***
"Chagiii ...," ucap Yoongi manja pada Eunra.
Kini Eunra dan Yoongi sedang berada di perpustakaan. Mereka sedang mengerjakan tugas bersama di jam istirahat ini. Dan selama mereka mengerjakan tugas, Eunra terus-menerus melamun. Yoongi yang akhir-akhir ini selalu melihat pacarnya itu melamun terus, langsung saja terlihat khawatir. Pasti ada masalah wanita itu. Pikir Yoongi.
"Chagiii ...," panggil Yoongi lagi ketika melihat respon Eunra yang masih melamun.
Eunra tersentak, ia menolehkan kepalanya. "Ya, Yoongi-ya?"
Yoongi cemberut. Ia mengerucutkan bibirnya kesal. "Kau ada masalah? Akhir-akhir ini aku sering melihat kau melamun."
"Ah, ani. Aku tak punya masalah, hanya saja aku selalu memikirkan Eunri. Akhir-akhir ini dia bersikap berbeda padaku." Eunra menghela nafasnya.
Wajah Yoongi yang cemberut, kini berganti menjadi wajah bingungnya. "Maksudnya bersikap berbeda denganmu? Terakhir kali aku melihat ketika dia sedang bersama Taehyung tadi pagi, dan ia juga bersikap biasa saja padaku, tak ada yang berbeda."
Eunra menghembuskan nafasnya. "Entahlah ... hanya saja, ia kini sering mendiamkanku. Bahkan ia juga bersikap dingin padaku. Aku tak tau apa salahku padanya, Yoongi-ya. Adikku itu terlalu sulit untuk ditebak."
"Apa kau sudah bertanya padanya?" tanya Yoongi. Meskipun ia tak terlalu dekat dengan Eunri, tapi ia juga peduli dengan adik pacarnya itu.
"Sudah, aku menanyakannya saat ia pulang dari pesta ulang tahun Hyena. Dan responnya malah menyuruhku pergi keluar kamarnya." Eunra menerawang kejadian seminggu yang lalu itu. "Dan kalau ku pikir-pikir, ia berubah menjadi dingin padaku semenjak pulang dari pesta Hyena itu. Apa ada sesuatu yang terjadi ketika di pesta ulang tahun Hyena, Yoongi-ya?"
"Ah, hanya masalah kecil. Saat itu Hyura menyelengkat Eunri, dan telapak tangan adikmu itu tertancap pecahan gelas," ujar Yoongi. "Ia juga menangis kesakitan saat ku obati, dan aku mengerti, itu pasti adalah hal yang wajar."
Eunra menganggukkan kepalanya, lalu ia tersenyum manis pada pacarnya itu. "Sudahlah, aku tak mau kau ikut terbebani oleh masalahku ini. Jja kita kerjakan tugasnya lagi."
"Chagi ...," panggil Yoongi.
Eunra mengangkat kepalanya. "Ne?"
"Kau harus tau, aku tak pernah terbebani oleh masalahmu. Aku bahkan senang-senang saja kau melibatkanku ke dalam masalahmu, karena dengan begitu, aku termasuk orang penting di hidupmu."
Pipi Eunra bersemu merah. Ia memukul pelan lengan Yoongi. "Gombal," ucapnya dengan senyuman yang ditahan.
"Hei, aku tak gombal, chagi. Aku mengucapkannya dari hatiku." Yoongi mengambil tangan Eunra, lalu menaruhnya di dadanya. "Kau bisa merasakannya? Jantungku selalu berdegup dua kali lebih cepat saat kau di dekatku. Dadaku bergemuruh, Eunra-ya."
Eunra mengulas senyum manisnya. Tak sia-sia ia menyukai Yoongi. Ia sudah tau dari awal, kalau memang Yoongi itu lelaki baik-baik.
"Ara ara, Yoongi-ya. Apa kau tidak malu diperhatikan seperti ini?" tanya Eunra sambil melirik sekitarnya.
Yoongi menolehkan kepalanya, ia bisa melihat beberapa orang di perpustakaan itu memandang mereka berdua dengan tatapan yang berbeda-beda. Ada yang menatapnya dengan tatapan memuji, berharap, bahkan ada yang cemburu dan kesal sekaligus.
Yoongi tertawa kecil. Ia tau mereka mengharapkan momen seperti ini ketika sedang berduaan dengan kekasih atau orang yang disukanya. Dan ia juga tau mereka ada yang cemburu atau iri dengan hubungannya dan Eunra ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let You Go
Fanfiction"Aku tak mau kau mencintaiku hanya karena Eunra Eonni yg menyuruhmu. Aku ingin kau mencintaiku apa adanya, bukan karena orang yg kau cintai menyuruhmu" -Lee Eunri "Berhentilah mencintaiku, dan tolonglah kau mulai mencintai adikku, Eunri" -Lee Eunra ...