Navy - 9

11 4 0
                                    

Blue's POV

Kuhentikan taksi yang lewat di hadapanku untuk menuju bandara. Dad memintaku untuk menjemput mereka. Setelah tiba, langsung kuberikan sejumlah uang untuk membayar argo taksinya.

Aku berjalan memasuki bandara dan memutuskan untuk membeli minuman sebentar selagi Mom memberitahuku kalau mereka akan mendarat setengah jam lagi. "Mochaccino Green Tea ukuran medium satu, please." Ujarku, memesan kepada sang pelayan.

Sekitar empat menit akhirnya minumanku jadi. Langsung saja aku melangkah keluar dari kedai ini dan berlalu menuju gerbang penjemputan penumpang.

"Mom! Dad!'" Teriakku ketika mendapati mereka.

Aku memeluk Dad bergantian dengan Mom. "Bagaimana kabarmu, Blue?" Mom bertanya selagi Dad merangkulku. Yang kulakukan hanya tersenyum tipis karena kuyakin Mom sudah tahu jelas bagaimana keadaanku. "Oh, aku mengerti. Bagaimana jika sekarang kita makan dulu?"

"Ide bagus." Sahut Dad.

***

Aku memang baru menceritakan soal Luke kepada Mom saja maka dari itu sekarang aku baru saja memperjelas cerita itu yang kali ini ditambah Dad yang sudah mengetahuinya. Dad terkejut dan sama sekali tidak menyangka dengan kepergian Luke. Dia bertanya-tanya di mana gerangan bocah pirang itu dimakamkan, namun aku sendiri tidak mengetahuinya. Atau tidak ada yang mengetahuinya. "Kejadiannya dua tahun yang lalu, Dad. Semua tempat di daerah itu hancur dan hanya ada keping-keping bangunan."

Mom menatapku nanar sambil mengusap-usap punggungku. "It's okay, darling." Bisiknya saat merengkuhku ke pelukannya.

Mencoba menghiburku, Dad mengajak kami untuk video calling dengan Sam di LA. Dad membuka Laptopnya dan mulai menelepon Sam lewat Skype. Tak lama, samar-samar keadaan kelas yang bising mulai tampak. "Dad! Oh, Mom! Hey, Blue!"

Kudengar seruan Sam di tengah-tengah lautan mahasiswa yang sedang ricuh. "Kau tidak bergabung bersama mereka, Sam?" Kudekatkan wajahku ke layar laptop.

"Well, mereka sedang merayakan ulang tahun anak populer."

"Kau tidak ikut?" Tanya Mom, mendekati laptop.

"Ugh, entahlah aku sedikit malas." Samantha bercerita banyak soal Los Angeles, mulai dari teman satu apartemennya yang bernama Jacy dan Zoel lalu ia menunjukkan foto kekasihnya yang keriting dan berlesung pipi. Ia orang Australia dan artis baru dari sebuah band, katanya.

Dia menyarankanku untuk mendengar lagu-lagu band kekasihnya itu. "Nama bandnya Five Seconds Of Summer." Yah, kira-kira seperti itu karena aku sendiri tidak begitu hafal dan kupikir nama itu sedikit sulit untuk diingat. "Baiklah, kulanjutkan nanti ya saat malam tahun baru. Dan oh, aku akan kenalkan Ashton pada kalian secepatnya! Dia sungguh manis, astaga."

"Aku ikut senang, Sam. Selamat."

"Sampai jumpa, Blue, Mom, Dad. I love you."

***

"Aku datang, Mom!"

Seruku sambil menuruni tangga untuk menuju taman belakang rumah. Dad dan Mom mengadakan pesta barbeque bersama tetanngga. Dad bilang ini akan seru dengan berbagi bersama yang lain. "Ambilkan saus kejunya, Blue!"

Setelah menjalani semua yang Mom suruhkan padaku, pun aku duduk di sebuah kursi yang berada di pojok dekat tembok rumahku. Tahun akan berganti tiga puluh menit lagi, kira-kira apa yang sedang Sam lakukan, ya?

Waktu di Los Angeles tiga jam lebih awal dari New York. Kudapati sebuah pesan dari Sam. Apa dia sedang bersama temannya di sana?

"From : Samantha

Navy (Hemmings)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang