Key

458 23 1
                                    

Sore ini tak ada yang ingin di lakukan gadis itu. Ia hanya mengubah siaran televisi berulang kali. Matanya seakan terus tertarik pada jam di dinding yang masih menunjukan pukul 5.

Sebenarnya apa yang ingin dikatakan Reyhan?

Perasaan seakan berdatangan, entah itu perasaan senang, gugup, panik, gelisah. Yang jelas, saat ini dia berharap waktu untuk berjalan lebih cepat dari biasanya. Tapi justru malah sebaliknya.

Ia duduk menghadap televisi ditemani dengan bungkus besar kacang atom serta jus apel. Mata nya melirik ponsel yang tergeletak di sampingnya. Ia ingat sesuatu. Petra. Cowok itu harus diberi tahu agar ia tak perlu mengawasi Reyhan nanti.

"Hallo Petra. Nanti malem, lo enggak usah ngawasin Reyhan, ya."

"Emang ada apa?"

"Nanti malam, dia sama gue."

"Ok!" suara nyaring Petra menjadi pengakhir dari percakapan kami.

Vevi kembali mendesah, setelah kesekian kalinya ia melirik jam yang masih berjalan lambat. Ia sangat tidak sabar dan sedikit bersemangat. Suara ketukan pintu membuat Vevi sedikit terlonjak, ia berhenti mengunyah secara otomatis. Jantungkan seakan berhenti berdetak. Bahkan tubuhnya kaku dalam beberapa detik sebelum ia mendengar kembali ketukan pintu yang menyadarkan nya. Ia segera bangkit dan membuka pintu dengan tergesah-gesah.

"Ini masih jam... eh kak Tika, ada apa ya?"

"Ada apa sama jam nya Vev?" Kak Tika terkekeh melihat Vevi salah tingkah. "Hayo.. nungguin siapa?"

"Kak Tika gak usah ngeledek, aku gak lagi nungguin siapa-siapa."

"Itu pipinya merah." Kak Tika menunjuk kearah pipi Vevi yang merona

"Bener kok, aku gak lagi nungguin siapa-siapa. Ada apa kak?"

"Yakin? trus ini titipan dari siapa, ya?" Kak Tika menunjukan sebuah kotak sedang bewarna pink dengan pita kecil di ujungnya. "Nih, ada titipan buat kamu. Kaka udah intip sedikit isinya." Tika menahan senyum nya

"Apa?"

"Buka aja." Tika kembali ke dalam kontrakan nya. "Have fun!"

have fun? apa maksudnya?

♡♡♡

Vevi segera membuka kotak pink itu. Ternyata, isinya adalah sebuah baju. Ia langsung mengambil secarik kertas yang berada diatasnya. Membacanya secara perlahan dan teliti, persis seperti membaca soal ulangan.

Jangan lupa nanti di pakai

hanya itu. Tak ada tulisan siapa sang pengirim. Ia segera mengeluarkan baju itu dari dalam kotak. Sebuah kemeja kotak-kotak merah dengan kaos putih yang bertuliskan I Love Banana

Vevi terus memandangi tulisan yang sangat besar di tengah-tegah kaos itu. Sebuah gambar pisang pun ikut meramaikan kaos putih itu.

♡♡♡

Tepat pukul tujuh kurang 15 menit. Vevi telah memakai kemeja beserta kaos konyol yang sebenarnya ia malu bahkan tak mau untuk memakainya. Lebih tepatnya karena tulisan di kaos putih itu. Ia memakai kaos yang dilapisi kemeja tanpa mengancingnya serta celana levis dan sepatu snekers.

Reyhan yang baru tiba, langsung turun dari motornya dan mengetuk pintu rumah gadisnya itu. Tak lama pintu terbuka dan nampak Vevi yang menyembulkan kepala nya di balik pintu.

"Hey, ada apa? Jangan sembunyi di balik pintu." Reyhan bersusah payah menahan senyum nya.

"Han. Berhenti pura-pura gak tau. Tulisan di baju nya terlalu konyol."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 30, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

keep bad boy [slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang