03

57 13 2
                                    

Pagi hari di sebuah rumah...

Arirham menyisir rambutnya di depan cermin kamar. Berkali-kali ia mencoba berbagai gaya rambut, tapi selalu saja gagal membuatnya puas. Akhirnya ia kembali dengan style rambutnya sehari-hari. Aneh! Ngak jelas kenapa ia merasa lebih pede dengan style ala jaman sekarang. Ia lalu mengambil parfum dan menyomprotkan di sekujur tubuhnya.

Semenjak ibunya meninggal dunia saat ia duduk di kelas 2 SMP, ia jadi sering mengunci diri di kamar dan mendengarkan musik yang menurut ayahnya seperti musik "setan". Ia ngak pernah peduli lagi dengan urusan sekolah, apalagi urusan keluarga. Yang terpenting baginya adalah menjadi pemimpin baik di Perusahaan Bintoro ini.

Arirham menganggap ngak ada lagi orang yang peduli padanya. Apalagi sekarang, ayahnya sedang dekat dengan seorang wanita. Mèskipun Arirham belum mengenal "pacar" ayahnya itu, udah pasti dia ngak bakalan setuju wanita itu gantiin posisi ibunya. Padahal ayahnya sudah berkali-kali merayu agar ia mau berkenalan dengan wanita yang bernama Tante Ratna itu.

Tulilut....Tulilut... HP di mejanya berbunyi. Buru-buru ia mengambilnya dan melihat nama yang tertulis di layar. Jennie.

Dengan malas Arirham mengangkatnya. "Halo..."

"Pagi, Honey..." sapa seorang cewek manja.

"Hmm..." jawab Arirham datar sambil sibuk membereskan peralatan sekolah.

"Kamu lagi ngapain?"

"Yaa.. mau berangkat sekolah laah"

"Oh.. udah sarapan?"

"Aduh.. ngapain sih pake nanya-nanya?"

"Kok marah sih? Aku kan cuma pengen tau, Sayang"ucap cewek itu dengan nada menggoda " oh.. iya nanti jadi kan kita clubbing"

"Hmm, liat nanti aja deh" jawab Arirham sambil memindahkan posisi Hp nya.

"Yaa udah... aku tunggu ya.... Mmmmuahh"

"Hmm" Tut! Arirham langsung mematikan HP-nya. Hubungan Arirham dan Jennie ngak jelas. Dibilang pacar, bukan. Dibilang teman, juga bukan. Lagian Arirham doyan banget tebar pesona dengan cewek. Makanya ngak jarang cewek yang kege-eran dan kejebak rayuan gombalnya. Salah satu korbannya ya Jennie ini, yang kebetulan sepupu Darren.

Arirham keluar dari kamar dan melihat papanya sedang sarapan di meja makan. Ia langsung mengurungkan niatnya sarapan dan bergegas menuju mobilnya.

"Arirham!" Panggil papanya yang merasa dicuekin anaknya.

Arirham menghentikan langkah dan dengan ogah-ogahan membalikkan badanya menatap papanya.

"Kamu tau sopan santun tidak? Pergi seenaknya saja tanpa pamitan. Kamu anggap papa apa, hah"

"Arirham mau berangkat" ucap Arirham ngak niat.

"Sampai kapan kamu mau terus keras kepala?" Papa berkata lantang. "Apa kamu pikir semua orang harus mengikuti kemauan kamu?"

Arirham diam saja, malas memberikan komentar. Masalahnya bakal panjang kalau sampai dia ikut-ikutan ngomong. Bisa-bisa ia terlambat masuk sekolah.

"Tante Ratna hari ini mau datang ke rumah. Papa harap kamu mau menemuinya..."

Arirham menatap tajam mata papanya. Apakah alasanya yang dulu-dulu ngak jelas? Apa Papa lupa Arirham marah kalau papanya menyebutkan nama wanita itu di depannya.? Wanita, yang cepat atau lambat akan menjadi ibu tirinya, menggantikan ibunya. Meski apanya selalu membicarakan tentang sifat baik Tante Ratna, membayangkan wajah wanita itu saja, Arirham malas. Apalagi harus bertemu dan berkenalan dengannya. Jangan harap Arirham mau!

FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang