Chapter 9

2.9K 273 32
                                    

***

Jinri mendengus pelan setelah menoleh pada bangku di sebelahnya. “Apa dia baik-baik saja?” Gumamnya lirih. Gadis itu meletakkan wajahnya di atas meja dengan kedua tangan sebagai tumpuan.

“Ia bahkan tidak menjawab panggilanku.”

“Apa dia masih belum berangkat sekolah?” Jinri menoleh pada Jongin yang kini duduk di atas meja di sebelahnya. Dia  menggeleng pelan, kembali menghela napas. Membuat laki-laki itu hanya menatap kasihan pada Jinri.

“Kasihan kau.” Jinri menyipit. Melirik Jongin yang kini memainkan sebuah botol minuman soda di tangannya. Jongin tampak mengalihkan pandangannya pada seseorang yang kini duduk di bengku paling belakang. Seorang laki-laki yang tengah terdiam, menatap kursi kosong di sebelah Jinri.

“Tapi dia lebih menyedihkan.”
Jongin menggelengkan kepalanya pelan, membuat Jinri mengikuti arah pandang laki-laki itu. Gadis itu menoleh ke belakang, mendapati Chanyeol tengah melamun dengan wajah datar di sana.

“Apa dia benar-benar menyukai Soojung?" Jongin mengangguk sekilas.

“Sepertinya begitu. Aku tidak pernah melihatnya seperti ini. Dia bahkan berubah dalam banyak hal akhir-akhir ini.”

“Benarkah begitu?” Keduanya masih terus menatap Chanyeol.

“Emm," jawab Jongin seraya mengangguk singkat lalu nelanjutkan, "dulu dia tidak pernah mempedulikan gadis-gadis yang dia tinggalkan, tapi sekarang dia terlihat sangat menyedihkan hanya karena tidak melihat Soojung beberapa hari.”

“Pasti dia sangat khawatir.” Keduanya lantas menghela napas pelan.

“Apa yang sedang kalian bicarakan?” Keduanya menoleh, mendapati Sehun dan Baekhyun baru saja masuk ke kelas.

“Lihat dia. Seperti baru saja kehilangan sebuah mobil mewah keluaran terbaru dengan edisi terbatas.” Jongin menunjuk ke arah Chanyeol dengan dagunya.

“Tadinya aku pikir Soojung akan kembali seperti dulu, setelah melihat akhir-akhir ini dia banyak berbicara dengan orang lain.”
Baekhyun mengernyitkan dahinya dalam menatap Jinri.

“Maksudmu? Apa dia tidak seperti itu sebelumnya?” Jinri menggeleng pelan. “Dulu dia adalah gadis yang ceria. Dia sangat cerdas hingga banyak yang mau berteman dengannya.”

Ketiga orang itu dengan serius menatap Jinri. Menunggu gadis itu melanjutkan ucapannya. “Dia berubah sejak beberapa orang mulai menjauhinya.”

-Flashback-

“Jadi, kau anak pelacur?!” Gadis kecil itu menatap sedih tiga orang gadis yang berdiri di depannya saat ini. “Tidak. Ibuku bukan pelacur!”
Ia menutup kedua telinganya kuat seraya menangis.

“Jangan berbohong. Sekarang hampir semua orang tahu, kau itu anak pelacur!”

“Tidak!”

“Sebaiknya kita pergi. Aku tidak ingin dekat-dekat dengannya.”

“Ayo.” Soojung terduduk lemas dengan air mata yang terus mengalir deras dari kelopaknya.

‘Aku bukan anak pelacur ...’

.
.
.

“Lihat anak pelacur itu!” Soojung mengeratkan pegangan pada tali tasnya seraya berjalan cepat dengan kepala yang menunduk, melewati beberapa siswa yang ada di koridor sekolah.

Pluk!

Langkahnya terhenti, saat merasakan sesuatu mengenai kepalanya. Tangannya tergerak untuk menyentuh rambut lalu mendapati sesuatu yang berlendir di sana. Tomat busuk. Gadis itu mulai terisak kecil ketika beberapa tomat busuk lainnya mulai mengenai seragam dan tas sekolahnya bertubi-tubi. Membuatnya menahan sakit akibat lemparan-lemparan itu.

That GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang