SEMBILAN BELAS

279 24 15
                                    

Hah... ini sangat terlambat! Sangat sangat terlambat!!
Tapi... ada yang nungguin kah?
Haha...

Nb : no edit

____________

Jungsoo masih menatap berkas sinar orange yang menyusup, mengintip melalui celah gedung-gedung tinggi yang membentang sepanjang mata memandang. Ia terpaku pada satu titik tapi tidak terfokus ke sana. Otaknya terus saja berpikir, terus saja menghentak, benarkah ia telah melakukan kesalahan?

Sebelumnya, ia terus meyakinkan dirinya bahwa ia telah mengambil jalan yang benar dengan melepaskan Raejae dari kehidupannya. Buktinya Raejae tak pernah menemuinya dan tetap bertahan dalam pelariannya, atau bahkan telah melanjutkan cintanya dengan Donghae yang selama ini telah Raejae impikan tanpa sepengetahuan mereka tentunya. Karena selama ini, setelah enam tahun berlalu, ia baru menyadarinya, ia juga telah kehilangan Donghae, salah satu sahabat terbaiknya. Ahh... memikirkan hal itulah yang membuat Jungsoo semakin yakin mereka telah menjalani hidup mereka dengan bahagia di balik luka yang mereka toreh untuk Jungsoo.

Tapi setelah wanita itu datang dan mengungkapkan semua kebohongannya. Keteguhan hati Jungsoo menjadi goyah. Ia merasa perbuatannya selama ini adalah salah. Didukung oleh ribuan pertanyaan, cacian, umpatan kekecewaan, kalimat menyayangkan, tatapan membunuh, dari teman-temannya yang menghampiri Jungsoo.

Tuhan! Benarkah ia setiap harinya telah membunuh satu dari sekian kebahagiaan Raejae? Benarkah ia setiap harinya telah menancapkan paku dan mencabutnya kembali dengan paksa di hati Raejae? Benarkah ia telah memperburuk keadaan? Benarkah ia telah mengabaikan Raejae bahkan disaat Raejae memperjuangkan hidupnya dan darah dagingnya?

Argh! Ia salah! Ia benar-benar salah!

* * *

Brak!! Satu hentakan di pintu ruang kerja Jungsoo membuyarkan semua kecamuk batin Jungsoo. Jungsoo memutar tubuhnya dan mendapati Donghae dengan terengah berdiri di ambang pintu.

“Brengsek kau Hyung! Dimana kau bertemu dengan Raejae, Hah? Dimana?” Donghae maju dengan langkah lebar dan mencengkeram kerah kemeja Jungsoo. Jungsoo hanya tersenyum miring lantas menepis kedua tangan Donghae dengan keras.

“Hentikan, Hyung!” Kibum dan Kyuhyun masuk dan mencekal lengan Donghae yang masih berusaha untuk kembali menyerang Jungsoo.

“Kenapa kau menanyakan hal itu padaku?” Ucap Jungsoo dengan sarkatis seraya membenarkan kerah baju dan dasinya yang sempat kusut karena cengkeraman Donghae.

Donghae membulatkan matanya dan kembali memberontak. “Kau benar-benar brengsek! Kau menemukannya tapi kau tidak menceritakan pada kami, hah! Apa kau tidak tahu seberapa gila kami mencari dia?

“Bukankah kau yang jauh lebih tahu dariku dimana keberadaannya? Kenapa sekarang kau mendesakku untuk mengatakan dimana dia?”

“Hah!” Donghae berteriak dan mendorong kuat Kibum dan Kyuhyun hingga celakan tangan mereka terlepas.

Bug! Satu pukulan mendarat di sudut bibir Jungsoo. Jungsoo terhunyung dan jatuh ke lantai.

“Seharusnya hal ini sudah ku lakukan sejak enam tahun lalu...” geram Donghae. Donghae melangkah cepat dan menyerbu Jungsoo.

Bug! Satu pukulan lagi melayang dari tangan Donghae dan berakhir di pelipis kanan Jungsoo.

“Hyung!” Kibum berlari dan kembali ingin menghentikan Donghae. Tapi Kyuhyun menahan dan memintanya untuk tetap diam di tempat. Memberi isyarat untuk membiarkan mereka menyelesaikan masalah mereka berdua.

“Kau tahu...” Donghae kembali mencekal kerah kemeja Jungsoo. “Seandainya Raejae tidak mencegahku saat itu, mungkin aku telah melakukan ini enam tahun lalu.”

Ice Cream (FF/ Park Jungsoo- Kim Raejae)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang