga, tidak percaya pada lelaki itu. "Hey! Aku hanya bercanda! Kau tidak boleh menganggapnya serius!"
"Hem, sayang sekali nona Jung."
Yerin memutar bola matanya kesal dan menatap jalan. Tak berniat menggubris perkataan Hanbin.
Kau membuat keputusan yang salah Jung Yerin.
***
Yerin menatap taman bermain terbesar yang ada di Seoul itu. Matanya mengerjap pelan dan melihat Hanbin yang kini berkutat dengan ponselnya.
"Yang benar saja? Kau membawaku kesini?"
Hanbin menoleh dan mengangguk pelan. "Ya, kenapa? Kau tidak suka?"
"Kalau kau tidak suka, aku akan membawamu-"
"TIDAK AKU SUKA SEKALI!" teriak Yerin cepat dan langsung berlari meninggalkan lelaki yang sedang melongo itu. Matanya mengerjap pelan dan langsung mengejar gadis itu sebelum hilang tersesat.
Yerin menatap sekelilingnya dan tersenyum kecil. Dia sudah lama tidak pergi ke taman bermain. Badannya lelah namun ia ingin bermain saat ini. Ia melangkah mengantri untuk menaiki roller coaster.
Hanbin menghampiri Yerin dengan nafas yang berat. Ia terengah-engah mengejar gadis itu. Ia menghela nafas sejenak dan bersiap mengomel padanya. "Oi Jung Yer—"
"Diamlah Hanbin, aku ingin mendengar teriakan tak berdaya dari pengunjung itu."
Hoh.
Hanbin mengerjap pelan dan memutar bola matanya kesal. "Terserahmu."
Grep!
Lelaki itu menatap Yerin yang kini memegang tangannya. "Ayo naik! Cepat!" ucapnya dan menarik Hanbin sambil berlari.
Mereka berdua duduk di bangku roller coaster dan memasang peralatan pengaman. Yerin tersenyum bahagia sambil melihat rel coaster yang ia naiki. Roller coaster mulai berjalan naik. Ia mendekatkan wajahnya pada Hanbin,
"Nanti jangan salahkan aku kalau tiba-tiba memegang tanganmu ya."
Hanbin terdiam dan matanya berkedip beberapa kali. "Apa maksud—"
Sret!
"K..KYAAAAAA!!"
Telinga Hanbin serasa pecah saat itu juga.
Cut—
KAMU SEDANG MEMBACA
always; yerin hanbin ✔️
Fiksi Penggemarthey were childhood friends, until he make a mistake. AU! © puffysnow, 2016