Navy - 10

11 4 0
                                    

Author's POV

"... Tiga... Dua... HAPPY NEW YEAR, GUYS!!!"

Enam orang remaja yang telah selesai menghitung mundur malam pergantian tahun itu saling berpelukan. Dua pasangan di antaranya mulai berciuman. "Happy new year, Sam."

"Happy new year, Ash."

"Hey! Sudah bermesraannya! Aku dan Calum seperti dua orang yang kesepian kalian tahu?" Ujar salah satu dari mereka yang berambut merah.

"Ya, hentikan dan ayo kita nikmati makanannya, kawan!"

Mereka pun menurut saja karena memang mereka sedikit lapar. Diambilnya beberapa makanan ringan oleh mereka yang kini sudah duduk di trotoar dekat mobil mereka diparkir. Wajar saja, anak-anak muda. "Ash, aku mau ambil soda kalengnya dulu, ya. Tolong pegang ponselku." Kata si gadis berambut coklat yang sedikit ikal.

Dirinya berjalan menuju mobil kekasihnya yang berada di ujung. Sementara Ashton, kekasih gadis tersebut tengah memainkan ponsel gadisnya. Dibukanya aplikasi perpesanan dan didapatinya sepuluh pesan yang menumpuk di sana. Paling atas, merupakan dari kontak yang bertuliskan Blue. Sisanya hanya teman-teman dan promosi akun-akun operator.

Dibukanya pesan dari Blue karena pria ikal ini sedikit penasaran siapa itu Blue. Setahu dirinya Sam tidak memiliki teman yang bernama Blue.

Baru saja otaknya hendak menyimpulkan tetapi sudah terdengar bunyi tembakan yang menggelegar di malam syahdu itu. Ditambah, Ashton lupa kalau Sam tengah pergi mengambil minuman di mobilnya. Sontak kekhawatiran langsung menggerogoti dirinya dalam sekejap. "Hey, kenapa Sam belum kembali juga?" Gumamnya dan langsung berlari menuju mobilnya.

Dan, bam!

Benar saja. Kekhawatiran Ashton membuahkan apa yang ia takuti barusan. "SAMANTHA!!" Jeritnya.

Mendengar sahabatnya berteriak, teman-temannya pun berlari mengerubungi Ashton yang tengah merebahkan gadisnya di paha pria itu. "Ada apa dengannya, Ash?"

Namun Ashton tidak menjawab, dirinya panik. "Panggilkan ambulan! Bawa dia ke rumah sakit. Samantha...." Air matanya sudah bercucuran deras seolah-olah sudah tak ada harapan lagi baginya."CEPAT!! SAMANTHA!"

Sebelum ambulan tiba, datanglah dua orang polisi berlari mendekati mobil Ashton. "Apa kalian melihat seorang pria berpakaian serba tertutup?" Tanya polisi itu, yang mana tidak diberi respon oleh siapapun yang tengah berduka atas Samantha.

"Aku tahu sekarang." Ujar polisi yang satunya

***
Ashton's POV

Pria berambut ikal itu mendengarkan penjelasan polisi dengan wajah basah penuh air mata. Dirinya bahkan ikut merasa kesakitan yang dirasakan kekasihnya saat mendengarkan kesimpulan yang diambil polisi ini.

Ashton mendudukkan dirinya di kursi tunggu bersama ketiga sahabatnya yang lain dan satu orang gadis yang juga kekasih salah satu sahabatnya. "Tuhan, semoga dia baik-baik saja." Diusapnya wajahnya dengan kasar.

"Tenanglah, Ash." Kata salah satu temannya yang memiliki tindik di bibir. "Berpikir positiflah."

"Aku tidak bisa tenang. Tidak dengan mendengarkan mesin sialan itu berbunyi bersamanya! Dia tersiksa! Dia kesakitan!" Untuk pertama kalinya, pria itu memarahi sahabat-sahabatnya. "Bodohnya aku mengizinkannya mengambil minuman ke mobil sendirian! Harusnya aku menemaninya tadi!"

"Kami tahu kejadian itu begitu tiba-tiba dan sama sekali tidak terprediksi. Tapi jangan salahkan dirimu, Ash. Tuhan sudah merencanakan ini dan kau sama sekali tidak tahu sebelumnya." Ucap temannya yang berambut merah, yang untuk kali ini saja dia begitu bijak.

"Ashton! Kau sudah hubungi keluarganya?"

***

Terdengar nada sambung di ujung sana ketika aku terpikir untuk menelepon seseorang yang tadi hampir kusimpulkan siapa dirinya. Saran Calum benar juga. Aku jadi teringat dia yang kutebak adalah adiknya. Maka kuputuskan untuk meneleponnya menggunakan ponsel Sam yang masih di tanganku.

"Halo, Sam?"

"Halo, apakah ini Blue?"

Terdengar jeda yang lumayan lama di sana. Mungkin menyadari kalau yang menjawab adalah suara laki-laki dan bukan Sam seperti yang ia kira.

"Ya, ini Blue. Kau siapa? Di mana Samantha?"

"Ugh, maaf mengganggu. Aku Ashton, kekasih Sam. Aku menghubungimu untuk mengabarkan kalau Sam--"

"Ashton? Kekasih Blue? Oh, hai! Senang berbicara denganmu. Ada apa dengan Sam sampai kau yang meneleponku?"

"Sebenarnya Sam... Sam... Ia tertembak oleh seorang buronan."

"Kau bercanda. Ashton, kau kurang tidur jadi jangan mengigau."

Bisa kudengar suaranya serak dan seperti mengantuk. "Baik, dengarkan aku, oke? Jadi tadi sehabis kami menghitung mundur tahun baru, kami duduk untuk makan. Kemudian Sam menitipkan ponselnya padaku karena ia ingin mengambil minuman kaleng di mobilku yang ada di ujung. Saat aku memainkan ponselnya, tiba-tiba terdengar suara tembakan.

Aku baru ingat kalau Sam tengah mengambil minuman di mobilku, jadi aku berlari dengan seluruh perkiraan burukku yang mengada-ngada. Dan dugaanku benar. Dua orang polisi datang mencari seorang pria yang mencurigakan sebelum ambulan sempat datang. Dan saat di rumah sakit dua orang polisi itu sudah mendapat kesimpulannya.

Si pria yang merupakan buronan itu tengah berkeliaran di daerah sini, dirinya membawa senapan. Maka dipikirnya dengan menembak seseorang bisa membuatnya bebas dengan rencananya yang mungkin akan membuat polisi mengira kalau dirinya sudah mati menembak dirinya sendiri. Namun kenyataannya ia langsung kabur. Dan sekarang Samantha tengah kritis."

"Tidak mungkin. Ti-tidak mungkin. Tidak mungkin!!!" Ia menjerit dan kudengar suara kakinya yang menendang tembok. "ARRGHH! Kenapa semuanya jadi rumit begini? Aku baru saja kehilangan dirinya dan sekarang kakakku sekarat! Tuhan, apa rencanamu selanjutnya?! Hiks hiks."

Aku ikut sedih ketika mendengar gumamannya yang samar-samar kudengar di telepon sesaat sesudah kudengar bunyi ponselnya yang dibanting. "Jika kau dan keluargamu ingin kemari, akan kukirimkan alamat rumah sakitnya."

"Baik. Terima kasih, Ashton. Akan kubangunkan Mom dan Dad."

Ucapnya dan langsung menutup teleponnya. Pun aku berbalik untuk menunggu keadaan Samantha bersama yang lainnya.

To be continued!

AUTHOR NOTE TERPENTING BACA YHA GUYSSS:* Q KASIH BONUS GIF DEH DI MULMED YAK:')

Pssss : gif mekel di mulmed ucul asf.

Sorry pendek yha gengs, daku ngestuck as hell. Jadi jan pada bingung ya di sini kaya :

"kan Luke udah mati?"
"Kok dia ada lagi sih?"
"Ini maksudnya gimana kok gajelas sih"
"Ih plin plan nih authornya katanya Luke mati kok kek gini. Gimana sih"

I'll be like : guys, sabar dulu ya. Semua kan belum keungkap so yang mau stay dan penasaran sama cerita ini silahkan keep reading trus vomments. Yang gasuka yowes tinggalkan saja dan pulangkan lah daku pada ibuku(?) Lol.

But hey! Jangan pernah lo kepikiran buat nebak kek gini,

"gue tau pasti si Luke nya amnesia ya?"

HELL NO!!

Mostly all of my friends have said that and I'm so so so annoyed of them. So hindari kata2 itu ya. Gue bakal usahain biar ga menstrim kok guys:) tunggu ae ya. (Panjangan an nya sama ceritanya-,,,-)

Tunggu gua ama Luke sebar undangan maksudnya :v

Tertanda salam,

Adele Hemmings. Ily xx

Navy (Hemmings)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang