5 (Teamodachi)

247 38 10
                                    

Hai? Masih semangat? 

Happy reading <3 luv :*

.

.

.

Matahari mulai menampakkan diri saat aku sedang asik menggeliat karena terusik oleh cahayanya. Aku mengucek mataku pelan. Menyingkirkan sejumput rambut yang menutupi wajahku dan menguncirnya. Aku mulai merentangkan tangan dan merenggangkan otot-ototku lalu beranjak dari pusat gravitasi terkuat segalaksi bima sakti –kasur. Merapikan tempat tidur dan berjalan menuju jendela, menyibak tirai dengan perlahan. Mengambil handuk dan berjalan menuju kamar mandi. Setelahnya bergegas turun ke bawah untuk sarapan.

" Bun, sarapan pake apa?"

"..." krik.

"Bunda... ayah... " krik krik.

"..." krik krik krik krik. Ayah pelihara jangkrik ya?

"Buset, pada kemana ini?" gumamku. Aku mengitari dapur dan mendapati kertas kecil di atas meja. Yang bertuliskan bahwa Bunda akan pergi selama seminggu karena kegiatan field trip bersama teman sekantornya. Aku menghela napas. Terus ayah mana? Ikut bunda masa? Eh, kalo ayah gak ada, aku berangkat naik bis, dong? Azzzz males banget sumpah.

Setelah memakan sandwich yang tergeletak rapi di sebelah surat sialan itu, aku melahapnya dengan cepat. Memakai kaos kaki dan sepatu, bergegas mengunci pintu. Berjalan kurang lebih 300 meter dari rumah menuju halte terdekat.

Sabar banget gue udah kayak bu Marlisna. Fyi, bu Marlisna adalah guru paling paling sabar seantero sekolahan. Lo mau bandelnya kayak apapun juga dia gak akan marah. Cuma bilang "Istighfar, nak!" sambil elus dadanya sendiri. Yaiya lah masa dada Jupe. *krik krik krik*

Untung saja setelah aku sampai di halte, bis langsung datang. Perfect time, lucky!

Saat aku sedang asik mendengarkan lagu sambil melihat jendela, aku menangkap sosok yang tak asing di luar sana sedang mengendarai motor CBR hitam tanpa helm, bajunya tidak rapi sama sekali, tanpa dasi, dan tanpa ransel dipunggunggnya. Bocah itu bolos? Hmm mungkin. Tapi ,tau apa aku? Aku mengalihkan pandanganku dari jendela. Menjernihkan pikiranku tentang laki-laki yang baru saja aku temui dalam bis yang sedang tertidur beberapa waktu lalu.

_

"Jadi, minggu depan sepakat ya ulangan harian BAB Sistem Peredaran Darah? Soal esai 15 buah. Baik, saya akhiri. Selamat pagi." Ucap pak Jan Evradus sambil menggendong buku di tangannya.

"Pagi, paaak!" jawab kami lesu dengan kompaknya. Baru pelajaran pertama, udah dapet oleh-oleh ulangan.

"Coi, makalah fisika udah belom?" tanyaku pada Eliza.

"Ajakin adik minum kopi sianida, bang! Adik lelaah. Belum." Eliza dengan semena-mena menduduki mejaku. Langsung saja kutabok bokongnya.

"Gak bisa copas di google gengs. Gimana nih? Udah males banget gue. Besok minggu mau jalan sama Gerrard." Siapa lagi kalau bukan Revi?

"Mau juga ih jalan sama pacar. Ya gak Han?" Clarissaa dengan manjanya menyenggol lengan Hanna. Hanna langsung memutar bola mata dan melipat lengannya.

"Gimana kalo kita ke perpus aja? Cari buku referensi. Mumpung masih seminggu lagi." Annisa menyarankan. Doi emang rajin ya. Yang lain ngeluh, doi ngasih saran.

"Eh, ide bagus tuh. Kan bisa ketemu pak Bastian." Celetuk Feli sambil senyum-senyum manja.

"Halah, modus aja lo bisanya!" ucap Eliza, Hanna, Revi, Clarissa, Annisa dan aku kompak. Feli hanya cengar-cengir sambil mencubit lenganku manja.

PEMBATAS BUKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang