SATU

1.2K 44 2
                                    

Aku menunggu, tanpa rasa lelah
Tak terhitung butiran airmata langit membasahiku

Membiaskan semua hasrat dalam ayunan mimpi buta
Melepaskan semua takut bersama angin

Agar dia tahu
Agar dia tersentuh
Jadi nyata
Bagaimanapun
Menghapus semua gejolak rindu yang tak tahu rimbanya

_Park Jungsoo_


































Aku membuangnya
Penjaga hati yang mati menunggu
Menghempaskan perjuangannya dengan bangga
Merasa menang berdiri diatas mayatnya

Tapi kusalah
Hatikulah yang akhirnyaremuk
Dia bangkit, menantang maut
Menghapus semua jejak tentangku
Yang terpatri dengan kesombongan

Dia,
Sudah sepatutnya berlari. Menjauh.
Meninggalkan benih yang tak sadar kupupuk dengan sepenuh hati

_Kim Raejae_













* * *

Gom semariga
Han jiba isseo
Appa gom, eomma gom, aegi gom
Appa gomeun tung tung hae
Eomma gomeun nalshin hae
Aegi gomeun neomu kiyeowo
Eusseuk, eusseuk, jal han da

"Kau masih mendengarkan lagu itu? Hehe! Ayolah jaga sedikit wibawamu, sajangnim!" seorang lelaki tinggi dengan setelan jas berwarna hitam menghempaskan sebuah map yang tidak terlalu tebal ke meja kerja kayu di depannya. Lawan bicaranya hanya diam, menatap suasana di luar sana dari kaca besar tembus pandang di ruangannya. Lelaki itu terkekeh, melangkahkan kakinya mengambil tempat di sebelah lawan bicaranya dan mengikuti pandangannya.

"Waeyeo? Kau masih memikirkannya? Si gadis Ice Cream itu, Jungsoo Hyung?" Lelaki itu, Kim Heechul, kali ini menggunakan bahasa nonformal dan berbicara sebagai sahabat dari Jungsoo, Sajangnimnya."Cih! Ayolah, hyung ini sudah empat belas tahun. Kau bahkan Cuma bertemu sekali dengannya!" Heecehul kembali terkekeh. Jungsoo berdiri, memutar tubuhnya, menyandarkan tubuhnya di dinding kaca, melirik Heechul sekilas lalu menatap langit-langit ruangannya dengan tersenyum. Heechul menggeleng.

"Kau sepertinya sudah benar-benar gila, hyung! Kau bahkan berharap dia datang ke hadapanmu dan berkata 'Hai, aku gadis Ice Cream-mu'. Hehehe. Bodoh dan konyol!" Heechul menepuk pundak Jungsoo pelan.Jungsoo malah melebarkan senyumannya tidak mengambil hati ucapan Heechul. Dia bahkan sudah terbiasa dengan ucapan-ucapan pedas lainnya. "Ahh... sudahlah, percuma berbicara denganmu. Ingatlah umurmu sudah kepala tiga, seharusnya kau sudah berpikir untuk menikah. Setidaknya mempersiapkan calon penerusmu." Heechul berjalan meninggalkan Jungsoo yang masih saja sibuk dengan khayalannya.

Entah apa yang sebenarnya ada dalam otak Jungsoo. Tidak pernah satu kalipun tercetus dari mulutnya dia ingin menikah. Ahh jangankan menikah, mengucapkan kata menyukai seseorang, selain gadis Ice Creamnya itu saja dia tidak pernah. Padahal semua wanita mengejarnya. Siapa yang bisa menolak Jungsoo, lelaki tampan, kaya, bijaksana, berjiwa pemimpin, ahh... benar-benar lelaki idaman. Jungsoo hanya tinggal mengacungkan jarinya, maka wanita itu yang akan menghampirinya. Bahkan para sahabat dan rekan kerjanya sudah silih berganti menyodorkan wanita yang terbaik menurut mereka, tapi tetap saja dia tidak tertarik sama sekali. Jika di tanya alasannya, maka dia akan menjawab,

"Maaf! Di sini, di hati ini sudah terisi penuh oleh seorang wanita. Tidak ada yang bisa menyingkirkannya, hanya dia yang akan menjadi wanitaku. Titik!"

Jungsoo memejamkan matanya memutar kembali memori otaknya empat belas tahun yang lalu.
Memutar kenangan Gadis Ice Cream yang memenjarakan hatinya.

Ice Cream (FF/ Park Jungsoo- Kim Raejae)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang