TIGA

484 35 0
                                    

Selamat datang di Part Tiga!!

Selamat membaca,
Dan semoga menyukainya!!

Terima kasi!!

__________

Beberapa hari ini Hankyung jarang menemani Raejae. Jangankan untuk bermain bersama atau jalan-jalan berdua, pulang ke rumah pun terkadang sudah malam. Raejae benar-benar merasa aneh. Jika di tanya, Hankyung hanya akan menjawab.

‘Oppa sedang menyesuaikan diri, jadi perlu banyak belajar. Kau bisa maklum kan?’

Jika sudah seperti itu Raejae tidak bisa berkata apa-apa lagi. Oppa-nya sudah lelah, mana mungkin dia tega mencercanya dengan banyak pertanyaan.

Raejae sudah tidak tenang. Memandang terus ke arah pintu apartemen. Sudah jam sepuluh malam, tapi Hankyung belum juga pulang. Mana ada kantor yang masih buka jam segini. Sudah berpuluh-puluh kali Raejae mencoba menelpon Hankyung, tapi percuma. Hankyung tidak mengangkat telponnya. Rasa cemas menyelimuti hati Raejae takut terjadi sesuatu pada Hankyung. Ahh... kalau seperti ini terus, Hankyung lebih baik tidak menjadi Pengacara Park Corporation. Hankyung bisa sakit kalau seperti ini. Raejae mencoba menelpon Hankyung satu kali lagi dan akhirnya telponnya diangkat.

“Oppa eoddiga? Ini sudah jam berapa? Apa kau tidak akan pulang? Kenapa tidak memberiku kabar?” cerca Raejae.

“Mianhae Jae-ah, Oppa lupa mengabarimu kalau Oppa harus menyelesaikan pekerjaan Oppa di kantor.” Lirih Hankyung. Dari yang terdengar, Hankyung sepertinya sangat kelelahan. Ya Tuhan, Raejae benar-benar merasa sedih mendengar suara Oppa-nya. Saking sibuknya dia sampai lupa memberi kabar pada Raejae.

“Oppa, apa kau sudah makan?” Raejae menurunkan nada suaranya. Raejae merasa bersalah. Apa mungkin hanya karena Raejae yang selalu memaksa pulang ke Korea, Hankyung jadi bekerja terlalu keras? Untuk membuktikan pada Ibu mereka bahwa Hankyung mampu menjaga Raejae.

“Sudah, kau tidak perlu khawatir. Tidurlah, Oppa tidak pulang malam ini. Oppa akan tidur di kantor saja.” Suara Hankyung terdengar sedikit ragu menyampaikan rencananya. Senyap. Tidak ada jawaban dari Raejae. Hankyung juga ikut terdiam memberi kesempatan pada adiknya untuk berpikir. Dia sangat tahu, Raejae pasti marah dan khawatir.

“Arra! Jangan tidur terlalu malam, Oppa! Sampai ketemu besok.” Ucap Raejae menutup telponnya tanpa menunggu jawaban dari Hankyung. Hati Hankyung mencelos, jika Raejae sudah menjawab dengan singkat seperti itu artinya Raejae benar-benar marah. Hankyung menghela nafasnya, merapikan file-file di mejanya dan bersiap untuk mengistirahatkan tubuhnya.

Raejae menbanting tubuhnya ke tempat tidur. Memandang langit-langit kamar. Kesal sekali rasanya. Apa sebegitu sulitnya bekerja dengan Park Jungsoo itu, sehingga Oppa-nya harus lembur sampai menginap di kantor? Atau apa Park Jungsoo itu tidak mengerti bahwa karyawannya juga butuh istirahat? Benar-benar orang paling egois yang pernah Raejae temui.

* * *

Raejae bergegas menuju lift dengan menenteng dua tas di tangannya. Satu tas berisi pakaian dan satunya lagi berisi sarapan untuk Hankyung. Jam baru menunjukkan pukul setengah delapan pagi, tapi SuCho sudah terlihat sibuk.  Pintu lift terbuka, Raejae  dengan cepat masuk dan menekan angka lima belas. Tepat disaat seorang lelaki dengan aroma lembut maskulin masuk juga ke dalam lift. Uh.. wangi yang seksi sekali, Raejae sangat menyukainya. Terkesan jantan, tapi meninggalkan kesan manis

Ice Cream (FF/ Park Jungsoo- Kim Raejae)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang