vera anindia vinci

445 21 0
                                    

Aku masih tak percaya pada diriku sendiri, seperti ada jiwa lain didalam diriku yang baru kutahui. Begadang, menghampiri reyhan dan kabur dari kejaran polisi. Aku memang berhasil lolos dari kejaran polisi dan aku berharap ini adalah hal terakhir berurusan dengan polisi, melakukan hal bodoh dan konyol seperti kemarin malam. Aku berharap reyhan tak melakukan itu lagi, dan pekerjaanku pun menjadi ringan.

Pelajaran b.indo mengawali kbm hari ini, tanganku menangkup kepalaku yang terasa berat. aku sangat mengantuk karna semaleman begadang, mataku perlahan mulai menutup, aku tak konsen, pendengaran ku pun mendadak tuli, entah kenapa semuanya menjadi gelam dan aku merasakan sensasi kenikmatan yang luar biasa.

Brak!

Aku tersentak kaget mendengar gebrakan meja yang sangat keras dari arah depan. Siapa lagi kalau bukan guru b.indo ku-bu dwii, mungkin ia kesal karna aku ketahuan mengantuk saat pelajarannya.

"Kalian Sudah bangun?" Tanya bu dwi dengan nada mengejek, siapa yang dia maksud? Apa reyhan juga tertidur?

"Saya tidak tidur bu, hanya mengantuk" jawab reyhan dengan santainya

"Sama saja! Sekarang kamu sama vevi maju kedepan dan jelaskan materi yang saya bicarakan" titahnya yang tidak mau dibantah atau di tolak

"Ok!" Jawab reyhan tanpa ada penolakan sama sekali, apa dia punya kelainan jiwa?

Kutahan reyhan ketika ia hendak berdiri, mulutku mendekat ke arah kupingnya dan membisikan sesuatu "si bego, jangan kaya kambing mau di kurban¡ jangan pasrah, lu harus lawan. Gua contohin"

Aku berdehem sebelum bicara "maaf bu, kami bukan tertidur, kami sedang mencoba tehnik olahraga mata yang baru, siapa yang paling lama memejamkan mata tandanya mata mereka sehat" aku tersenyum ke arah bu dwi yang menatap ku tidak percaya pada apa yang ku katakan tadi

Hening......

"HAHAHA si pea!"

"Gua baru tau ada tehnik kaya gitu!"

"Hahaha siapa yang nyiptain tehnik kaya begitu? Nenek moyang lu?"

"Anjrit, ketahuan ngibul nya itu"

Kelas yang semula sepi mendadak ramai dan ricuh mempermasalahkan alasanku yang menurut ku cukup masuk akal.

"Itu yang lu sebut alasan? Payah!"bisik reyhan, setiap kata yang dia ucapkan membuat ku merinding karna deru nafasnya yang menggelitik telingaku

"Diam!" Teriak bu dwi "kalian pikir saya bodoh? Cepat kedepan dan jelaskan materi yang saya terangkan" kami mendapatkan tatapan tajam dari bu dwi yang membuatku merinding takut. lihat reyhan, bahkan dia sudah berada di depan dengan gaya santainya.

Yah mau gimana lagi? Reyhan sudah mengibarkan bendera putih, dan aku sudah dikepung oleh kebenaran. Dengan keberanian yang ku buat instan, kupaksakan kakiku yang tidak mau melangkah ke depan. Aku menunduk karna perasaan bersalah

"Nah sekarang kalian jelaskan"

Kulirik reyhan yang juga melirik ku dari ujung matanya,memberi isyarat 'lu dulu'

Aku menghela nafas pasrah "ja-ja-di ya-yang" aku menghela nafas frustrasi, apa aku juga punya fobia gugup didepan banyak orang?

Reyhan menarik kerah ku untuk mundur, dia pikir aku anak kucing "kelamaan" bisiknya

Sok pinter!

"Jadi cerpen itu adalah blablabla..." ia menerangkan materi dengan lancar, ia begitu yakin disetiap kata yang ia keluarkan, bu dwi pun manggut manggut membenarkan ucapan reyhan. Ya tuhan satu hal lagi yang ku tau dari nya, ternyata dia anak yang pandai

keep bad boy [slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang