I hate that i can't hate you (By)

4.6K 322 1
                                    

Author POV

Diva menatap kosong bunga mawar berwarna merah yang ada di dekat nya.ia kembali teringat satu nama di pikiran nya,'Byan'.

Sesekali ia menghapus air mata yang sedari tadi berjatuhan dari pipinya.Diva melirik jam yang tertempel di tangan nya.

'Setengah lima'.

Diva kembali menghapus air mata-nya yang berjatuhan.tiba tiba saat ia sedang menghapus air mata sialan nya itu,

"Div,kok lo belum--DIV LO KENAPA NANGIS?!"Jerit lelaki yang baru saja menepuk pundak Diva.

Oh sialan,Apakah Byan baru saja menanyakan sebab ia menangis? Bodoh! Lelaki bodoh!.tentu saja Diva menangis karna Byan sendiri dan sekarang ia bertanya sebab Diva menangis?.

Bahu Diva kembali bergetar,lalu tanpa banyak basa basi ia bergegas berlari meninggal kan taman sekolah.otak nya kembali memutar kejadian demi kejadian yang baru saja ia 'tonton' secara Live dengan mata kepala nya sendiri.Diva berlari sekencang mungkin dengan pandangan yang tertuju kebawah,tak peduli ia akan menabrak sesuatu.

Dan benar saja,

'BRUG'

Diva mencoba bangun dari duduknya karna baru saja ia terjatuh gara gara seseorang.Bahunya kembali bergetar hebat,mata nya kembali mengeluarkan air bening yang terus saja mengalir tiada henti.

"Ma-maaf."Ucap Diva dengan suara gemetar."Maaf."Ulang nya lagi.

"DIVA?!"

"ASTAGA DIVA,LO KENAPA NANGIS?!"Lanjut seseorang itu sambil membantu Diva berdiri.

"Cerita nya panjang,sekarang gue cuma mau pulang."Jawab Diva dengan suara gemetaran yang sama lalu ia berjalan mendahului seseorang itu.

"TUNGGU DIV,BIARIN GUA YANG ANTER LO."Teriak sesorang itu kencang agar bisa di dengar oleh kedua telinga Diva.

"Gak usah lex,gue bisa sendiri."Tolak Diva,bahunya kembali bergetar dengan kencang.Sedangkan,tak peduli dengan tolakan Diva barusan,Alex mengejar Diva kemudian ia menggenggam tangan Diva kuat.

"Dengerin gua baik baik.biar gua yang anter lo pulang."Pinta Alex seraya menatap mata Diva lekat.

"DIV TUNGGU DIV!"Teriak lelaki yang sedang berlari kencang menuju Diva dan Alex.

"Ok ok. Lo anter gue pulang,cepet!"Bisik Diva sambil menarik tangan Alex.

•••

"Div,tadi lo kenapa nangis sih?"Tanya Alex memecahkan keheningan dengan mata yang sesekali melirik Diva lalu melirik jalanan di hadapan nya lagi.

"Bukan urusan lo."Jawab Diva dingin sambil membuang muka dan menatap mobil mobil yang berada di luar jendela mobil Alex.

"Jelas ini urusan gua,gua gak boleh ngebiarin lo nangis walaupun itu cuma setetes doang."Jelas Alex mantap,Diva menatap Alex dengan tatapan sedih -lagi-

"Byan--"Bahu diva kembali bergetar.

"Byan ciuman sama Agatha."Diva menutup mulutnya kemudian ia menangis lagi.Sesekali Diva mengusap air matanya tetapi tetap saja air mata itu akan terus keluar.

"HAH?!"Teriak Alex seraya menekan 'rem' menggunakan kaki nya sehingga mobil mereka berhenti mendadak.

"Gak usah pake berhenti mendadak juga kali."

"Lo gak bohong? Byan ciuman sama Agatha?--"Tanya Alex lagi sambil menatap mata Diva penasaran.

"Ya enggak lah! Mana mungkin gue mau buat buat omongan!"Tepis Diva dengan suara bergetar.

Si Ketua KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang