bab 1

2.5K 37 0
                                    

          berawal dari kejadian tabrak lari dan meregut nyawa saudara kembarnya membuat kehidupan seorang gadis bernama elisa prabudinata berubah total, seorang gadis yang hidup di dalam keluarga yang kaku membuat elisa harus menjadi anak yang baik dan patuh oleh perintah yang harus dijalani. Sejak kejadian kecelakaan itu elisa dihantui rasa bersalah setiap harinya, elina prabudinata, saudara kembar elisa yang meninggal atas kejadian itu, elina mempunyai kepribadian yang aktif, periang, dan pemberani berbeda dengan elisa yang terlahir sebagai gadis pendiam dan pemalu. elina lebih di kenal dan terpandang di kalangan keluarganya, terkadang itu membuat elisa iri, tapi dia tetap menyayangi saudara kembarnya itu, walau gimanapun elina selalu ada di sampingnya dan melindungi dirinya. 

kecelakaan itu terjadi tepat di depan mata elisa, saat itu elina bosan di dalam kamar dan mengajak elisa untuk keluar, awalnya elisa menolak tapi elina tetaplah elina, gadis keras kepala yang harus keturutan apapun keinginannya dan dengan terpaksa elisa menuruti keinginan elina, untuk keluar dari rumah mereka cukup sulit karena harus ditemani oleh pengawal dan itu membuat mereka terganggu karena menjadi pusat perhatian banyak orang, hingga akhirnya elina mengajak elisa untuk keluar secara diam-diam, elina mencari celah agar tidak diketahui oleh pengawal, elisa hanya mengikut, hingga akhirnya mereka berhasil keluar dari rumahnya tersebut lewat pintu samping yang tak terkunci. Elina sangat senang begitupun elisa, mereka berdua bergandeng tangan berlari menjauh dari rumah mereka sambil tertawa riang, hingga akhirnya mereka menemukan sebuah taman yang sangat indah, mereka berdua tertakjub dan langsung lari ke dalam taman tersebut, taman tersebut dipenuhi rerumputan hijau dan bunga warna-warni, elina dan elisa berbaring di atas rerumputan tersebut, rasa lega menyelimuti perasaannya seperti baru keluar dari sebuah penjara selama bertahun-tahun, mereka tak pernah merasakan ini semua sebelumnya,

"aku senang ada di sini,sa" seru elina, elisa mengangguk menyetujui, "akupun begitu" jawabnya, kedua tangan mereka tak terlepas dari genggamannya.

tiba-tiba saja seekor kucing putih menghampiri mereka, mereka sedikit terkejut tapi akhirnya itu membuat mereka senang, kucing itu mengelus tubuhnya di elina dan elisa secara bergantian,

"andai aja kita bisa bawa pulang kucing lucu ini" seru elina sedih,

"tapi nanti kita bisa kan ketemu kucing ini lagi?" tanya elisa memastikan,

"keluar secara diam-diam?"tanya elina tersenyum,

"tentunya" seru elisa,

"gimana kalau kita namai dia luna?" saran elina, elisa setuju atas ide elina, menurutnya itu nama yang bagus dan cocok dengan kucing cantik ini,

seorang anak kecil datang menghampiri elina dan elisa membawa ranting pohon "huss.. huss" dia mengusir kucing itu dari pangkuan elina menggunakan, kucing itu lari menjauh, elina dan elisa bergegas untuk mengejarnya, kucing itu lari semakin jauh, elina lari terlebih dahulu sedangkan elisa jauh tertinggal di belakang,

"elina tunggu" panggil elisa yang sudah tak kuat,

"ayo elisa nanti kita kehilangan jejak kucing itu" elisa tak menghiraukan ia berlutut berusaha mengambil nafas sebanyak-banyaknya, 

TINNNNNN

"AAAKKKHHH" elisa langsung mengangkat kepalanya, itu suara elina, pikirnya, elisa lari menghampiri sumber suara tersebut, ia mendatangi orang yang sudah memenuhi korban,

"ELINAAAA" 

         Elisa berharap ini semua mimpi, ia berharap semua ini tidak nyata terjadi, ia bersender lemas di tembok rumah sakit dengan mulut yang tak berhenti berdoa, seluruh keluarga dan saksi kejadian sudah berkumpul, dokter keluar dari ruangannya, seluruh keluarga menghampiri termasuk elisa, 

"korban mengalami benturan yang keras hingga membuat pembekuan darah diotaknya, korban juga mengalami keretakan di tulang tengkoraknya, korban terlambat di bawa ke rumah sakit sehingga kehabisan darah yang sangat banyak, kami sudah berusaha semaksimal mungkin tetapi tuhan berkehendak lain, saya sebagai dokter mohon maaf karena tidak menyelamatkan nyawa nona. elina" kalimat itu sangat menyakitkan bagi elisa, sekujur tubuhnya lemas, dia duduk bersandar di dinding rumah sakit, air matanya deras mengalir membuat matanya membengkak, elisa tidak tau harus berbuat apa selain pasrah. Suara tangis memenuhi koridor rumah sakit, mamanya terjatuh pingsan, ini seperti mimpi bagi elisa, jalan tuhan memang tidak ada yang tau, elisa mau mengulang semua ini ia ingin menolak ajakan elina, tapi nasi sudah jadi bubur elisa tak bisa mengulang semuanya. 

Sandra, tantenya, memeluk elisa ia menguatkan elisa yang sudah tak bertenaga, "ini bukan salah kamu sa, ini bukan salah kamu" sandra mencoba untuk menenangkan hati elisa, walaupun itu tak berhasil sandra terus menyakinkan jika semua ini murni karena kecelakaan, elisa tetap menganggap semua ini salahnya, kejadian ini tidak akan terjadi jika elisa tidak menyetujui ajakan elina.

"nak, ini bukan salahmu" sandra memeluk tubuh elisa, semua keluarga sudah masuk ke dalam ruangan elisa tidak sanggup melihat elina yang sudah menjadi jasad. perawat membawa jasad elina untuk dibersihkan lalu di bawa ke rumah duka.

Elina sudah dikenakan dress putih dan wajah yang dihias, pelipis kepalanya memar biru dan terdapat beberapa luka dipipinya tapi itu tak mengurangi cantiknya, elisa terus memerhatikan jasad elina dengan air mata yang tak berhenti-henti. Noval, sepupu elisa anak dari sandra, berdiri di samping elisa, merangkul bahu elisa memberikan semangat untuk elisa, 

"udah ya ikhlasin elina, ini semua bukan sama kamu, ini takdir tuhan, kamu harus ikhlas supaya elina jalan ke tuhan dengan damai" elisa menyenderkan kepalanya di bahu Noval, elisa tidak lagi mempunyai semangat apapun, 

"kenapa bukan aku aja val? kenapa harus elina?" tanya elisa dengan lirih, elisa merasa dirinya yang lebih pantas berada di posisi elina saat ini, elina bisa membawa nama keluarga menjadi lebih baik dengan bakat dan kemampuan yang ia punya, noval tak meresponnya ia hanya merangkul lebih erat tubuh elisa.



abu-abuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang