Chapter 11

1.6K 173 0
                                    


***

Gemercik hujan terdengar berjatuhan di atas dedaunan dan ranting pohon di depan koridor sekolah. Hawa dingin menyeruak, membuat siapa saja tidak akan sudi untuk berlama-lama berada di luar ruangan petang ini.

Adalah Chanyeol yang kini masih terdiam di tempatnya. Sedari tadi ia setia berdiri menyandar pada dinding dingin di ruangan minim cahaya itu, dan mendengarkan melodi-melodi yang mengalun lembut dari tuts-tuts piano yang dimainkan gadis di depan sana.

Ia terdiam, mendengarkan setiap nada yang dimainkan secara pelan dan lambat oleh jari-jari lentik Soojung, seolah menunjukkan apa yang sedang dirasakan gadis itu. Ia tahu, ini adalah ‘Maybe’ dari Yiruma, pianis terkenal di Korea. Gadis itu pernah menceritakan beberapa kali padanya tentang bagaimana ia mengagumi sang pianis berbakat itu.

Namun bukan itu yang membuat Chanyeol tertegun. Meskipun nada-nada indah itu adalah salah satu yang membuatnya terdiam, tapi pemandangan di depan sana yang justru membuatnya tak dapat beranjak sedikit pun. Ada sesuatu yang mendorongnya untuk mendekat, tapi hal lain membuatnya tak bisa melakukan itu. Ia ingin sekali menghapus air mata Soojung yang kini sudah membasah di pipi, ia ingin menggenggam erat tangan gadis itu dan memeluknya, lalu mengatakan semua akan baik-baik saja. Namun rasa bersalahnya membuatnya hanya bisa berdiri mematung di tempat.

.

.

Laki-laki itu mengerjap pelan lantas menatap lebih fokus saat Soojung mengakhiri permainannya. Ia dapat melihat di depan sana gadis itu terdiam, lantas menghapus jejak air mata dengan punggung tangannya.

“Aku akan ke sini lagi besok, baik-baik lah.”

Gadis itu tersenyum kecil seraya mengusap pelan piano di depannya, seolah ia sedang berbicara pada seseorang yang sangat disayangnya.

Laki-laki itu tertegun. Belum sempat ia tersadar dari lamunan, saat gadis itu menangkap sosoknya yang berdiri di depan pintu ruangan. Chanyeol dapat melihat dengan jelas Soojung tampak terkejut. Namun detik berikutnya gadis itu berusaha tersenyum, dan Chanyeol tahu itu kebohongan.

“Kau di sini?”

Chanyeol membalas senyuman gadis itu seraya memasukkan kedua telapak tangannya ke dalam saku. “Seperti yang kau lihat.”

Soojung tersenyum lebih lebar, lantas berjalan mendekat ke arah Chanyeol seraya menjinjing tas sekolahnya. Gadis itu berhenti tepat di depan Chanyeol seraya menunduk, mencoba menghindari kontak mata dengan laki-laki itu.

“Sejak kapan?”

Hening sesaat, Chanyeol terdiam saat gadis itu mendongak menatap ke manik hitamnya. Ia tahu gadis itu khawatir. “Baru saja.”

Soojung mengangguk, mencoba mempercayai ucapan Chanyeol, meskipun ia tidak cukup yakin. Karena mungkin saja Chanyeol sudah melihatnya cukup lama di sini, dan mungkin bahkan ia melihatnya menangis.

Laki-laki itu berdehem pelan, mencoba mencairkan suasana canggung di antara keduanya. Entah kenapa, atmosfir di ruangan itu terasa lebih hening meskipun keduanya tahu mereka tidak memiliki masalah sebelumnya.

“Di luar sedang hujan, apa kau membawa payung?”

“Eh, benarkah?”

“Kau tidak menyadarinya karena kau terlalu fokus memainkan lagu itu.”

Untuk sesaat mereka terdiam, gadis itu menatap dalam pada Chanyeol, seolah ada kata-kata laki-laki itu yang membuatnya bingung.

“Kau mendengarku?”

That GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang