18. Please be mine

431 19 3
                                    

Vevi pov

Aku tersentak, saat mendengar bunyi klakson motor. "Siapa sih, berisik banget." Umpatku dan kembali memejamkan mata.

Tin..! Tin..!

Mataku kembali terbuka. Suara itu hampir membuat gendang telinga ku pecah.

Tanganku bergerak mencari telpon genggam di balik bantal. Pukul 03.45! Orang gila mana yang lari pagi jam segini.

Melangkah malas menuju pintu, ingin segera mengusir orang itu. Ku intip melalui jendela. Mataku melotot saat melihat Reyhan diatas motornya, tersenyum manis ke arah ku. Sok manis! Oke. Dia memang manis, tapi untuk apa dia kesini.

Ku buka pintu untuknya. Berkacak pinggang dihadapannya, siap mengeluarkan segala kekesalan ku terhadapnya. "Lo," sambil menunjuk kearah nya. "Gak punya jam, ya?"

"Punya--" sambil memperlihatkan pergelangan tangannya ke arah ku.

Aku menghembuskan nafas kasar. "Lo mau ngapain jam segini keluyuran? Pulang sana, gue masih ngantuk." Usirku,ingin kembali masuk ke dalam rumah tapi tangan besarnya menahanku.

"Please, sebentar aja." Mohon nya. Aku tak bisa menolak kalau dia yang minta, karna akan jadi masalah kalau ku tolak.

"Mau apa?" Tanyaku

"Gue mau ajak lo jalan."

Hah! Apa aku tak salah dengar? "Lo bercanda? Gue mimpi kali, ya?" Ku cubit pipiku "aw!"

"Sorry gue ganggu lu," ia melepas pegangannya. "Yaudah, gue balik aja."

Ada raut kesediihan yang terlihat jelas di wajahnya. Aku tau dia butuh seseorang saat ini, ia terlihat seperti orang yang kesepian. Ayolah Vev bantu dia!. Oke, aku tak bisa melihat dia seperti itu. Rasanya pilu melihat dia yang terbiasa kuat mendadak lemah. Ini bukan Reyhan yang ku kenal.

"Rey, lo gapapa?" Tanyaku.

Ia menggeleng, lalu tersenyum. Aku tau Itu senyum palsunya.

"Lo mau ajak gue kemana?" Tanyaku lagi.

Ia mengeryitkan dahi, menatapku dengan pandangan terheran-heran.

"Jadi gak?" Dia membuatku jengkel karna menatapku seperti itu.

Ia tersenyum, kerutan didahi nya sudah tak ada. "Ke suatu tempat, dan gue jamin lo pasti suka."

"Ini masih terlalu pagi Han." Matahari saja masih tertidur di barat.

"Karena tempatnya spesial, waktu nya pun juga spesial." Katanya

"Yaudah, gue ganti baju dulu. Mau masuk apa tunggu di luar?" Tawarku.

"Disini aja, takut ganggu keluarga lu." Ia menunduk, lalu memperhatikan ku lagi. "Gak pake lama." Perintahnya.

Sudah membuat anak orang bangun pagi. Sekarang dia malah memerintah.

[·]

Ku kunci pintu rumah, lalu memastikan lagi apakah pintuku sudah terkunci. Lalu berjalan menghampiri Reyhan yang sedang menyesap rokok nya lalu memperhatikan ku dengan intens.

"Apa!" Ketusku, merasa risih jika terlalu di perhatikan

"Gapapa, lo gak mandi aja masih keliatan cakep. Apa lagi mandi?" Ucapnya tanpa dosa. Maksud-ku itu terlalu frontal, ku harap pipiku tidak memerah.

"Pipi lo merah, salting ya?" Katanyaa lagi.

Sial! Hampir saja aku berjingkrak kesenangan karna ucapannya.

keep bad boy [slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang