16 (Es Kopyor)

152 9 2
                                    

Yang sudah baca, tolong vote dan comment ya :) setidaknya hargai karya gue walau ecek sekali. kalian comment apapun, dan gue girang :'v

So, happy reading say <3 <3

.

.

.

Aku dan Bella sedang berada di lapangan. Melihat daftar pembagian kelas. Saat Bella menemukan namanya, aku makin gelisah mencari sebaris tinta yang tertulis; Airinna Rahma Aulia.

"Airin! Kita sekelas!" Bella memekik.

"Hah?" tanyaku yang masih sibuk mencari namaku diantara ratusan nama yang tertempel dikertas.

"Ternyata nama kamu ada di atasku!" Bella memelukku erat. Sesak sekali. Dia beberapa kali menjerit riang. Aku berusaha tenang. Syukurlah kami sekelas. Aku tidak perlu repot mencari teman yang belum tentu cocok denganku. Aku membalas pelukannya.

Kelas VII A.

Dimana aku memulai debut masa SMPku.

Flashback off...

_

Siang ini begitu terik. Sekarang aku tidak hanya bersama Bella. Karena pembagian bangku kelas kami dibuat berkelompok, jadi kami mendapat satu orang teman yang asyik diajak ngobrol. Namanya Fira. Tubuhnya lebih besar dibanding kami berdua, tapi umurnya paling muda diantara kami. Fira terkesan tomboi, potongan rambutnya pendek mirip aktor korea Lee Min Ho, kulitnya putih bersih, giginya gingsul dan punya dua lesung pipit. Berbeda dengan Bella. Bella benar-benar feminin. Rambutnya yang hitam sepinggul selalu diurai, terkadang bagian samping rambutnya dikepang, terlihat manis. Bella memiliki warna kulit yang Indonesia banget. Sawo matang. Giginya yang putih berderet rapi ketika tersenyum. Bella terlihat manis, sedangkan Fira sangat cool. Aku? Mmm.. mungkin aku perpaduan dari mereka berdua. Manis + cool = es kopyor.

Ngomong-ngomong soal es kopyor, kami bertiga sedang asik minum es kopyor tiga ribuan di kantin depan sekolah. Karena kantin di area sekolah terlalu padat pengunjung. Entah itu yang membeli makan dan minum, minum saja, atau hanya bergosip. Yah, gosip merupakan bagian dari pergaulan, bukan?

Di kantin depan sekolah juga, ada kak Joanda dan kak Vincent. Emm.. aku tidak sengaja melihat name tag kak Vincent barusan. Mungkin aku harus sering kesini agar mataku lebih segar. Ah, apakah kak Jo suka es kopyor?

"Vin, gue bingung. Kak Kevin nawarin gue buat jadi calon kandidat ketua OSIS. Menurut lo, gue di OSIS selama ini berguna, gak?" tanyanya sambil mengaduk es jeruk dengan sedotannya. Hanya dengan mendengar suaranya saja, jantungku rasanya mau copot. Aku menarik napas, lalu mengembuskannya perlahan. Lalu aku melirik mereka lagi dan memasang telinga.

"Lo jangan kayak gak berguna gitu sih!" Kak Vincent menoyor kak Jo. Wajahku menegang. Terkutuklah manusia yang bernama kak Vincent! "Selama ini lo keliatannya semangat banget ikut OSIS. Gue dukung lo. Seribu dua ratus lima puluh tiga persen!" ucap kak Vincent menyemangati sambil mengacungkan dua jempolnya. Tapi kak Jo masih memasang wajah gelisahnya. Andai saja aku ada disana, aku akan membelai waja- oh! Aku mengkhayal terlalu tinggi. Aku menampar wajahku dan tatapanku masih fokus pada mereka berdua.

Plak.

Aku menoleh. Fira sedang menatapku tajam. Sedangkan Bella, asyik cekikikan melihat aku ditabok oleh Fira.

"JA-TUH CIN-TA" ucap Bella pada Fira. Aku segera mengelaknya.

"Eh! E-eng-enggak, kok! Cuma ngefans. Lagian siapa coba yang gak ngefans sama dia?"

"Aku!"

"Aku!" jawab Bella dan Fira kompak. Aku menghela napas panjang. Lalu menenggelamkan wajahku.

PEMBATAS BUKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang