Chapter 2

3.9K 365 29
                                    


“Sepertinya hari ini tidak akan turun hujan.”

“Apa kau peramal?” Seketika Baekhyun mencibir pada laki-laki di sebelahnya yang kini tengah berbaring dengan kedua tangan sebagai bantal seraya memejamkan mata.

“Jika aku peramal, maka aku akan pastikan masa depanmu itu tidak akan beruntung.” Seseorang yang ia ajak bicara perlahan membuka mata, mendapati awan-awan putih melintas di atas kepalanya.

“Mungkin akan seperti itu.” Jawaban tanpa beban itu membuat Baekhyun kembali menoleh padanya. Laki-laki itu lantas menatap sahabat di sebelahnya dengan menyelidik.

“Bagaimana dengan wanita itu? Apa kalian benar-benar bersama semalam?” Tedas Baekhyun.
Chanyeol hanya mendesah pelan lantas memposisikan tubuhnya untuk duduk, membiarkan Baekhyun terdiam menunggu jawaban dari Chanyeol.

“Aku hanya sedikit mempermainkannya.”

“Jadi kau tidak bersamanya semalam?”

“Apa aku bilang begitu?”

Baekhyun mengernyit menatap Chanyeol. Dia sedikit tidak mengerti dengan apa yang dibicarakan laki-laki itu.

“Aku hanya menciumnya, itu sangat mudah untuk tau dia wanita seperti apa.”

Baekhyun ternganga mendengar penjelasan Chanyeol. Bukan soal Chanyeol yang hanya mencium gadis itu, tapi ia lebih tidak menyangka sahabatnya bisa berkata bijak.

“Lalu bagaimana dengan taruhan?”

“Jangan lupakan itu. Janji tetap janji.” Detik berikutnya Chanyeol berdiri dan meninggalkan Baekhyun dengan wajah tercengangnya seorang diri.

“Jika kau sudah bosan dengannya, aku yang akan mendekatinya.”

“…”

“Sepertinya dia akan lebih menyukaiku.”

“Ambil saja.” Chanyeol tidak menghentikan langkahnya, hanya tersenyum kecil lantas sosoknya hilang di balik pintu atap sekolah.

***

“Soojung ini untukmu.”

Soojung mendongak menatap Jinri yang kini berdiri di hadapannya dengan sepotong kue yang penuh di mulut. Gadis cantik itu tersenyum ke arahnya dengan pipi yang menggembul. Ia lantas melirik sepotong kue yang disodorkan Jinri padanya.

“Terima kasih, tapi aku tidak lapar.” Jinri menatapnya kesal, lantas mengambil posisi duduk di sebelah gadis yang kini sudah kembali fokus dengan bukunya.

“Hey!”

“…”

“Kau harus makan, setidaknya hanya sedikit. Aku tau kau bahkan tidak akan melihat dirimu di cermin, tapi semua orang bisa melihat wajahmu yang pucat itu.”

“Pergilah.” Jawaban gadis itu terdengar lirih, bahkan sangat lirih. Namun Jinri justru membukakan bungkusan kue itu dan menyodorkannya pada Soojung.

“Aku tidak lapar Jinri-a ...”

Jinri menarik napas dalam dengan bahunya yang merosot. Dia kembali mengunyah kue dalam mulutnya dengan gerakan pelan.

“Aku tau yang kau rasakan, tapi setidaknya kau harus hidup untuk dirimu sendiri.”

“…”

Soojung tidak menjawab.  Selanjutnya ia hanya melirik dari ekor matanya Jinri keluar dari ruang kelas dengan kecewa.

***

Soojung baru saja akan menyudahi aktifitas membaca ketika seseorang tiba-tiba duduk di sebelahnya.

That GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang