23 (Mengorek Luka Lama)

126 5 7
                                    

Hi people!

Di part ini, author mau pake sudut pandangnya Andre. Flashbacknya belum end kok. Flashbacknya dilanjut setelah part Andre ini selesai :)

So, happy reading my love <3 <3

.

.

.

Andre Point of View

Bruk.

Dengan lesu gue merebahkan tubuh gue di kasur. Dengan gerakan malas, gue menghidupkan AC demi menghilangkan rasa gerah di hati gue. Kenapa? Entah, mungkin karena akhir-akhir ini Airin sering muncul dipikiran gue. Gue tahu ini gila. Selama ini gue gak pernah tertarik menanggapi ucapan perempuan. Bahkan gue sering menghindar dari perempuan yang mencoba untuk dekat dengan gue.

Tapi, entah kenapa, kali ini gue merasa aneh, dan ini gila. Ini seperti bukan Andre Pragata yang biasanya. Oh, tunggu, apakah Airin memiliki kekuatan magis sampai-sampai dia bisa membuat mindsetku berubah dengan cepat? Apakah dia adalah bangsa vampir yang dapat membuat siapa saja terpikat padanya? Kemudian gue benar-benar terpikat, lalu setelah gue jatuh kepelukannya, dia menghisap darah gue sampai habis, dan berakhirlah hidup gue ini.

"AAAARRRRRGGGHHH PERSETAN SAMA AIRIN!!!!" teriak gue sambil membuang bantal yang sejak tadi gue dekap.

Gue mendadak berubah menjadi manusia tolol. Airin itu perempuan. Perempuan dimana-mana sama saja. Hanya terpikat pada harta, kemudian jika sudah puas dengan hartanya, dia rela meninggalkan siapa saja. Lalu beralih pada laki-laki lain yang lebih kaya. Satu-satunya perempuan yang pantas gue sayang hanya Nana, adik gue.

"Abaaaaaannggggg!!! Buka pintunya dong!" gue mengembuskan napas lesu. Lalu berjalan ke pintu dan membukanya. "Bang, temenin Nana ke bookstore, dong!" rengeknya sambil memegangi lengan gue. Gue memang sedang ada di rumah Papa. Di rumah gue yang satunya, terlalu membosankan. Hanya ada mbok Tum dan Hiro—anjing gue.

"Emang mobil kamu kenapa?" tanya gue sambil melepas tangannya dari lenganku.

"Si merah lagi dipake temen," jawabnya seolah-olah mobil adalah penghapus, yang siapa saja boleh memakainya.

"Yang Mazda mana?" tanya gue lagi.

"Di bengkel, kemaren abis ditabrak sama adek kelas kurang ajar!" ucapnya geram. Lantas gue mengambil jaket abu-abu tua dan memakainya. Lalu Nana bersorak ria.

"Mau ngapain ke bookstore, Na? Tumben," tanya gue saat mobil berhenti di lampu merah.

"BTS Fanbook rilis hari ini. Ada bonus poster album barunya, lagi! Nana gak boleh kehabisan! Dan cuma hari ini yang ada sign membernya, bang! Cuma 60 lagi. Nana gak boleh keabisan!"

"Apapun itu, abang males kalo nemenin kamu beli yang gak berguna lagi."

"Ih abang mah, itu berguna banget buat kesehatan mata dan hati aku, bang! Abang gak tau rasanya jadi fangirl, sih!" ocehnya sambil memukul lengan gue.

"Bodo amat," kata gue ketus.

"Gantinya segelas Americano, deh!" ucapnya sambil menjambak rambut badai gue. Seketika gue nyengir dan mempercepat laju mobil ini. "Abang makanya punya pacar, dong! Biar gak gabut di rumah. Apaan mainnya sama anak laki mulu. Maho entar kamu, bang!"

"Puter balik aahh,"

"IH ABANG ASPAAN DAAAH!! GA LUCU!"

"Nana ngomong aja typo, ya. Udah sampe noh. Abang sini aja deh," ucap gue sambil merendahkan posisi joknya untuk gue merebahkan tubuh.

PEMBATAS BUKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang