Chapter 4

3.1K 326 23
                                    

***

"Ada apa dengan wajahmu?"

Jongin menatap wajah Chanyeol semakin dekat dan penasaran. Ia memiringkan kepalanya beberapa kali, dahinya mengernyit melihat plaster aneh bermotif pelangi yang tertempel di sudut bibir sahabatnya itu.

"Apa seleramu sudah berubah?"

Jongin tersenyum mengejek, dia hendak menyentuh plaster itu namun Chanyeol menepis tangannya dengan malas. Seolah suasana hatinya sedang tidak baik saat ini.

Di sini lah mereka saat ini, di atap sekolah. Tempat biasa keempat sahabat itu menghabiskan waktu bolos mereka untuk sekedar tidur siang atau mengobrolkan hal-hal yang tidak penting seperti --Berapa nomor sepatu Guru Lee? Atau --Siapa gadis paling cantik di sekolah mereka? Ya itu lah Chanyeol dan teman-temannya.

"Apa kau bertengkar dengan ayahmu lagi?"

Kali ini suara Sehun, laki-laki itu berbaring di atas meja besar yang memang ada di sana dan biasa mereka gunakan sebagai tempat untuk bersantai. Tak ada jawaban dari Chanyeol, laki-laki itu hanya duduk seraya menatap ke depan dan sesekali melemparkan batu-batu kecil di sekitarnya ke udara.
Matanya menerawang.

'Bodoh!'

'Hanya orang bodoh yang memandang rendah orang lain tanpa tahu dirinya lebih rendah'

Kata-kata Soojung seperti sebuah rekaman yang sengaja diputarkan untuknya. Memaksanya untuk mendengarkan itu.

"Apa aku benar-benar orang yang menyedihkan?"

Pertanyaan Chanyeol membuat kedua sahabatnya itu mengernyitkan dahi. Kecuali Baekhyun, jangan tanyakan di mana anak itu, karena ia sudah pergi ke alam mimpinya.

"Apa kau merasa seperti itu?"

"Hey! itu bukan jawaban."

Jongin menoyor pelan kepala Sehun, yang kini juga sudah memposisikan dirinya duduk di sebalah Chanyeol. Sementara Chanyeol, laki-laki itu hanya tersenyum kecil lantas menunduk, memutar-mutar dan memainkan kerikil yang ada di tangannya.

"Mungkin aku satu dari hal di dunia ini yang tidak berguna."

"..."

"Seperti kerikil ini." Dan tangannya terangkat melemparkan kerikil tadi ke udara. Laki-laki itu lantas turun dari atas meja, berjalan meninggalkan ketiga sahabatnya yang terdiam memikirkan ucapan Chanyeol.

"Dia sangat menyedihkan."

"Kau benar."

***

"Kau sudah pulang? Cepat ganti bajumu dan makan malam bersama kami."

Soojung hanya melihat sekilas kedua orang tuanya. Ibunya yang sedang sibuk menyajikan makan malam dan ayahnya yang sudah duduk di meja makan seraya menyantap makanannya. Gadis itu lantas melanjutkan langkahnya memasuki kamar.

Tak berapa lama ia keluar dengan setelan pakaian rumah. Celana pendek sebatas lutut yang terlihat kebesaran serta kaos oblong berwarna putih yang terlihat kebesaran pula di tubuhnya. Ia berjalan mendekat dan duduk di seberang ibunya.

Hening, hanya terdengar suara sendok dan piring yang sesekali bersentuhan. Tak ada satu pun dari mereka bertiga yang memulai pembicaraan.

"Bagaimana sekolahmu?"

Gadis itu menghentikan kunyahan di mulutnya ketika suara ibunya memecah kesunyian. "Baik," dia kembali melanjutkan makannya.

"Bisakah kau belikan aku rokok?"

Soojung melirik sekilas pada ibunya. Dia dapat melihat wajah khawatir di sana.

"Aku tidak punya uang untuk me--"

That GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang